Kelurahan Grendeng adalah salah satu kelurahan di wilayah kecamatan Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah
Kamis, 25 Januari 2018
Membaca Al Quran dengan metode muriq di Masjid Asakinah RW. 02 Grendeng
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3zZrV-NPR2SfUs63ToGVF8EWmuBhlkCEuCkAI3q0ib3BBCmYG8yIbKG2iziBrF2m0jyedg53P31pDkYsW2VuLBXEd4QCF31EivOVnnvWPOo2edMip37xXj-BXTWtkQEQehq5Maxb8cFi4/s640/m3.jpg)
Bismillahirrahmanirrahim...
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Apa kabar Sahabat Qur'ani ?
Yuk ikut bersama kami di "Pelatihan Membaca Al Qur'an Metode MuriQ (Murotal Irama Qur’an)"
Dari Usman bin Affan ra, Rasulullah saw bersabda “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Tirmidzi)
Yuk Sahabat belajar Alquran, siapa sih yg ga mau jadi sebaik-baik orang π€π€
"Menjadi generasi yg Qurani"
yang insyaAllah dilaksanakan pada :
π Ahad, 04 Februari 2018
⏰ 08.00-15.00
π Masjid “As-Sakinah” yang ber alamat di :
Jl.Kenanga Gg.Durian, Grendeng. Purwokerto Utara
π£ dengan pembicara yang super keren tentunya!
Ustadz Ahmad Thohari S.Pd.I
(Solusi Qur'an Purwokerto)
π² Free HTM (Tidak dipungut biaya)
Terbuka untuk umum (Diprioritaskan untuk ustadz/ustadzah TPQ)
Terbatas hanya untuk 100 Peserta
Yuk ikut, dan dapatkan :
✨ ILMU yang bermanfaat
✨ Teman yang Shalih & shalihah
✨ Buku MuriQ
✨ Snack
Dan masih banyak manfaat lain yang akan didapat, insyaAllahππ
Serukan??
πTunggu apa lagi, Segera daftarkan diri anda sebelum 31 Januari 2018 , ke kontak berikut ini :
π Yusuf (081-239-018-529) / (081-564-040-55) Wa
π Danang (085-747-781-490) Wa
dengan format :
Nama_Nama TPQ_Nama Masjid
Sekian,
Wassalamu'alaikum wr wb
Minggu, 21 Januari 2018
ASN HARUS JAGA NETRALITAS DALAM PILKADA
Menjelang Pilkada 2018, Aparatur Sipil Negara (ASN) / Pegawai Negeri Sipil (PNS) diingatkan untuk menjaga netraliatas dalam pelaksanaan pesta demokrasi lima tahunan tersebut. Hal itu disampaikan Sekda Banyumas Wahyu Budi Saptono saat membacakan sambutan BupatipadaApel Kesadaran Korpri Rabu (17/1) di Halaman Pendopo Sipanji yang diikuti oleh ratusan ASN dari Sekretariat Daerah, Sekretariat Dewan dan Badan Keuangan Daerah
“Dalam menghadapi pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa tengah serta pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Banyumas tanggal 27 Juni 2018, saya menghimbau segenap Anggota Korpri Kabupaten Banyumas untuk bersikap netral. Netralitas Korpri sangat diperlukan demi terwujudnya iklim sejuk dan kondusif jajaran birokrasi pemerintahan, dari tingkat kabupaten sampai dengan tingkat desa/kelurahan,” katanya
Sekda menambahkanparadigma baru Korpri yaitu profesional, netral, dan sejahtera, harus terus mendorong anggota Korpri untuk selalu profesional dalam bekerja melalui pemberian pengabdian, karya dan pelayanan terbaik kepada masyarakat, dan pada sisi yang lain, secara bertahap berupaya meningkatkan kesejahteraannya.
“Saudara-saudara harus tetap fokus dan bekerja secara profesional, serta menjaga monoloyalitas hanya kepada bangsa dan negara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Selain itu, jaga persatuan dan kesatuan, persaudaraan, kebersamaan, dan jiwa korps,” tambahnya
Yang harus dikuatkan menurut Sekda adalah persaudaraan dan harmoni di Bumi Banyumas tetap terjaga. Hal ini juga selaras dengan pesan Bapak Presiden Joko Widodo selaku Ketua Penasehat Nasional Korpri pada Peringatan HUT ke–46 Korpri tahun 2017, bahwa korpri harus mampu menjaga netralitas organisasi, menempatkan pelayanan masyarakat di atas kepentingan pribadi, organisasi dan golongan.
“Setiap anggota Korpri terus memperbaiki diri, meninggalkan cara-cara rutin, dan memperkuat semangat debirokratisasi. Jangan pernah berhenti berinovasi, manfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, untuk menciptakan terobosan layanan publik yang sfektif, efisien, transparan, dan akuntabel,” tambahnya https://www.banyumaskab.go.id
“Dalam menghadapi pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa tengah serta pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Banyumas tanggal 27 Juni 2018, saya menghimbau segenap Anggota Korpri Kabupaten Banyumas untuk bersikap netral. Netralitas Korpri sangat diperlukan demi terwujudnya iklim sejuk dan kondusif jajaran birokrasi pemerintahan, dari tingkat kabupaten sampai dengan tingkat desa/kelurahan,” katanya
Sekda menambahkanparadigma baru Korpri yaitu profesional, netral, dan sejahtera, harus terus mendorong anggota Korpri untuk selalu profesional dalam bekerja melalui pemberian pengabdian, karya dan pelayanan terbaik kepada masyarakat, dan pada sisi yang lain, secara bertahap berupaya meningkatkan kesejahteraannya.
“Saudara-saudara harus tetap fokus dan bekerja secara profesional, serta menjaga monoloyalitas hanya kepada bangsa dan negara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Selain itu, jaga persatuan dan kesatuan, persaudaraan, kebersamaan, dan jiwa korps,” tambahnya
Yang harus dikuatkan menurut Sekda adalah persaudaraan dan harmoni di Bumi Banyumas tetap terjaga. Hal ini juga selaras dengan pesan Bapak Presiden Joko Widodo selaku Ketua Penasehat Nasional Korpri pada Peringatan HUT ke–46 Korpri tahun 2017, bahwa korpri harus mampu menjaga netralitas organisasi, menempatkan pelayanan masyarakat di atas kepentingan pribadi, organisasi dan golongan.
“Setiap anggota Korpri terus memperbaiki diri, meninggalkan cara-cara rutin, dan memperkuat semangat debirokratisasi. Jangan pernah berhenti berinovasi, manfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, untuk menciptakan terobosan layanan publik yang sfektif, efisien, transparan, dan akuntabel,” tambahnya https://www.banyumaskab.go.id
SMP N 8 PURWOKERTO JAWARA JELAJAH GALANG 2018
Penggalang SMP Negeri 8 Purwokerto memborong Juara Jelajah Galang 2018 yang digelar oleh Ambalan Bhisma Tri Dharma dan Dewi Ratih Gugus Depan 05.2813-05.2814 SMA Negeri 3 Purwokerto. Regu putra dan putri sekolah itu berhasil meraih nilai tertinggi dan menjadi yang terbaik pada kegiatan yang dilaksanakan, Sabtu (20/1).
Acara dibuka oleh Bupati Banyumas Ir Achmad Husein, diikuti sebanyak 28 regu penggalang dari SMP/MTs Se Kabupaten Banyumas.
Bupati Achmad Husein menyambut baik, kegiatan yang dilaksanakan secara rutin oleh Pramuka SMAN 3 Purwokerto. Menurut Bupati Pramuka menjadi salah satu pencetak generasi berkarakter, yang memiliki rasa tanggungjawab, mandiri, disiplin, berani dan tidak putus asa.
“Bahkan saat saya ketemu dengan Presiden Bapak Jokowi beberapa waktu yang lalu di Pekuncen, beliau bertanya mengapa Banyumas bisa memiliki Puluhan Jenderal, dengan bangga saya menjawab karena pramuka, dan Pramuka Banyumas sudah 30 tahun tergiat di Jawa Tengah,” kata Bupati.
Sementara itu Kepala SMA Negeri 3 Purwokerto Drs Ananto Nur Semedi mengatakan kegiatan jelajah galang merupakan kegiatan rutin yang digelar setiap tahun dan tahun 2018 merupakan tahun ke 27.
“Kegiatan ini digelar dalam rangka memeperingati ulang tahun sekolah sekaliligus ambalan yang ke 28,” katanya.
Melalui jelajah galang, Ananto berharap para pengalang memiliki ruang untuk berevaluasi dan motivasi serta semangat yang akan menjadikanya sebagai seorang pramuka, dengan kepribadian kuat dan mempunyai pengetahuan materi-materi kepramukaan yang akan menjadi bekal sebagai penerus bangsa.
Pradana Dewan Ambalan Bhisma Tri Darma, Weka Halim Muktabar mengatakan bahwa lomba jelajah galang 2018 diikuti oleh 28 Regu, terdiri 13 regu putra dan 15 regu putri. Menurutnya Jelajah Galang merupakan kegiatan kas Ambalan Bhisma Tri Dharma dan Dewi Ratih yang salah satu tujuannya adalah dalam rangka melatih dan mewujudkan anggota pramuka menjadi generasi penerus bangsa yang dapat memimpin, berpengetahuan, serta kuat kepribadiannya.
Weka melanjutkan bahwa peserta diwajibkan melewati sepuuh pos yang berada di dalam dan di luar ruangan.
“Setiap pos peserta diwajibkan mengerjakan tugas yang meliputi pos komunikasi, kedisiplinan, kekompakan, ketangkasan, kebudayaan, keselamatan, pioneering, KIM dan lainya” jelasnya.
Pada akhir perlombaan ditetapkan sebagai juara untuk Regu Putra, Juara I I SMP Negeri 8 Purwokerto, Juara II SMP Negeri 1 Sumbang, Juara 3 SMP Negeri 4 Purwokerto
Sedangkan Regu Putri Juara I SMP Negeri 8 Purwokerto, Juara II SMP Negeri 1 Sumbang dan Juara III MTs Maarif NU Cilongok.
Upacara penutupan dan penyerahan piala dilakukan oleh Ketua Kwarcab Banyumas Drsa Achmad Supartono dan Kepala SMA Negeri 3 Purwokerto https://www.banyumaskab.go.id
Acara dibuka oleh Bupati Banyumas Ir Achmad Husein, diikuti sebanyak 28 regu penggalang dari SMP/MTs Se Kabupaten Banyumas.
Bupati Achmad Husein menyambut baik, kegiatan yang dilaksanakan secara rutin oleh Pramuka SMAN 3 Purwokerto. Menurut Bupati Pramuka menjadi salah satu pencetak generasi berkarakter, yang memiliki rasa tanggungjawab, mandiri, disiplin, berani dan tidak putus asa.
“Bahkan saat saya ketemu dengan Presiden Bapak Jokowi beberapa waktu yang lalu di Pekuncen, beliau bertanya mengapa Banyumas bisa memiliki Puluhan Jenderal, dengan bangga saya menjawab karena pramuka, dan Pramuka Banyumas sudah 30 tahun tergiat di Jawa Tengah,” kata Bupati.
Sementara itu Kepala SMA Negeri 3 Purwokerto Drs Ananto Nur Semedi mengatakan kegiatan jelajah galang merupakan kegiatan rutin yang digelar setiap tahun dan tahun 2018 merupakan tahun ke 27.
“Kegiatan ini digelar dalam rangka memeperingati ulang tahun sekolah sekaliligus ambalan yang ke 28,” katanya.
Melalui jelajah galang, Ananto berharap para pengalang memiliki ruang untuk berevaluasi dan motivasi serta semangat yang akan menjadikanya sebagai seorang pramuka, dengan kepribadian kuat dan mempunyai pengetahuan materi-materi kepramukaan yang akan menjadi bekal sebagai penerus bangsa.
Pradana Dewan Ambalan Bhisma Tri Darma, Weka Halim Muktabar mengatakan bahwa lomba jelajah galang 2018 diikuti oleh 28 Regu, terdiri 13 regu putra dan 15 regu putri. Menurutnya Jelajah Galang merupakan kegiatan kas Ambalan Bhisma Tri Dharma dan Dewi Ratih yang salah satu tujuannya adalah dalam rangka melatih dan mewujudkan anggota pramuka menjadi generasi penerus bangsa yang dapat memimpin, berpengetahuan, serta kuat kepribadiannya.
Weka melanjutkan bahwa peserta diwajibkan melewati sepuuh pos yang berada di dalam dan di luar ruangan.
“Setiap pos peserta diwajibkan mengerjakan tugas yang meliputi pos komunikasi, kedisiplinan, kekompakan, ketangkasan, kebudayaan, keselamatan, pioneering, KIM dan lainya” jelasnya.
Pada akhir perlombaan ditetapkan sebagai juara untuk Regu Putra, Juara I I SMP Negeri 8 Purwokerto, Juara II SMP Negeri 1 Sumbang, Juara 3 SMP Negeri 4 Purwokerto
Sedangkan Regu Putri Juara I SMP Negeri 8 Purwokerto, Juara II SMP Negeri 1 Sumbang dan Juara III MTs Maarif NU Cilongok.
Upacara penutupan dan penyerahan piala dilakukan oleh Ketua Kwarcab Banyumas Drsa Achmad Supartono dan Kepala SMA Negeri 3 Purwokerto https://www.banyumaskab.go.id
Rumput Alun-Alun Purwokerto Rusak
Rumput Alun-alun yang menjadi wajah kota Purwokerto kini memprihatinkan. Selain mengering dan rusak, di beberapa tempat bahkan area alun-alun gundul. Hal itu dikarenakan sebagian rumput yang sedang dalam masa perawatan dan pemeliharaan sering diinjak oleh pengunjung. Dan dengan diinjak, sebagian rumput lainnya yang belum diperbaiki juga menjadi semakin rusak.
“Pemeliharaan Alun-alun memang susah, karena alun-alun adalah tempat umum yang ramai pengunjung,” kata Irawan Kepala Seksi Petamanan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Banyumas. Irawan menjelaskan sebenarnya rumput alun-alun yang sedang dalam masa pemeliharaan telah diberi pagar besi pembatas dan pengunjung tidak boleh menginjak ataupun beraktivitas di area itu. Meski bagian yang diperbolehkan untuk dilalui atau diinjak cukup luas, akan tetapi dimalam hari biasanya pengunjung membuka pagar penbatas dan melakukan aktivitas di daerah tersebut. Masa pemeliharaan atau perawatan rumput ditargetkan selama enam bulan. Apabila masyarakat mau bersabar untuk tidak menerobos pagar pembatas, maka di bulan April mendatang alun-alun dapat dibuka kembali. Selain itu Irawan belum tahu perihal penanganan bagian lain rumput alun-alun yang belum diperbaiki, ia mengaku belum menerima keputusan anggaran yang akan digunakan untuk perbaikan kerusakan tersebut. “Sudah kita ajukan, tapi belum ada keputusan,” katanya. Irawan juga mengatakan hingga kini belum ada pekerja yang akan menangani kerusakan itu. Sumber: http://radarbanyumas.co.id
“Pemeliharaan Alun-alun memang susah, karena alun-alun adalah tempat umum yang ramai pengunjung,” kata Irawan Kepala Seksi Petamanan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Banyumas. Irawan menjelaskan sebenarnya rumput alun-alun yang sedang dalam masa pemeliharaan telah diberi pagar besi pembatas dan pengunjung tidak boleh menginjak ataupun beraktivitas di area itu. Meski bagian yang diperbolehkan untuk dilalui atau diinjak cukup luas, akan tetapi dimalam hari biasanya pengunjung membuka pagar penbatas dan melakukan aktivitas di daerah tersebut. Masa pemeliharaan atau perawatan rumput ditargetkan selama enam bulan. Apabila masyarakat mau bersabar untuk tidak menerobos pagar pembatas, maka di bulan April mendatang alun-alun dapat dibuka kembali. Selain itu Irawan belum tahu perihal penanganan bagian lain rumput alun-alun yang belum diperbaiki, ia mengaku belum menerima keputusan anggaran yang akan digunakan untuk perbaikan kerusakan tersebut. “Sudah kita ajukan, tapi belum ada keputusan,” katanya. Irawan juga mengatakan hingga kini belum ada pekerja yang akan menangani kerusakan itu. Sumber: http://radarbanyumas.co.id
Kamis, 11 Januari 2018
Alun-alun Banyumas Miliki Pesawat MIG 17
Anda pernah berkunjung ke Kota lama Banyumas? Yah ... Alun-alun Banyumas sekarang memiliki sebuah pesawat legendaris milik TNI AU, MIG 17 Fresco. Pesawat legendaris asal Rusia ini,pernah digunakan TNI AU pada tahun 1960-1969.Pesawat ini sangat berjasa bagi Republik Indonesia, khususnya saat pembebasan Irian Barat dari tangan Belanda.
Pesawat yang dibawa menuju Banyumas melalui jalur darat dengan menempuh jarak sekitar 466 km dari asalnya Lanud Abdul Rahman Saleh, Malang.Untuk mengangkut pesawat asal blok timur buatan Mikoyan Gurevich, Rusia, itu, diperlukan waktu 21 jam, yang melintasi 15 kota.
Pesawat ini mulai dirakit di Alun-alun Banyumas awal Bulan Desember 2017. Menurut
Kepala Seksi Pemeliharaan Skuadron Teknik 022 Lanud Abd Saleh Malang, Mayor Teknik Zulkifli Effendi, saat pembebasan Irian Barat tersebut, pesawat MIG 17 ini didatangkan dari Rusia hingga membuat Belanda ketakutan dengan kekuatan Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI), yang berada di nomor empat dunia waktu itu.
Saat itu Indonesia mempunyai 49 jenis MIG, antara lain MIG 15 Fogot, MIG 17 Fresco, MIG 21 Fishbed, dan TU 16. Semua pesawat ini merupakan pengadaan tahun 1960-an dan selesai pengabdiannya pada 1969.
Menurut Zulkifli, alasan diletakkannya pesawat MIG 17 Fresco yang mempunyai nomor register 1118 dan termasuk salah satu di antara empat pesawat yang memiliki nomor register warna merah adalah untuk mewakili kejayaan AURI tempo dulu (TNI AU) tahun 1960.
Selain itu untuk menghormati orang tua KSAU Marsekal Hadi Tjahjanto (sekarang Panglima TNI), yang merupakan putra Banyumas serta pernah mengabdikan diri bersama pesawat MIG 17 sebagai seorang teknisi.
Diletakkan di Banyumas sebagai salah satu bentuk penghormatan dari KSAU untuk orang tuanya, karena orang tuanya adalah putra daerah Banyumas dan jadi teknisi dari pesawat MIG 17 Fresco
Pada peringatan Hari Bakti TNI Angkatan Udara ke-70 Tahun 2017, TNI Angkatan Udara menggelar Karya Bakti dan Bakti sosial di Kabupaten Banyumas. Saat itu KSAU menjanjikan akan memberikan pesawat MIG 17 di Banyumas. Karena memang teknisi pertama pesawat tempur di Indonesia MIG 17 itu juga dari Banyumas. Jadi ada sejarah, pesawat tempur pertama di Indonesia yang merawat dan memperbaiki itu adalah putra Banyumas, yang kebetulan orang tua KSAU.
Masyarakat Banyumas tentu berterima kasih karena pesawat tersebut dapat menjadi kebanggaan dan membuat kota lama Banyumas semakin megah. Selain itu, menjadi pelajaran bagi anak-anak untuk bisa memotivasi sehingga akan muncul generasi Angkatan Udara dari Banyumas. https://www.banyumaskab.go.id
Pesawat yang dibawa menuju Banyumas melalui jalur darat dengan menempuh jarak sekitar 466 km dari asalnya Lanud Abdul Rahman Saleh, Malang.Untuk mengangkut pesawat asal blok timur buatan Mikoyan Gurevich, Rusia, itu, diperlukan waktu 21 jam, yang melintasi 15 kota.
Pesawat ini mulai dirakit di Alun-alun Banyumas awal Bulan Desember 2017. Menurut
Kepala Seksi Pemeliharaan Skuadron Teknik 022 Lanud Abd Saleh Malang, Mayor Teknik Zulkifli Effendi, saat pembebasan Irian Barat tersebut, pesawat MIG 17 ini didatangkan dari Rusia hingga membuat Belanda ketakutan dengan kekuatan Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI), yang berada di nomor empat dunia waktu itu.
Saat itu Indonesia mempunyai 49 jenis MIG, antara lain MIG 15 Fogot, MIG 17 Fresco, MIG 21 Fishbed, dan TU 16. Semua pesawat ini merupakan pengadaan tahun 1960-an dan selesai pengabdiannya pada 1969.
Menurut Zulkifli, alasan diletakkannya pesawat MIG 17 Fresco yang mempunyai nomor register 1118 dan termasuk salah satu di antara empat pesawat yang memiliki nomor register warna merah adalah untuk mewakili kejayaan AURI tempo dulu (TNI AU) tahun 1960.
Selain itu untuk menghormati orang tua KSAU Marsekal Hadi Tjahjanto (sekarang Panglima TNI), yang merupakan putra Banyumas serta pernah mengabdikan diri bersama pesawat MIG 17 sebagai seorang teknisi.
Diletakkan di Banyumas sebagai salah satu bentuk penghormatan dari KSAU untuk orang tuanya, karena orang tuanya adalah putra daerah Banyumas dan jadi teknisi dari pesawat MIG 17 Fresco
Pada peringatan Hari Bakti TNI Angkatan Udara ke-70 Tahun 2017, TNI Angkatan Udara menggelar Karya Bakti dan Bakti sosial di Kabupaten Banyumas. Saat itu KSAU menjanjikan akan memberikan pesawat MIG 17 di Banyumas. Karena memang teknisi pertama pesawat tempur di Indonesia MIG 17 itu juga dari Banyumas. Jadi ada sejarah, pesawat tempur pertama di Indonesia yang merawat dan memperbaiki itu adalah putra Banyumas, yang kebetulan orang tua KSAU.
Masyarakat Banyumas tentu berterima kasih karena pesawat tersebut dapat menjadi kebanggaan dan membuat kota lama Banyumas semakin megah. Selain itu, menjadi pelajaran bagi anak-anak untuk bisa memotivasi sehingga akan muncul generasi Angkatan Udara dari Banyumas. https://www.banyumaskab.go.id
Tiga Rumah di Purwojati Banyumas Tertimbun Longsor
Hujan lebat yang mengguyur wilayah Banyumas Rabu (10/1) sejak pukul 15.00 WIB, mengakibatkan bencana tanah longsor di Grumbul Pamrihan, Desa Kaliwangi Kecamatan Purwojati. Akibatnya sekitar pukul 18.15 WIB, sebanyak tiga rumah warga, roboh akibat tertimbun tanah longsoran tersebut.
Koordinator Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah Banyumas Kusworo mengatakan Rabu malam mengatakan tanah longsor itu menimpa dua unit rumah milik Rosadi (60) dan satu unit rumah milik Sito (37). Keduanya warga Grumbul Pamrihan RT 02 RW 04, Desa Kaliwangi, Kecamatan Purwojati.
“Berdasarkan keterangan korban, sebelum terjadi tanah longsor itu, Sito mendengar suara gemuruh sehingga ia segera keluar untuk melihat kondisi sekitar rumah.Sesampainya di halaman, Sito melihat tanah di bukit di atas rumah tampak bergerak ke arah rumahnya, oleh karena itu, Sito segera memanggil istrinya, Maratus Salamah (40), agar segera keluar dari rumah dengan menggendong anak mereka, Alfira Putri (3),” jelasnya.
Selain itu, Sito juga memanggil kedua orang tuanya, Rosadi dan Sawen (55), agar mereka segera keluar dari rumahnya.
Tidak lama kemudian, material longsoran dari atas bukit itu menimbun rumah Sito dan selanjutnya bergerak menuju dua rumah milik Rosadi dan akhirnya tiga rumah semipermanen itu ambruk hingga rata dengan tanah.
"Tidak ada korban jiwa dalam bencana longsor itu, namun satu unit sepeda motor Supra X 125 Tahun 2005 yang berada di dalam rumah turut tertimbun longsor. Kerugian masih dalam pendataan," kata Kusworo.
Untuk meringankan penderiataan korban, pihak BPBD langsungmengundang relawan untuk bergotong royong melakukan evakuasi longsoran tanah hari ini https://www.banyumaskab.go.id
Koordinator Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah Banyumas Kusworo mengatakan Rabu malam mengatakan tanah longsor itu menimpa dua unit rumah milik Rosadi (60) dan satu unit rumah milik Sito (37). Keduanya warga Grumbul Pamrihan RT 02 RW 04, Desa Kaliwangi, Kecamatan Purwojati.
“Berdasarkan keterangan korban, sebelum terjadi tanah longsor itu, Sito mendengar suara gemuruh sehingga ia segera keluar untuk melihat kondisi sekitar rumah.Sesampainya di halaman, Sito melihat tanah di bukit di atas rumah tampak bergerak ke arah rumahnya, oleh karena itu, Sito segera memanggil istrinya, Maratus Salamah (40), agar segera keluar dari rumah dengan menggendong anak mereka, Alfira Putri (3),” jelasnya.
Selain itu, Sito juga memanggil kedua orang tuanya, Rosadi dan Sawen (55), agar mereka segera keluar dari rumahnya.
Tidak lama kemudian, material longsoran dari atas bukit itu menimbun rumah Sito dan selanjutnya bergerak menuju dua rumah milik Rosadi dan akhirnya tiga rumah semipermanen itu ambruk hingga rata dengan tanah.
"Tidak ada korban jiwa dalam bencana longsor itu, namun satu unit sepeda motor Supra X 125 Tahun 2005 yang berada di dalam rumah turut tertimbun longsor. Kerugian masih dalam pendataan," kata Kusworo.
Untuk meringankan penderiataan korban, pihak BPBD langsungmengundang relawan untuk bergotong royong melakukan evakuasi longsoran tanah hari ini https://www.banyumaskab.go.id
Selasa, 09 Januari 2018
Rp 185 Miliar untuk Infrastruktur Banyumas Tahun 2018
Komitmen Pemerintah Kabupaten Banyumas untuk menyelesaikan pembangunan infrastruktur, terutama peningkatan jalan dan jembatan masih terus dilakukan. Bahkan dua proyek infrastruktur tersebut, masih menjadi tumpuan utama kegiatan pembangunan di Kabupaten Banyumas tahun 2018 mendatang. “Pembangunan peningkatan jalan dan jembatan, tahun 2018 dianggarkan sebesar Rp 185 miliar, terdiri dari APBD sebesar Rp 146 miliar dan DAK (Dana Alokasi Khusus) Rp 39 miliar,” kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Banyumas, Ir Eko Prijanto MT, kemarin.
Eko mengatakan, pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan diakui masih mendominasi program pemerintahan tahun 2018 mendatang. Salah satu faktor pemicunya, kata dia, adanya pengalihan status jalan desa menjadi jalan kabupaten (jalan poros desa) yang mencapai sekitar 700 kilometer. “Hal ini berpengaruh terhadap adanya jalan poros desa. Sehingga yang tadinya sebagian besar jalan kabupaten sudah cukup baik, sekarang juga harus memperbaiki jalan poros desa,” jelasnya. Untuk tahun 2018 mendatang, lebih lanjut Eko mengatakan, program pembangunan jalan dan jembatan yang bakal dikerjakan, diantaranya peningkatkan jalan kondisi baik sekitar 100 kilometer dianggarkan sebesar Rp 100 miliar, pembangunan underpass Jendsud dengan anggaran sekitar Rp 27 miliar, jalan tembus Gerilya-Sudirman sebesdar Rp 7 miliar, dan beberapa pembangunan lainnya. Menurutnya, besaran anggaran untuk perbaikan jalan dan jembatan itu, belum termasuk anggaran yang diberikan Pemerintah Provinsi. Dia mengatakan, meski belum tercantum dalam APBD tahun 2018, namun informasinya Kabupaten Banyumas akan menerima Dana Bantuan Gubernur (Bangub) tersebut sebesar Rp 33 miliar. Dana tersebut, lanjut dia, salah satunya dipakai untuk peningkatan jalan. “Tahun (2018) ini kisarannya Rp 33 miliar. Kalau sudah menerima akan dipasang di APBD Perubahan. Rencananya untuk pembangunan dua bidang, sarpras dan khusus. Untuk sarpras berorientasi pada peningkatan jalan, sedangkan bantuan keuangan khusus untuk TMMD, pendidikan, forum ekonomi development, pendampingan GAKI (gangguan akibat kekurangan iodium), dan lainnya,” tambahnya. Sumber: http://radarbanyumas.co.id
Eko mengatakan, pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan diakui masih mendominasi program pemerintahan tahun 2018 mendatang. Salah satu faktor pemicunya, kata dia, adanya pengalihan status jalan desa menjadi jalan kabupaten (jalan poros desa) yang mencapai sekitar 700 kilometer. “Hal ini berpengaruh terhadap adanya jalan poros desa. Sehingga yang tadinya sebagian besar jalan kabupaten sudah cukup baik, sekarang juga harus memperbaiki jalan poros desa,” jelasnya. Untuk tahun 2018 mendatang, lebih lanjut Eko mengatakan, program pembangunan jalan dan jembatan yang bakal dikerjakan, diantaranya peningkatkan jalan kondisi baik sekitar 100 kilometer dianggarkan sebesar Rp 100 miliar, pembangunan underpass Jendsud dengan anggaran sekitar Rp 27 miliar, jalan tembus Gerilya-Sudirman sebesdar Rp 7 miliar, dan beberapa pembangunan lainnya. Menurutnya, besaran anggaran untuk perbaikan jalan dan jembatan itu, belum termasuk anggaran yang diberikan Pemerintah Provinsi. Dia mengatakan, meski belum tercantum dalam APBD tahun 2018, namun informasinya Kabupaten Banyumas akan menerima Dana Bantuan Gubernur (Bangub) tersebut sebesar Rp 33 miliar. Dana tersebut, lanjut dia, salah satunya dipakai untuk peningkatan jalan. “Tahun (2018) ini kisarannya Rp 33 miliar. Kalau sudah menerima akan dipasang di APBD Perubahan. Rencananya untuk pembangunan dua bidang, sarpras dan khusus. Untuk sarpras berorientasi pada peningkatan jalan, sedangkan bantuan keuangan khusus untuk TMMD, pendidikan, forum ekonomi development, pendampingan GAKI (gangguan akibat kekurangan iodium), dan lainnya,” tambahnya. Sumber: http://radarbanyumas.co.id
Pembangunan Jembatan Merah Terhambat Pengeboran Bawah Sungai Serayu
Animo masyarakat Banyumas untuk segera menggunakan jembatan merah sebagai ruas jalan alternatif Purwokerto-Cilacap melalui Kebasen dan Sampang masih harus ditahan. Pasalnya pembangunan duplikat jembatan merah sampai saat ini belum selesai hingga awal Januari 2018. Padahal, pembangunan molor ditarget selesai 24 Desember 2017 lalu. Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Banyumas, Irawadi CES mengatakan, salah satu sebab keterlambatan difungsikannya duplikat jembatan merah karena proses konstruksi yang mengalami kendala. Kendala yang dimaksud berupa kesalahan metode pengeboran konstruksi jembatan yang mana disebabkan oleh arus sungai serayu yang deras serta kontur dasar sungai serayu. Oleh karenanya dibutuhkan metode pengeboran yang baru beserta perlengkapan penunjang lainnya.
rawadi CES mengakui pengembang kesulitan melakukan pengeboran di dalam air Sungai Serayu. Metode yang digunakan pengembang di dalam kontrak kerja tidak bisa dilaksanakan sehingga harus ada perubahan metode beserta seluruh peralatannya. “Yang jelas sudah kita coba beberapa kali untuk pengeboran, akhirnya pembuatan bor pel di bawah Sungai Serayu sudah berhasil,” kata dia, Selasa (2/1). Menurutnya, keterlambatan tidak bisa 100 persen kesalahan daripada pelaksana kegiatan atau pengembang karena pemerintah maupun pengembang sama-sama tidak tahu kondisi dibawah Sungai Serayu sebenarnya. Sehingga pihaknya tidak bisa memutus kontrak pengembang tersebut. Jika dilakukan putus kontrak, maka yang terjadi adalah faktor negatif jauh lebih banyak, seperti dari sisi konstruksi, bantuan rangka jembatan dari Kementerian PU sudah di lokasi pembangunan. Disamping itu, pada saat itu terlambat, pengeboran hanya kurang di satu titik saja. “Sehingga kalau harus dipustus kontrak, maka siapa yang akan melanjutkan pengeboran kembali. Kalau kita putus berarti 2018 kita harus lelang lagi. Mestinya kalau diputus, semua alatnya kan juga diambil. Maka terlalu banyak anggaran yang harus dikeluarkan negara lagi. Itu juga belum tentu ngebornya berhasil,” ujarnya. Kebijakan tersebut juga tercantum dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 54 beserta perubahannya tentang pengadaan penyediaan barang jasa. Dalam Keppres tersebut, kata dia maksimal diberi tenggat waktu tambahan 50 hari kalender setelah kontrak selesai. Dalam hal ini, PPK atau kepala dinas bisa memperpanjang melewati awal tahun. “Maksimal 50 hari kerja, kemungkinan sampai akhir Februari tahun ini,” ujarnya. Sementara dari sisi anggaran, lanjut dia, perlu penganggaran kembali di 2018, dimana Peraturan Bupati (Perbup) untuk penganggaran tersebut juga telah dibuat. Adapun isi Perbup tersebut, mengamanatkan bahwa nanti pembayarannya dianggaran di APBD Perubahan tahun 2018. “Dengan perjanjian bahwa sampai dengan 50 hari kalender, pemborongnya harus membayar denda sampai 50 hari, sampai dia selesai, dan tidak menuntut adanya tambahan biaya walaupun dibayar di pertengahan 2018 (perubahan, red). Dendanya sebesar 5 persen dari nilai kontrak. Maksimal kalau nanti sampai 50 hari kalender dari akhir kontrak, ya dia harus bayar 5 persen, dan itu harus selesai,” katanya. Sementara untuk pembangunan Duplikat Jembatan Merah, saat ini hanya tinggal pemasangan rangka atas. Bangunan bawah seperti pondasi, telah selesai dikerjakan. “Kita tinggal memasang bangunan atas yang dari bantuan Kementerian PU,” tambahnya. Sumber: http://radarbanyumas.co.id
rawadi CES mengakui pengembang kesulitan melakukan pengeboran di dalam air Sungai Serayu. Metode yang digunakan pengembang di dalam kontrak kerja tidak bisa dilaksanakan sehingga harus ada perubahan metode beserta seluruh peralatannya. “Yang jelas sudah kita coba beberapa kali untuk pengeboran, akhirnya pembuatan bor pel di bawah Sungai Serayu sudah berhasil,” kata dia, Selasa (2/1). Menurutnya, keterlambatan tidak bisa 100 persen kesalahan daripada pelaksana kegiatan atau pengembang karena pemerintah maupun pengembang sama-sama tidak tahu kondisi dibawah Sungai Serayu sebenarnya. Sehingga pihaknya tidak bisa memutus kontrak pengembang tersebut. Jika dilakukan putus kontrak, maka yang terjadi adalah faktor negatif jauh lebih banyak, seperti dari sisi konstruksi, bantuan rangka jembatan dari Kementerian PU sudah di lokasi pembangunan. Disamping itu, pada saat itu terlambat, pengeboran hanya kurang di satu titik saja. “Sehingga kalau harus dipustus kontrak, maka siapa yang akan melanjutkan pengeboran kembali. Kalau kita putus berarti 2018 kita harus lelang lagi. Mestinya kalau diputus, semua alatnya kan juga diambil. Maka terlalu banyak anggaran yang harus dikeluarkan negara lagi. Itu juga belum tentu ngebornya berhasil,” ujarnya. Kebijakan tersebut juga tercantum dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 54 beserta perubahannya tentang pengadaan penyediaan barang jasa. Dalam Keppres tersebut, kata dia maksimal diberi tenggat waktu tambahan 50 hari kalender setelah kontrak selesai. Dalam hal ini, PPK atau kepala dinas bisa memperpanjang melewati awal tahun. “Maksimal 50 hari kerja, kemungkinan sampai akhir Februari tahun ini,” ujarnya. Sementara dari sisi anggaran, lanjut dia, perlu penganggaran kembali di 2018, dimana Peraturan Bupati (Perbup) untuk penganggaran tersebut juga telah dibuat. Adapun isi Perbup tersebut, mengamanatkan bahwa nanti pembayarannya dianggaran di APBD Perubahan tahun 2018. “Dengan perjanjian bahwa sampai dengan 50 hari kalender, pemborongnya harus membayar denda sampai 50 hari, sampai dia selesai, dan tidak menuntut adanya tambahan biaya walaupun dibayar di pertengahan 2018 (perubahan, red). Dendanya sebesar 5 persen dari nilai kontrak. Maksimal kalau nanti sampai 50 hari kalender dari akhir kontrak, ya dia harus bayar 5 persen, dan itu harus selesai,” katanya. Sementara untuk pembangunan Duplikat Jembatan Merah, saat ini hanya tinggal pemasangan rangka atas. Bangunan bawah seperti pondasi, telah selesai dikerjakan. “Kita tinggal memasang bangunan atas yang dari bantuan Kementerian PU,” tambahnya. Sumber: http://radarbanyumas.co.id
Tahun Ini Bale Kemambang Tambah Wahana
Taman Balai Kemambang sebagai alternatif tempat rekreasi, siap menampakan tampilan baru. Pada tahun ini, Dinas Pemuda Olahraga Kebudayan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Banyumas akan menambah wahan baru berupa air mancur yang dilengkapi lampu warna-warni. Kepala Bidang Pariwisata Dinporabudpar Kabupaten Banyumas, Saptono mengatakan, air mancur tersbut akan ditempatkan di tengah kolam yang ada. Dan waktu pengoperasiannya setelah maghrib hingga tutup jam operasional.
“Lebih indah dilihatnya karena ada lampu warna-warni, dan pancuran air mancurnya pun bergerak seperti menari,” katanya. Lebih lanjut Saptono menuturkan, saat ini Detail Engineering Design (DED) air mancur tersebut sudah dibuat. Sedangkan realisasinya menunggu alokasi anggaran dikeluarkan. “Kalau tidak di anggaran utama, masuk anggaran perubahan. Tapi tahun ini bisa direalisasikan,” tuturnya. Ketika disampaikan akan ada air mancur di Taman balai Kemambang, Warga Purwokerto, Putri Amalia mengaku senang. Menurutnya, sudah saatnya tempat-tempat alternatif rekreasi di Purwokerto ada tambahan wahana dan fasilitas. Putri mengatakan, dengan begitu dapat menambah wisatawan ke Banyumas, terutama ke Purwokerto. Selain itu, di Purwokerto juga banyak pendatang dari luar kota, yang kebanykan anak muda seperti mahasiswa. “Di sini banyak mahasiswa dari luar kota, masih senang jalan-jalan dan tidak ketinggalan foto-foto tersu di unggah ke media sosial, secara tidak langsung itu jadi bentuk promosi,” kata wanita berkacamata tersebut, Selasa (9/1) saat mengunjungi Taman Balai Kemambang. Di samping itu, Putri pun mengharapkan, ada pengawasan lebih baik agar tempat yang sudah bagus tidak disalahgunakan oleh remaja yang memadu asamara. http://radarbanyumas.co.id
“Lebih indah dilihatnya karena ada lampu warna-warni, dan pancuran air mancurnya pun bergerak seperti menari,” katanya. Lebih lanjut Saptono menuturkan, saat ini Detail Engineering Design (DED) air mancur tersebut sudah dibuat. Sedangkan realisasinya menunggu alokasi anggaran dikeluarkan. “Kalau tidak di anggaran utama, masuk anggaran perubahan. Tapi tahun ini bisa direalisasikan,” tuturnya. Ketika disampaikan akan ada air mancur di Taman balai Kemambang, Warga Purwokerto, Putri Amalia mengaku senang. Menurutnya, sudah saatnya tempat-tempat alternatif rekreasi di Purwokerto ada tambahan wahana dan fasilitas. Putri mengatakan, dengan begitu dapat menambah wisatawan ke Banyumas, terutama ke Purwokerto. Selain itu, di Purwokerto juga banyak pendatang dari luar kota, yang kebanykan anak muda seperti mahasiswa. “Di sini banyak mahasiswa dari luar kota, masih senang jalan-jalan dan tidak ketinggalan foto-foto tersu di unggah ke media sosial, secara tidak langsung itu jadi bentuk promosi,” kata wanita berkacamata tersebut, Selasa (9/1) saat mengunjungi Taman Balai Kemambang. Di samping itu, Putri pun mengharapkan, ada pengawasan lebih baik agar tempat yang sudah bagus tidak disalahgunakan oleh remaja yang memadu asamara. http://radarbanyumas.co.id
Langganan:
Postingan (Atom)