Jamaah Islam Aboge (Alif Rebo Wage) yang tersebar di Purbalingga, Banyumas, dan Cilacap, Jawa Tengah melaksanakan Salat Idul Fitri 1 Syawal 1438 H, hari ini, Selasa (27/6/2017).
Pelaksanaan Salat Idul Fitri di Kabupaten Banyumas diilaksanakan di Masjid Jami Baitussalam atau yang dikenal dengan sebutan Masjid Saka Tunggal Desa Cikakak, Kecamatan Wangon. Selain di tempat itu, jamaah Islam Aboge juga terdapat di Desa Kracak, Kecamatan Ajibarang, dan Desa Cibangkong, Kecamatan Pekuncen, Banyumas.
Di Kabupaten Purbalingga, penganut Islam Aboge melaksanakan salat Idul Fitri di Masjid Sayid Kuning, Desa Onje, Purbalingga. Sedangkan di Kabupaten Cilacap di Desa Ujungmanik, Kecamatan Kawunganten, Cilacap.
Di masjid Saka Tunggal, salat Idul Fitri tersebut dipimpin oleh Kiai Sulam dan khatib Marjuki. Dalam khutbah yang menggunakan berbahasa Arab, khatib mengajak jamaah untuk menghayati makna Idul Fitri.
"Marilah kita semua kembali ke fitrahnya sebagai manusia dengan saling memaafkan setelah satu bulan berpuasa," kata dia saat berkhutbahnya.
Usai melaksanakan salat dan mendengarkan khutbah, seluruh jamaah saling bersalam-salaman dengan melantunkan salawat berlanggam Jawa.
Setelah selesai bersalam-salaman, seluruh jamaah berkumpul di halaman masjid untuk halalbihalal dengan warga lainnya yang telah berlebaran lebih dulu.
Halalbihalal itu dilakukan dengan bersalam-salaman yang dimulai dari takmir masjid dan diikuti seluruh warga Desa Cikakak. Usai bersalam-salaman, diakhiri dengan kenduri di serambi masjid dengan menikmati makanan yang mereka bawa dari rumah masing-masing.
Sementara menurut Sulam, imam Masjid Jami Baitussalam mengatakan dasar perhitungan penentuan tanggal Penganut Islam Aboge biasa menggunakan perhitungan hari atau tanggal yang digunakan para wali sejak abad ke-14 dan disebarluaskan di wilayah Banyumas oleh ulama Raden Rasyid Sayid Kuning dari Pajang.
"Penanggalan Aboge jatuh dihari Selasa Pon dan baru dilaksanakan Idul Fitri. Puasa 30 hari. Perhitungan untuk tahun ini jatuh di 1 Muharam Selasa Paing dan di perhitungan 1 Syawalnya jatuhnya di Selasa Pon," kata Sulam usai melaksanakan salat Iduk Fitri.
Menurut dia, berdasarkan perhitungan penganut Islam Aboge, dalam kurun waktu delapan tahun atau satu windu terdiri dari tahun Alif, Ha, Jim Awal, Za/Je, Dal, Ba/Be, Wawu, dan Jim Akhir serta dalam satu tahun terdiri dari 12 bulan dan satu bulan terdiri atas 29-30 hari dengan hari pasaran berdasarkan perhitungan Jawa, yakni Pon, Wage, Kliwon, Manis (Legi), dan Pahing.
Dia menjelaskan, hari dan pasaran pertama pada tahun Alif jatuh pada Rabu Wage (Aboge), tahun Ha pada Ahad/Minggu Pon (Hakadpon), tahun Jim Awal pada Jumat Pon (Jimatpon), tahun Za/Je pada Selasa Pahing (Zasahing), tahun Dal pada Sabtu Legi (Daltugi), tahun Ba/Be pada Kamis Legi (Bemisgi), tahun Wawu pada Senin Kliwon (Waninwon), dan tahun Jim Akhir pada Jumat Wage (Jimatge).
Penganut Islam Aboge meyakini tahun 1438 Hijriyah merupakan tahun Za/Je karena tanggal 1 Muharam jatuh pada hari Selasa dengan hari pasaran Pahing atau sesuai dengan rumusan Zasahing.
Hari Selasa dan pasaran Pahing tersebut selanjutnya menjadi patokan atau hari pertama dan pasaran pertama pada tahun Za/Je.
Sedangkan untuk menentukan tanggal perayaan hari-hari besar agama Islam, penganut Aboge memiliki rumusan tersendiri yang mengacu pada hitungan sesuai tahun berjalan, misalnya Donemro/Sanemro (Ramadhan/Puasa jatuh pada hari keenam pasaran kedua) untuk menentukan tanggal 1 Ramadhan serta Waljiro (Syawal jatuh pada hari pertama pasaran kedua) untuk menentukan tanggal 1 Syawal.
Berdasarkan rumusan tersebut, tanggal 1 Ramadhan 1438 Hijriyah jatuh pada hari Minggu Pon karena merupakan hari keenam dan pasaran kedua setelah Selasa Pahing (berpatokan pada 1 Muharam tahun Za/Je) atau tanggal 28 Mei 2017 pada kalender Masehi.
Sementara untuk 1 Syawal 1438 Hjriyah, berdasarkan rumusan Waljiro jatuh pada hari Selasa Pon (1 Syawal jatuh pada hari pertama dan pasaran kedua yang diturunkan dari Selasa Pahing atau 1 Muharam 1438 Hijriyah) atau tanggal 27 Juni 2017.
Sehingga dia mengharapkan dengan adanya perbedaan yang ada tidaklah menjadi sebuah masalah, malah perbedaan yang ada bisa menjadi sebuah kekuatan untuk mempererat tali silaturahmi.
"Diharapkan adanya perbeda-perbedaan jangan jadi masalah dan justru menjadi sebuah kekuatan akan eratnya hubungan silatirahmi yang baik bagi semuanya," ungkapnya. https://news.detik.com
Pelaksanaan Salat Idul Fitri di Kabupaten Banyumas diilaksanakan di Masjid Jami Baitussalam atau yang dikenal dengan sebutan Masjid Saka Tunggal Desa Cikakak, Kecamatan Wangon. Selain di tempat itu, jamaah Islam Aboge juga terdapat di Desa Kracak, Kecamatan Ajibarang, dan Desa Cibangkong, Kecamatan Pekuncen, Banyumas.
Di Kabupaten Purbalingga, penganut Islam Aboge melaksanakan salat Idul Fitri di Masjid Sayid Kuning, Desa Onje, Purbalingga. Sedangkan di Kabupaten Cilacap di Desa Ujungmanik, Kecamatan Kawunganten, Cilacap.
Di masjid Saka Tunggal, salat Idul Fitri tersebut dipimpin oleh Kiai Sulam dan khatib Marjuki. Dalam khutbah yang menggunakan berbahasa Arab, khatib mengajak jamaah untuk menghayati makna Idul Fitri.
"Marilah kita semua kembali ke fitrahnya sebagai manusia dengan saling memaafkan setelah satu bulan berpuasa," kata dia saat berkhutbahnya.
Usai melaksanakan salat dan mendengarkan khutbah, seluruh jamaah saling bersalam-salaman dengan melantunkan salawat berlanggam Jawa.
Setelah selesai bersalam-salaman, seluruh jamaah berkumpul di halaman masjid untuk halalbihalal dengan warga lainnya yang telah berlebaran lebih dulu.
Halalbihalal itu dilakukan dengan bersalam-salaman yang dimulai dari takmir masjid dan diikuti seluruh warga Desa Cikakak. Usai bersalam-salaman, diakhiri dengan kenduri di serambi masjid dengan menikmati makanan yang mereka bawa dari rumah masing-masing.
Sementara menurut Sulam, imam Masjid Jami Baitussalam mengatakan dasar perhitungan penentuan tanggal Penganut Islam Aboge biasa menggunakan perhitungan hari atau tanggal yang digunakan para wali sejak abad ke-14 dan disebarluaskan di wilayah Banyumas oleh ulama Raden Rasyid Sayid Kuning dari Pajang.
"Penanggalan Aboge jatuh dihari Selasa Pon dan baru dilaksanakan Idul Fitri. Puasa 30 hari. Perhitungan untuk tahun ini jatuh di 1 Muharam Selasa Paing dan di perhitungan 1 Syawalnya jatuhnya di Selasa Pon," kata Sulam usai melaksanakan salat Iduk Fitri.
Menurut dia, berdasarkan perhitungan penganut Islam Aboge, dalam kurun waktu delapan tahun atau satu windu terdiri dari tahun Alif, Ha, Jim Awal, Za/Je, Dal, Ba/Be, Wawu, dan Jim Akhir serta dalam satu tahun terdiri dari 12 bulan dan satu bulan terdiri atas 29-30 hari dengan hari pasaran berdasarkan perhitungan Jawa, yakni Pon, Wage, Kliwon, Manis (Legi), dan Pahing.
Dia menjelaskan, hari dan pasaran pertama pada tahun Alif jatuh pada Rabu Wage (Aboge), tahun Ha pada Ahad/Minggu Pon (Hakadpon), tahun Jim Awal pada Jumat Pon (Jimatpon), tahun Za/Je pada Selasa Pahing (Zasahing), tahun Dal pada Sabtu Legi (Daltugi), tahun Ba/Be pada Kamis Legi (Bemisgi), tahun Wawu pada Senin Kliwon (Waninwon), dan tahun Jim Akhir pada Jumat Wage (Jimatge).
Penganut Islam Aboge meyakini tahun 1438 Hijriyah merupakan tahun Za/Je karena tanggal 1 Muharam jatuh pada hari Selasa dengan hari pasaran Pahing atau sesuai dengan rumusan Zasahing.
Hari Selasa dan pasaran Pahing tersebut selanjutnya menjadi patokan atau hari pertama dan pasaran pertama pada tahun Za/Je.
Sedangkan untuk menentukan tanggal perayaan hari-hari besar agama Islam, penganut Aboge memiliki rumusan tersendiri yang mengacu pada hitungan sesuai tahun berjalan, misalnya Donemro/Sanemro (Ramadhan/Puasa jatuh pada hari keenam pasaran kedua) untuk menentukan tanggal 1 Ramadhan serta Waljiro (Syawal jatuh pada hari pertama pasaran kedua) untuk menentukan tanggal 1 Syawal.
Berdasarkan rumusan tersebut, tanggal 1 Ramadhan 1438 Hijriyah jatuh pada hari Minggu Pon karena merupakan hari keenam dan pasaran kedua setelah Selasa Pahing (berpatokan pada 1 Muharam tahun Za/Je) atau tanggal 28 Mei 2017 pada kalender Masehi.
Sementara untuk 1 Syawal 1438 Hjriyah, berdasarkan rumusan Waljiro jatuh pada hari Selasa Pon (1 Syawal jatuh pada hari pertama dan pasaran kedua yang diturunkan dari Selasa Pahing atau 1 Muharam 1438 Hijriyah) atau tanggal 27 Juni 2017.
Sehingga dia mengharapkan dengan adanya perbedaan yang ada tidaklah menjadi sebuah masalah, malah perbedaan yang ada bisa menjadi sebuah kekuatan untuk mempererat tali silaturahmi.
"Diharapkan adanya perbeda-perbedaan jangan jadi masalah dan justru menjadi sebuah kekuatan akan eratnya hubungan silatirahmi yang baik bagi semuanya," ungkapnya. https://news.detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar