Rabu, 28 Juni 2017

Banyumas Siapkan Pagelaran Kuda Lumping di Obyek Wisata

Pemerintah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menyiapkan pergelaran kesenian tradisional di sejumlah objek wisata dan tempat berkumpulnya warga saat libur Lebaran 2017. Kepala Dinporabudpar Banyumas Asis Kusumandani mengatakan pergelaran kesenian tradisional tersebut bertujuan untuk menghibur masyarakat khususnya para pemudik yang sudah berada di kampung halamannya.

Ia mengatakan kesenian tradisional yang akan ditampilkan berupa "ebeg" (kuda kepang) dan lengger. Sementara untuk lokasi pertunjukan, dipilih alun-alun Purwokerto dan sejumlah objek wisata. "Kami memilih alun-alun dan objek wisata sebagai tempat pertunjukan karena lokasinya strategis dan memiliki atmosfer yang kuat untuk dikunjungi masyarakat," katanya.

Selain untuk menaungi seniman, kata dia, kegiatan tersebut juga memberikan hiburan gratis di ruang publik untuk warga perantauan yang pulang kampung di Banyumas. Asis mengatakan pergelaran kesenian itu akan dilaksanakan pada tanggal 28 Juni, pukul 09.00-17.00 WIB, di Taman Rekreasi Andhang Pangrenan Purwokerto berupa pementasan "ebeg".

Sementara di Alun-Alun Purwokerto pada tanggal 28-29 Juni, pukul 15.00-22.00 WIB, berupa pergelaran lengger.

"Kemudian pada hari Sabtu, 1 Juli 2017, pukul 09.00 WIB-17.00 WIB, akan ada pergelaran kesenian 'ebeg' secara serentak di Lokawisata Baturraden, Monumen Panglima Besar Soedirman, dan Curug Gumawang," katanya.   http://nasional.republika.co.id

Jalan di Kabupaten Banyumas Masih Didominasi Wisatawan

Dua hari setelah Lebaran, sejumlah ruas jalan di wilayah Kabupaten Banyumas masih mengalami kepadatan yang luar biasa. Termasuk di jalur utama selatan yang menjadi jalur utama pemudik. Arus lalu lintas masih didominasi aktivitas warga hendak pergi ke lokasi wisata maupun hendak bersilaturahmi.

"Arus mudik kemungkinan baru akan berlangsung mulai Kamis dan mencapai puncaknya pada Jumat dan Sabtu," jelas Kepala Bidang Rekayasa dan Prasarana Lalu Lintas Dinas Perhubungan Banyumas Hermawan, Rabu (28/6).

Dari pemantauan, arus lalu lintas di jalur utama selatan, mulai tersendat sejak perbatasan Kebumen-Banyumas hingga Wangon. Kemacetan lebih sering disebabkan adanya perlintasan KA dan juga persimpangan yang seluruh ruas jalannya dipadati kendaraan. Ada juga beberapa aktivitas pasar di pinggir jalan yang menyebabkan laju kendaraan tersendat.

Di sejumlah ruas jalan arteri menuju Kota Purwokerto, laju kendaraan juga tersendat. Antara lain di jalur antara Rawalo Patikraja, Wangon-Ajibarang, dan Banyumas-Sokaraja. Kemacetan di jalur-jalur tersebut, lebih didominasi akibat kepadatan lalu lintas yang ada di persimpangan.

Kondisi ini, menyebabkan antrean kendaraan menjadi cukup panjang hingga beberapa kilometer. Di jalur selatan, antrean kendaraan memanjang di beberapa lokasi. Antara lain mulai dari Sumpyuh hingga perempatan Buntu Kemranjen, dari Buntu hingga Sampang, Sampang hingga Rawalo, Jatilawang, dan juga Wangon. Demikian juga dari Wangon hingga Ajibarang, dan Ajibarang hingga perbatasan Banyumas-Brebes.

"Kadang laju kendaraan memang harus berhenti, namun beberapa saat kemudian bisa berjalan lagi," jelas Hermawan.

Untuk mengantisipasi kemacetan, dia mengatakan sudah menerjunkan petugas di sepanjang ruas jalan yang dinilai menjadi simpul kemacetan. Bersama petugas dari kepolisian, petugas Dishub mengatur lalu lintas di persimpangan-persimpangan agar tidak terkunci.

Selain itu, di beberapa lokasi persimpangan juga dilakukan rekayasa lalu lintas. Antara lain, dengan merekayasa lampu pengatur lalu lintas dengan hitungan lampu hijau selama 80 detik untuk arus yang padat, dan 20 detik untuk arus yang tidak terlalu padat.  http://nasional.republika.co.id

Jamaah Islam Aboge di Banyumas Salat Idul Fitri Hari Ini

Jamaah Islam Aboge (Alif Rebo Wage) yang tersebar di Purbalingga, Banyumas, dan Cilacap, Jawa Tengah melaksanakan Salat Idul Fitri 1 Syawal 1438 H, hari ini, Selasa (27/6/2017).

Pelaksanaan Salat Idul Fitri di Kabupaten Banyumas diilaksanakan di Masjid Jami Baitussalam atau yang dikenal dengan sebutan Masjid Saka Tunggal Desa Cikakak, Kecamatan Wangon. Selain di tempat itu, jamaah Islam Aboge juga terdapat di Desa Kracak, Kecamatan Ajibarang, dan Desa Cibangkong, Kecamatan Pekuncen, Banyumas.

Di Kabupaten Purbalingga, penganut Islam Aboge melaksanakan salat Idul Fitri di Masjid Sayid Kuning, Desa Onje, Purbalingga. Sedangkan di Kabupaten Cilacap di Desa Ujungmanik, Kecamatan Kawunganten, Cilacap.

Di masjid Saka Tunggal, salat Idul Fitri tersebut dipimpin oleh Kiai Sulam dan khatib Marjuki. Dalam khutbah yang menggunakan berbahasa Arab, khatib mengajak jamaah untuk menghayati makna Idul Fitri.

"Marilah kita semua kembali ke fitrahnya sebagai manusia dengan saling memaafkan setelah satu bulan berpuasa," kata dia saat berkhutbahnya.

Usai melaksanakan salat dan mendengarkan khutbah, seluruh jamaah saling bersalam-salaman dengan melantunkan salawat berlanggam Jawa.

Setelah selesai bersalam-salaman, seluruh jamaah berkumpul di halaman masjid untuk halalbihalal dengan warga lainnya yang telah berlebaran lebih dulu.

Halalbihalal itu dilakukan dengan bersalam-salaman yang dimulai dari takmir masjid dan diikuti seluruh warga Desa Cikakak. Usai bersalam-salaman, diakhiri dengan kenduri di serambi masjid dengan menikmati makanan yang mereka bawa dari rumah masing-masing.

Sementara menurut Sulam, imam Masjid Jami Baitussalam mengatakan dasar perhitungan penentuan tanggal Penganut Islam Aboge biasa menggunakan perhitungan hari atau tanggal yang digunakan para wali sejak abad ke-14 dan disebarluaskan di wilayah Banyumas oleh ulama Raden Rasyid Sayid Kuning dari Pajang.

"Penanggalan Aboge jatuh dihari Selasa Pon dan baru dilaksanakan Idul Fitri. Puasa 30 hari. Perhitungan untuk tahun ini jatuh di 1 Muharam Selasa Paing dan di perhitungan 1 Syawalnya jatuhnya di Selasa Pon," kata Sulam usai melaksanakan salat Iduk Fitri.

Menurut dia, berdasarkan perhitungan penganut Islam Aboge, dalam kurun waktu delapan tahun atau satu windu terdiri dari tahun Alif, Ha, Jim Awal, Za/Je, Dal, Ba/Be, Wawu, dan Jim Akhir serta dalam satu tahun terdiri dari 12 bulan dan satu bulan terdiri atas 29-30 hari dengan hari pasaran berdasarkan perhitungan Jawa, yakni Pon, Wage, Kliwon, Manis (Legi), dan Pahing.

Dia menjelaskan, hari dan pasaran pertama pada tahun Alif jatuh pada Rabu Wage (Aboge), tahun Ha pada Ahad/Minggu Pon (Hakadpon), tahun Jim Awal pada Jumat Pon (Jimatpon), tahun Za/Je pada Selasa Pahing (Zasahing), tahun Dal pada Sabtu Legi (Daltugi), tahun Ba/Be pada Kamis Legi (Bemisgi), tahun Wawu pada Senin Kliwon (Waninwon), dan tahun Jim Akhir pada Jumat Wage (Jimatge).

Penganut Islam Aboge meyakini tahun 1438 Hijriyah merupakan tahun Za/Je karena tanggal 1 Muharam jatuh pada hari Selasa dengan hari pasaran Pahing atau sesuai dengan rumusan Zasahing.

Hari Selasa dan pasaran Pahing tersebut selanjutnya menjadi patokan atau hari pertama dan pasaran pertama pada tahun Za/Je.

Sedangkan untuk menentukan tanggal perayaan hari-hari besar agama Islam, penganut Aboge memiliki rumusan tersendiri yang mengacu pada hitungan sesuai tahun berjalan, misalnya Donemro/Sanemro (Ramadhan/Puasa jatuh pada hari keenam pasaran kedua) untuk menentukan tanggal 1 Ramadhan serta Waljiro (Syawal jatuh pada hari pertama pasaran kedua) untuk menentukan tanggal 1 Syawal.

Berdasarkan rumusan tersebut, tanggal 1 Ramadhan 1438 Hijriyah jatuh pada hari Minggu Pon karena merupakan hari keenam dan pasaran kedua setelah Selasa Pahing (berpatokan pada 1 Muharam tahun Za/Je) atau tanggal 28 Mei 2017 pada kalender Masehi.

Sementara untuk 1 Syawal 1438 Hjriyah, berdasarkan rumusan Waljiro jatuh pada hari Selasa Pon (1 Syawal jatuh pada hari pertama dan pasaran kedua yang diturunkan dari Selasa Pahing atau 1 Muharam 1438 Hijriyah) atau tanggal 27 Juni 2017.

Sehingga dia mengharapkan dengan adanya perbedaan yang ada tidaklah menjadi sebuah masalah, malah perbedaan yang ada bisa menjadi sebuah kekuatan untuk mempererat tali silaturahmi.

"Diharapkan adanya perbeda-perbedaan jangan jadi masalah dan justru menjadi sebuah kekuatan akan eratnya hubungan silatirahmi yang baik bagi semuanya," ungkapnya. https://news.detik.com

Arus Mudik dan Balik Lebaran, Penumpang Kereta Diprediksi Capai 6 Juta Orang


.

irektur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Prasetyo Boeditjahjono melakukan inspeksi sarana prasarana di wilayah daerah operasional (daop) 5 Purwokerto, Jawa Tengah, Selasa (27/6/2017).


Peninjauan sejumlah fasilitas fisik dan pelayanan petugas di stasiun ini dilakukan dalam rangka menyambut arus balik lebaran yang diperkirakan mulai padat sejak Kamis (29/6/2017) mendatang.

Prasetyo mengungkapkan, jumlah penumpang kereta api pada masa angkutan Lebaran 2017 mengalami peningkatan signifikan. Hal ini terlihat dari persentase penjualan tiket yang naik rata-rata lima persen.

“Selama periode lebaran ini, dari H-10, H+1, H+2, sampai H+15 penumpang KA kami prediksi sekitar 6 juta penumpang,” katanya di sela-sela proses peninjauan.

Berdasarkan laporan sementara, lanjut dia, jumlah penumpang yang diangkut kereta api sejak H-10 Lebaran hingga H+1 Lebaran sudah mencapai separuh dari prediksi atau sekitar 3 juta orang. Bahkan, pada H+2 Lebaran atau Selasa (27/6/2017), ternyata masih banyak penumpang dengan tujuan daerah karena tidak kebagian tiket untukmudik.

“Saya ke sini (Purwokerto) numpang kereta ekonomi, waktu saya tanya ke beberapa penumpang, ternyata ada yang menjawab baru mau pulang kampung,” ujarnya.

Dia berharap, pada masa angkutan lebaran yang masih tersisa hingga 14 hari ke depan, dapat berjalan dengan baik dan lancar.

Terlebih soal pelayanan pembelian dan pembatalan tiket. Sebab, dalam mekanismenya, setiap pembatalan tiket dapat digantikan dengan penumpang lain.

“Memang jumlah tempat duduk kereta api juga terbatas dan semuanya sudah terisi. Ada beberapa pembatalan, itu pun segera diisi,” katanya.

Selain memantau pelayanan angkutan Lebaran di Stasiun Purwokerto, Dirjen Perkeretaapian juga meninjau bakal lokasi underpass yang ditujukan untuk mengantisipasi kemacetan di perlintasan sebidang Jalan Jenderal Soedirman sebelah selatan Stasiun Purwokerto.

Tidak lupa, Prasetyo juga sempat menyerahkan bingkisan lebaran kepada penjaga pintu perlintasan Jalan Jenderal Soedirman Purwokerto sebagai apresiasi atas dedikasi yang ditunjukkan kepada PT Kereta Api Indonesia (Persero). http://regional.kompas.com

Selasa, 20 Juni 2017

Mudik ke Baturraden, Yuk Naik Sepeda Gantung

 Bagi yang mudik ke Baturraden, Banyumas, Jateng mampirlah ke kawasan Lokawisata. Di sana bisa mencoba sensasi naik sepeda gantung. Pernah coba belum?

Letaknya yang berada di dataran tinggi dan menghadap pepohonan pinus yang segar membuat objek wisata ini punya segudang spot foto yang menawan. Untuk menarik pengunjung saat libur Lebaran nanti, pengelola The Geong Baturraden yang berada di Komplek Lokasiwata Baturraden telah menyiapkan berbagai wahana untuk mendapatkan hasil foto yang unik, seperti ayunan, sampai sepeda di atas tali yang menggantung.

"Wahana sepeda gantung (zip bike) dan ayunan (swing montain) memang untuk menyambut wisatawan saat libur Lebaran nanti," kata Instruktur sepeda gantung, Agus Widodo kepada detiktravel, Senin (19/6/2017) kemarin.

Menurut dia, wahana sepeda gantung (zip Bike) dan ayunan (Swing Mountain) diadopsi dari wahana sepeda gantung yang ada di Maribaya Bandung. Wisata tersebut dikhususkan bagi para pecinta foto selfie dan penyuka alam terbuka yang mencari spot foto unik.

Untuk dapat menjajal berfoto diatas sepeda gantung atau ayunan tersebut, para pengunjung akan dikenakan biaya sebesar Rp 20 ribu sekali naik dan Rp 20 ribu untuk berfoto di ayunan. Dengan latar, jurang di Baturraden dan keamanan terjamin serta didampingi oleh instruktur pengalaman.

Dia menjelaskan, pengunjung yang akan naik sepeda gantung nantinya akan dibekali oleh pengaman seperti harnes, webing, carabiner, helm. Bahkan pengunjung juga dapat berfoto dengan berbagai gaya di atas sepeda yang melayang tersebut.

"Untuk gaya berfoto saat di sepeda gantung itu tergantung orang yang mau difoto, kalau dia berani bisa berbagai gaya, ada juga yang bergaya kaki lurus di atas stang, yang penting jangan berdiri di atas sepeda saja," ucapnya.




Anatasya Ayu Ningtyas (18) mengaku baru pertama kali mencoba wahana yang sedikit memacu adrenalin tersebut. Meskipun awalnya sempat takut, namun lama kelamaan rasa takut itu hilang dengan sendirinya.

"Baru pertama kali. Awalnya deg-degan, tapi pas sudah ke tengah sudah tidak takut lagi, yang penting seimbang aja," jelasnya.

Berbeda dengan Anatasya, salah satu sahabatnya Aprillia Arin Puspita (18) mengaku tidak takut dengan kegiatan tersebut, hak tersebut dikarenakan dirinya pernah mencoba flaying fox sehingga tidak takut lagi dengan aktifitas ketinggian. Apalagi menaiki sepeda gantung tersebut guna memamerkan aktifitasnya bersepeda gantung.

"Sudah biasa faying fox jadi tidak terlalu takut. Apalagi untuk foto-foto biar keren kekinian dengan pemandangan yang bagus. Foto-fotonya nanti buat dimasukin di media sosial," ujarnya.
https://travel.detik.com

Pesan Perdamaian Jokowi dari Purwokerto

Presiden Joko Widodo menyampaikan pesan persaudaraan di Pondok Pesantren Darussalam di Dukuhwaluh, Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah.

"Jangan melupakan persaudaraan," ujar Jokowi di Purwokerto seperti dikutip dari Antara, Jumat (16/6/2017).

Hal ini dikatakan Jokowi saat bersilaturahmi ke Pondok Pesantren (Ponpes) Darussalam Dukuhwaluh, Purwokerto, Kamis, 15 Juni 2017 malam. Saat itu, Jokowi disambut meriah dengan selawat badar oleh para santri, pengasuh pondok pesantren, dan masyarakat.

Pada kesempatan itu, Jokowi juga mengingatkan betapa Indonesia merupakan negara yang besar dengan 17.000 pulau. Ujar Jokowi, tidak ada negara di mana pun yang memiliki pulau sebanyak Indonesia.

"Kita juga memiliki 516 kabupaten dan kota, memiliki 34 provinsi dari Sabang sampai Merauke, dari Pulau Miangas sampai Pulau Rote. Kita juga memiliki 714 suku yang tersebar di 17.000 pulau itu tadi yang bahasa daerahnya juga berbeda-beda. Ada 1.100 lebih bahasa daerah kita," kata dia.

Ia mengaku sedikit belajar bahasa ngapak, misalnya kata kepriwe kabare yang jelas berbeda dengan bahasa daerah lain, misalnya di Sumatera Utara.

"Di sana setelah assalamu'alaikum kalau yang sebelah utara biasanya horas, nanti masuk ke tengah beda lagi majua jua, agak ke timur beda lagi jua-jua, ke selatan ke Nias beda lagi ya ahowu," ujar Jokowi.

Oleh sebab itu, dalam kehidupan muamalah, Jokowi meminta agar semuanya menyadari bahwa Indonesia diciptakan berbeda-beda.

Perbedaan itu, kata dia, merupakan hukum dan takdir Allah bagi bangsa Indonesia yang harus disyukuri.

Pada kesempatan itu, Jokowi juga berdialog dengan sejumlah santri dan memberikan hadiah sepeda kepada yang bisa melafalkan Pancasila dan menjawab kuis sederhana tentang keberagaman.

Hingga sekitar pukul 22.00 WIB, Jokowi meninggalkan pondok pesantren tersebut dan singgah untuk membagikan paket sembako di sekitar Stasiun Purwokerto.

Delapan SMAN di Banyumas Masih Kekurangan Peserta


 

Senin (19/6) kemarin, merupakan pengumuman bagi peserta didik yang diterima di SMA Negeri di Kabupaten Banyumas. Dari 14 SMAN di Kabupaten Banyumas yang semuanya menggelar PPDB secara online, ternyata 8 sekolah masih kekurangan peserta didik di beberapa jurusan sampai saat ini.
 
Koordinator Help Desk PPDB Online Balai Pengendali Pendidikan Menengah Khusus (BP2MK) Wilayah V Banyumas, Seno Nugroho SKom, Senin (19/6) mengatakan, delapan SMAN yang masih belum mampu memenuhi daya tampungnya sampai masa Penerimaan Peserta Didik baru (PPDB) 14 Juni berakhir, SMAN 1 Banyumas, SMAN 3 Purwokerto, SMAN 1 Rawalo, SMAN 1 Sokaraja, SMAN Baturaden, SMAN Patikraja, SMAN Sumpiuh dan SMAN Wangon. Adapun jurusan yang masih membutuhkan tambahan peserta didik hampir merata di semua jurusan mulai dari jurusan MIPA, IPS serta jurusan Bahasa dan Budaya. “Delapan sekolah ini mulai Senin (19/6) sampai Selasa (20/6) masih membuka PPDB online tahap 2 untuk jalur pemenuhan daya tampung. Jika sampai pengumuman pada Rabu (21/6) daya tampung per jurusan belum terisi penuh maka berapapun tambahan peserta didik yang didapat sekolah sudah harus berjalan,” katanya. Seno menjelaskan kekurangan terbanyak ada di SMAN Rawalo dengan 116 peserta didik dengan rincian 43 peserta didik pada jurusan MIPA dan jurusan IPS 73 peserta didik.

Diantara 8 SMAN tersebut hanya SMAN 3 Purwokerto di wilayah eks Kotip yang kekurangan peserta didik untuk jurusan MIPA sebanyak 5 peserta didik. “Dari data tersebut sebagian besar SMAN yang kekurangan peserta didik merupakan sekolah yang berada di wilayah pinggiran Kota Purwokerto,” terang dia. Dirinya menambahkan penyebab tidak terpenuhinya daya tampung di SMAN negeri bisa disebabkan karena salahnya strategi orangtua dan peserta didik yang kurang tepat dalam mengestimasi waktu dalam mencabut dan memasukkan berkas pendaftaran. Selain itu aturan rayonisasi juga sangat mempengaruhi jumlah peserta didik ke sekolah-sekolah yang selama ini banyak diisi oleh peserta didik dari luar Kabupaten Banyumas. “Seperti di SMAN Sumpiuh. Jika selama ini tidak sedikit peserta didik dari Kabupaten Kebumen dan Cilacap yang bersekolah disana, karena aturan zonasi maka otomatis jumlah peserta didik dari luar Kabupaten Banyumas yang mendaftar di SMAN Sumpiuh juga ikut berkurang drastis,” tutup Seno
Sumber: http://radarbanyumas.co.id

Jumat, 09 Juni 2017

Tempat Hiburan Jangan Dikesankan Negatif

Terkait kebijakan Pemkab Banyumas untuk menutup operasional tempat hiburan seperti karaoke, diskotik dan bar, sejauh ini memang tidak mendapat reaksi dari pelaku usaha tempat hiburan. Meski demikian, kalangan DPRD Banyumas menilai penerapan kebijakan pembatasan jam operasional seperti tahun lalu, agaknya tidak terlalu membebani masyarakat, khususnya mereka yang bekerja di tempat-tempat hiburan.
“Tempat hiburan seperti karaoke jangan dipukul rata kalau semua tempat karaoke itu negatif. Kita harus melihatnya dari sisi atau bagian dari pariwisata, khususnya jasa hiburan,” kata Anggota DPRD Banyumas, Yoga Sugama kemarin. Yoga menjelaskan, sebenarnya tidak masalah jika tetap diberlakukan aturan seperti tahun lalu, yaitu dengan pembatasan jam operasional. 

          Hal ini didasarkan pada kebutuhan hiburan masyarakat, mengingat hal itu juga sangat berkaitan dengan pariwisata, khususnya wisata dalam kota. “Jadi jangan diasumsikan yang negatif semua. Kalau memang ada yang menyalahgunakan tempat hiburan, maka seharusnya pemkab tegas dengan menindaknya dengan penutupan, atau pencabutan izin usaha,” kata dia. Diakui, kebijakan larangan operasional selama Ramadan ini, memang merupakan kesepakatan antara pemkab dengan pengusaha tempat hiburan pada tahun lalu. Menurutnya, kebijakan tersebut rencananya sudah mulai diberlakukan seperti tahun lalu. Hanya saja ada reaksi dari para pengusaha, dengan melakukan aduan ke DPRD melalui Komisi D. Sehingga segera ditindaklanjuti dengan melakukan komunikasi dengan bupati. “Sampai sekarang tidak ada aduan dari pengusaha. Sehingga artinya mereka menyanggupi apa yang sudah disepakati tersebut. Namun sekarang permasalahannya justru pada para pekerja yang bekerja di tempat hiburan tersebut, apakah upah mereka selama satu bulan tetap dibayarkan atau seperti apa, lalu juga kewajiban pengusaha untuk memberikan THR,” tegasnya. Berkaitan dengan itu, Yoga mengatakan perlu ada kajian dan komunikasi secara mendalam, karena dikhawatirkan pekerja tidak digaji selama satu bulan ini, khususnya saat diberlakukannya kebijakan larangan operasional selama bulan Ramadan ini. Menurutnya, untuk THR sesuai dengan UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, pengusaha wajib membayarkan THR kepada karyawannya. Namun demikian, terkait THR kepada karyawan tempat hiburan, menurut Yoga sudah sedikit bisa teratasi. “Dulu aduan para pengusaha kan karena untuk membayar THR, sehingga minta diperbolehkan operasional meski ada pembatasan. Namun sesuai kesepakatan, tahun ini larangan itu diberlakukan, dan bupati juga sudah minta agar pengusaha menabung sejak awal untuk membayar gaji dan THR karyawan selama Ramadan,” ujarnya.
Sumber: http://radarbanyumas.co.id

Rabu, 07 Juni 2017

Banyumas Siapkan Jalur Alternatif untuk Kelancaran Arus Mudik di Jalur Selatan

Pemerintah Kabupaten Banyumas menyiapkan jalur alternatif untuk kelancaran arus mudik dan balik lebaran 2017 mendatang.

Jalur alternatif itu tersebar di 24 ruas jalan kabupaten, mulai perbatasan Brebes di sebelah barat kabupaten sampai perbatasan Cilacap di sebelah selatan Banyumas.

Kepala Bidang Pemeliharaan Jalan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Banyumas, Achmad Setiawan mengatakan, pihaknya saat ini tengah mempercepat pemeliharaan jalan di ruas tersebut agar siap dilalui arus mudik sebelum lebaran.

"Pekerjaan pemeliharaan sudah 85 persen. Target H-10 lebaran seluruh pekerjaan rampung, sehingga jalur alternatif siap digunakan," katanya, Rabu (7/6).

Pemeliharaan dilakukan dengan menambal badan jalan yang berlubang menggunakan aspal bakar serta aspal emulsi. Khusus pemeliharaan pada jalan yang rusak parah, antara lain ruas jalan Sokaraja-Kalianja, pihaknya menggunakan teknik Lapis Pondasi Atas (LPA).

Pemeliharaan jalan juga dilakukan dengan pembersihan saluran air sisi jalan untuk mengurangi risiko air meluap ke badan jalan.

"Dalam pekerjaan ini tantangannya adalah cuaca yang masih sering terjadi hujan. Aspal itu musuhnya air. Ada beberapa ruas jalan yang sebelumnya sudah dihaluskan sekarang rusak lagi," katanya

Menurud Achmad, penyiapan jalur alternatif tersebut guna mendukung jalur utama mudik di wilayah Jateng selatan.

Jika jalur utama tersendat, arus kendaraan dapat dialihkan melalui jalur alternatif untuk mengurai kemacetan pada jalur inti.

Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan Kabupaten Banyumas agar memasang rambu-rambu petunjuk jalan yang mengarah ke jalur alternatif.

Dengan demikian, para pemudik tidak akan kebingungan saat mencari jalur alternatif untuk menghindari kemacetan pada jalur utama

TRIBUNJATENG.COM

Selasa, 06 Juni 2017

Demi Keamanan dan Ketertiban, Polsek Purwokerto Utara Banyumas Beri Pembinaan Terhadap Penghuni Kos-Kosan

Kanit Lantas Polsek Purwokerto Utara Polres Banyumas Polda Jawa TengahAKP, Indri Endrowati, S.H bersama Kanit Serse AKP Mugiono ,S.H, Panit Lantas Aiptu Agus M serta Ka Spk Aiptu Teguh Pambudi, S.H melakukan pembinaan terhadap Anak-anak Kos di wilayah Kec. Purwokerto Utara, Kab. Banyumas, Selasa (6/6/17).

Kapolres Banyumas AKBP Azis Andriansyah ,S.H., S.I.K, M.Hum melalui Kapolsek Purwokerto Utara Kompol Aloysius Umbu Tellu, S.H mengatakan untuk kamtibmas di lingkungan kos- kosan pihak kepolisian berkewajiban untuk melakukan pembinaan agar penghuni kos turut menjaga keamanan di lingkungannya.

“Demi terciptanya situasi yang kondusif di tempat kos-kosan serta untuk menjaga ketertiban keamanan di lingkungan kos petugas Polri berkewajiban melakukan pembinaan di tempat kos Wisma Aster Kel. Karangwangkal Purwokerto Utara, Mahasiswa Unsoed untuk turut menjaga keamanan di tempat kost, dengan maraknya Cur laptops dan Cur ranmor,”jelas Kapolsek.

Dengan adanya patroli dari Polsek Purwokerto Utara dan melakukan pembinaan terhadap tempat kos / wisma, mahasiswa mengucapkan banyak terima kasih dan senantiasa akan ikut menjaga keamanan di lingkungan tempat kos.
Tribratanews.jateng.polri.go.id

Kemenhub Cek Kelaikan Bus di Terminal Purwokerto

Petugas Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Pehubungan (Kemenhub) dibantu Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mengecek kelaikan bus menjelang masa angkutan Lebaran di Terminal Bulupitu, Purwokerto.

Dalam kegiatan yang digelar Rabu (7/6/2017) pagi, petugas menyasar bus antarkota antarprovinsi (AKAP) yang sedang menunggu penumpang di jalur keberangkatan Terminal Bulupitu.Petugas tidak hanya memeriksa kelengkapan surat-surat kendaraan setiap bus yang diperiksa, tetapi juga mengecek seluruh alat kelengkapannya, seperti lampu dekat, lampu jauh, lampu rem, lampu sein, lampu mundur, ban, pintu darurat, dongkrak, dan peralatan lainnya.

Dari hasil pemeriksaan sementara, petugas menemukan bus tujuan Jakarta yang menggunakan ban vulkanisasi pada roda belakang. Selain itu, bus tersebut juga kelebihan tempat duduk sehingga harus dilepas satu agar tidak menghalangi pintu darurat.

Petugas juga menemukan bus tujuan Bandung yang lampu belakangnya bermasalah. Sementara terhadap bus yang surat-suratnya lengkap dan peralatan kendaraannya tidak bermasalah, petugas langsung memasang stiker yang menyatakan bahwa bus tersebut laik jalan untuk angkutan Lebaran.

Saat ditemui wartawan, Kepala Terminal Bus Tipe A Bulupitu Purwokerto, Hadi Suharto mengatakan, bus yang diizinkan berangkat harus memenuhi kriteria dokumen perjalanan maupun teknis kendaraannya.

"Sejak 1 Januari 2017, setiap terminal tipe A yang sudah beralih status di bawah Kemenhub setiap harinya selalu melakukan pengecekan kelaikan kendaraan baik administrasi maupun teknis," katanya.

Ia menjelaskan pemeriksaan terhadap bus akan diintensifkan menjelang masa angkutan Lebaran karena masyarakat membutuhkan angkutan yang aman dan nyaman.

Salah seorang pengurus bus Goodwill tujuan Bandung, Rujito, mengakui jika surat-surat kendaraannya lengkap. "Hanya saja lampu belakangnya nanti akan diganti di garasi," ucap Rujito.

Minggu, 04 Juni 2017

Puluhan Penghuni Kos di Purwokerto Dihukum Nyanyi Indonesia Raya


Puluhan penghuni kos dan pasangan mesum terjaring dalam razia pekat yang digelar oleh Tim Gabungan dari Polsek Purwokerto Utara. Mereka dihukum bersama-sama dengan cara menyanyikan lagu Indonesia Raya.

Tempat kos yang dirazia berada di Jalan Gunung Dempo, Purwokerto Utara, Banyumas, Jawa Tengah. Tempat kos tersebut dirazia karena ada laporan dianggap meresahkan masyarakat.

"Semuanya sikap sempurna, berdiri, nyanyi lagu Indonesia Raya. Ada yang tertawa saya tempeleng. Sikap berdiri tegak," tegas Kapolsek Purwokerto Utara Kompol Umbu Tellu di depan puluhan penghuni kos, Kamis (1/6/2017).Tidak ada tawa atau cekikikan puluhan penghuni kos yang terkena razia. Wajah mereka terlihat serius dan tegang. Kapolsek juga meminta salah seorang menjadi dirijen atau pemimpin saat menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia.

Mereka menyanyikan lagu Indonesia Raya hingga selesai. Usai mereka menyanyikan lagu Indonesia Raya, Umbu kemudian mengucapkan terima kasih.

"Ini dilakukan salah satunya sebagai bentuk penghormatan peringatan Hari Lahir Pancasila yang jatuh 1 Juni," katanya

Dalam kegiatan tersebut pihaknya mengamankan sedikitnya 31 orang, masing-masing 16 perempuan dan 15 laki-laki. Sebanyak empat perempuan tercatat masih di bawah umur.

"Kami melakukan kegiatan ini atas laporan warga yang resah dengan aktivitas penghuni indekos. Mereka sering pulang malam, teriak-teriak tidak jelas, pergaulan mereka terlalu bebas, sehingga masyarakat kurang nyaman saat menjalankan ibadah puasa," katanya.

Menurut dia, pihaknya juga mengamankan dua orang yang membawa minuman keras dan dua pasang remaja laki-laki dan perempuan dari sebuah kamar. Mereka diamankan karena tidak bisa menunjukkan surat nikah yang sah.

Seluruh penghuni kos, lanjut dia diminta untuk mengosongkan indekos dan kembali ke rumahnya masing-masing. Mereka tidak hanya berasal dari wilayah Banyumas, melainkan juga dari luar kota. Selama ini mereka tidak memiliki pekerjaan yang jelas dan sering berlaku tidak sopan terhadap warga sekitar bahkan mabuk-mabukan.

"Mereka yang menghuni indekos itu pengangguran semua. Beberapa remaja yang diamanaan kami kenakan tindak pidana ringan. Untuk yang warga sini (Banyumas), kami minta orang tuanya menjemput, kalau yang luar kota kami antar ke terminal," pungkas dia.