Kamis, 19 Januari 2017

Hidup dari daun pisang dan kayu bakar

Karsim (66) sejak empat tahun lalu harus tinggal seorang diri di RT 3 RW 4 Kelurahan Grendeng, Purwokerto Utara. Ia tinggal dalam satu ruang berukuran 2 x 1,5 meter dengan halaman penuh sesak perlengkapan dapur serta kayu bakar.

Setiap hari, aktivitas mandi maupun buang hajat ia lakukan di sungai kecil dekat rumahnya. Ia sama sekali tidak mempunyai kamar mandi apalagi sumber air bersih.

Karsim mengatakan, sudah empat tahun, sejak istrinya meninggal dunia, ia hidup sebatang kara. Ia mengaku masih mempunyai satu anak tiri dari istri pertama, dan dua anak tiri dari istri ketiganya. Namun, setelah istri ketiganya meninggal, kedua anak tirinya menjual seluruh tanah peninggalan ibunya. Karsim hanya mendapatkan sepetak tanah yang sekarang ia tempati.

"Istrinya dulu sebelum menikah dengan pak Karsim sudah punya dua anak, tapi diasuh orang lain. Mereka yang menjual tanahnya," kata satu tetangga Karsim, Warso, Jumat (30/12).

Menurut Warso, untuk hidup sehari-hari Karsim hanya mengandalkan uang hasil ia mencari daun pisang dan kayu bakar. Setiap hari Karsim mencari daun pisang di pekarangan warga untuk dijual di pasar. Sesekali ia gunakan juga kayu bakar itu untuk keperluan masak.

Melihat kondisi Karsim, warga setempat pun iba. Sesekali, Warso dan tetangga lainnya, berbaik hati mengirimkan makanan atau bentuk lain kepada Karsim. Tapi, akhir-akhir ini, Karsim berperilaku aneh.

"Kaya orang linglung (bingung, red), kadang ngomong sendiri, kadang ngobrolnya ngalor ngidul. Detergen dikira gula pasir, minyak goreng pernah mau diminum," kata Warso.

Menurut Warso, anak tiri dari istri pertamanya yang tinggal di Karanglewas sebenarnya sudah pernah mengajak Karsim tinggal bersama. Namun entah kenapa Karsim menolak permintaan baik sang anak itu. Ia tetap memilih tinggal di rumah kecilnya.

Anwar, Ketua RT 3 RW 4 Keluarahan Grendeng, mengatakan selama ini Karsim belum pernah menerima bantuan apa pun dari pemerintah. "Kami kan tidak mempunyai kewenangan, data dari BPS. Sementara kelurahan tidak ada dana untuk membantu," kata Anwar.

Meskipun begitu, sebagai ketua RT dan tetangga, Anwar tidak tinggal diam. Ia mencoba mencari bantuan melalui donatur-donatur dari relasi. "Alhamdulillah, sudah rutin setiap bulan ada bantuan. Meskipun hanya paketan seadanya," kata dia.
Sumber Berita: http://satelitnews.co

Tidak ada komentar:

Posting Komentar