Senin, 27 Juni 2016

Tarif Parkir “Lebaran” di Purwokerto Naik Dua Kali Lipat

Masyarakat kembali mengeluhkan tarif parkir yang tidak sesuai aturan, bahkan naik dua kali lipat. Berdasarkan aturan, tarif parkir untuk kendaraan roda dua sebesar Rp 1.000, sedangkan untuk roda empat Rp 2.000. Salah satu warga Purwokerto, Irwan Gusti mengatakan, harus membayar Rp 2 ribu saat parkir di pusat perbelanjaan di Jalan Jenderal Soedirman. Padahal hari biasa tarif untuk kendaraan roda dua hanya Rp 1.000.

”Saya sudah menolak bayar Rp 2 ribu tapi tetap dipaksa, katanya tarif lebaran,” katanya. Tidak hanya itu, di pusat perbelanjaan lain terutama yang melakukan pengelolaan parkir secara mandiri, tarif parkir beragam mulai dari Rp 1.500 sampai Rp 2 ribu. Warga lain Reza, juga mengeluhkan kenaikan tarif parkir secara sepihak. Menurutnya, tarif parkir di kawasan Jalan Gereja yang biasanya hanya Rp 1.000 saat ini menjadi Rp 2 ribu pada malam hari.”Sudah disuruh bayar Rp 2 ribu, karcis juga tidak ada. Harusnya kan tarif parkir disesuaikan dengan aturan, dan harusnya juga ada karcisnya sebagai bukti retribusi,” tegasnya. Selain tarif parkir, masyarakat juga mengeluhkan banyaknya parkir liar yang bermunculan. Seperti yang terlihat di sepanjang Jalan HR Bunyamin dan Jalan Kampus. “Di beberapa toko, biasanya tidak ada parkirnya, tapi sekarang ditarik retribusi parkir dan tarifnya juga Rp 2 ribu,” kata salah seorang mahasiswi, Meidina. 

Terkait hal itu, Kepala UPT Keparkiran Dinhubkominfo Kabupaten Banyumas Suparwoto mengaku mendapat laporan secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu pihaknya terus menggencarkan patroli dan sosialisasi kepada petugas parkir dan masyarakat. Menurutnya, kenaikan tarif diluar ketentuan merupakan tindakan pungutan liar (pungli). Sehingga masyarakat bisa melaporkan ke pihak yang berwenang. “Harusnya ada perlawanan dari masyarakat untuk tidak mau membayar lebih di luar aturan,” jelasnya. Dia mengatakan selama ini pihaknya selalu melakukan sosialisasi terkait tarif parkir kepada koordinator parkir, petugas parkir maupun masyarakat, melalui papan tarif parkir yang dipasang di beberapa titik. Lebih lanjut, untuk parkir yang dikelola Dinhubkominfo merupakan parkir berjenis retribusi, yaitu parkir yang berada di tempat umum atau fasilitas publik seperti tepi jalan, hingga taman kota. 

Sedangkan untuk parkir yang ada di tempat pribadi, menurutnya menjadi kewenangan DPPKAD sebagai pajak parkir.”Untuk tarifnya sudah ada aturannya semua di Perda. Jadi kalau melebihi dari tarif yang sudah ditetapkan bisa dikategorikan pungli,” ujarnya. Suparwoto menambahkan, untuk fenomena parkir liar menjelang lebaran disebabkan minimnya petugas parkir di wilayah koordinator parkir masing-masing. 

Pasalnya jumlah kendaraan melebihi kapasitas parkir, sehingga akhirnya kendaraan memilih parkir di tempat yang sebenarnya bukan lahan parkir. “Hal itu menjadi tanggung jawab dari koordinator. Itu juga tidak mempengaruhi retribusi yang dibayarkan selama setahun, karena sejak awal sudah ada kesepakatan antara koordinator parkir dan Pemkab terkait retribusi parkir selama satu tahun. Kalau ada kelebihan maka itu masuk ke pengelola parkir,” tegasnya.

Pemkab Bangun Duplikat Jembatan Merah dan Jalan Lingkar Patikraja

Untuk mengatasi kemacetan lalu lintas di wilayah Patikraja tepatnya sekitar pasar Patikraja Pemerintah Kabupaten Banyumas akan membangun duplikat Jembatan Merah yang menghubungkan Patikraja dan Mandirancan tepatnya pasar Patikraja ke arah keselatan dan membuat jalan lingkar sebidang Kedungrandu - Patikraja sepanjang 1,2 km.

Pembangunan duplikat Jembatan Merah akan ditempatkan disebelah kanan atau sebelah barat jembatan lama dengan panjang 110 m lebar 7 meter sedangkan jalan lingkar Patikraja sepanjang 1,2 m dan akan membuat jembatan baru dan berakhir disebelah barat lokasi pasar hewan Desa Notog Kecamatan Patikraja yang sekarang dalam tahap pembangunan.

Kepastian pembangunan kedua proyek disampaikan oleh Kepala Dinas Sumber Daya Mineral dan Bina Marga DR.Ir Irawadi CES pada saat mendampingi Bupati Banyumas melakukan cek lokasi di kedua calon lokasi proyek tersebut, Jum'at (24/6)

Irawadi menjelaskan , pembangunan kedua proyek tersebut akan dibiayai oleh Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementrian Pekerjaan Umum dan Pemerintah Kabupaten Banyumas " ini merupakan hasil dari pendekatan dan upaya Bupati Banyumas Achmad Husein kepada pemerintah pusat khusunya Kementrian Pekerjaan Umum yang siap menggelontorkan anggaran dengan ketentuan untuk pembebasan tanahnya dibiayai oleh Pemkab Banyumas" terangnya.

Irawadi merinci, untuk pembangunan duplikat jembatan Merah Pemkab Banyumas akan membiayai pembebasan tanah dan bangunan bawah jembatan, sedangkan untuk jalan lingkar patikraja Pemkab membiayai pembebasan tanahnya.

" kita akan menganggarkan pembebasan tanah untuk pembangunan duplikat jembatan merah di perubahan Anggaran 2016 juga untuk pembebasan tanah jalan lingkar Kedungrandu - Patikraja sedangkan pembangunan bawah jembatan akan dilaksanakan pada tahun anggaran 2017, dan diharapkan 2017 seluruh pembangunan akan selesai" terangnya.

Bupati Achmad Husein disela kunjungannya mengatakan, kedua proyek ini bertujuan untuk mengurai kemacetan disekitar pasar Patikraja yang tidak hanya pada menjelang dan setelah lebaran tapi juga pada hari hari libur.

Husein berharap masyarakat untuk turut serta mensukseskan kegiatan ini karena dampaknya akan dinikmati oleh masyarakat itu sendiri."Nanti setelah kedua proyek ini rampung arus lalulintas dari arah Kebasen dan Banyumas dan sebaliknya dari Purwokerto maupun Patikraja menuju ke Kebasen, Banyumas dan Cilacap akan lancar, juga akan menumbuhkan perekonomian masyarakat di Kebasen, Banyumas bahkan sampai ke Sampang Cilacap, dan untuk pembangunan jalan lingkar Patikraja akan mengatasi kemacetan kendaraan dari Purwokerto menuju Bandung maupun dari luar kota menuju Purwokerto yang melalui jalur selatan" jelasnya

Pemudik mulai berdatangan di stasiun Purwokerto



PURWOKERTO. Kedatangan pemudik yang menggunakan jasa kereta api dengan tujuan kota-kota di wilayah PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 5Purwokerto mulai meningkat, kata Manajer Humas PT KAI Daop 5 Purwokerto Surono.

"Hal ini terlihat dari volume kedatangan pemudik di seluruh stasiun PT KAI Daop 5 Purwokerto pada H-11 Lebaran atau Sabtu (25/6) dan H-10 Lebaran atau Minggu (26/6) mengalami peningkatan dari hari-hari biasa," katanya di Purwokerto, Jawa Tengah, Senin (27/6).

Dalam hal ini, dia mencontohkan volume kedatangan penumpang di dua stasiun besar PT KAI Daop 5 Purwokerto, yakni Stasiun Purwokerto dan Stasiun Kutoarjo.

Menurut dia, jumlah penumpang yang turun di Stasiun Purwokerto pada H-11 Lebaran mencapai 3.463 orang atau meningkat sekitar 150 % dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 2.223 orang.

Ia mengatakan jumlah pemudik yang turun di Stasiun Kutoarjo pada H-11 Lebaran sebanyak 2.984 orang atau meningkat sekitar 137 % dari tahun sebelumnya yang mencapai 2.182 orang.

Sementara pada H-10 Lebaran di Stasiun Purwokerto tercatat 3.526 pemudik yang datang atau meningkat sekitar 144 % dari tahun sebelumnya yang sebesar 2.450 orang, sedangkan di Stasiun Kutoarjo sebanyak 3.162 orang atau meningkat sekitar 138 % dari tahun sebelumnya yang sebanyak 2.286 orang.

"Jumlah penumpang pada hari-hari biasa yang turun di Stasiun Purwokerto rata-rata 2.600 orang sedangkan di Stasiun Kutoarjo rata-rata 1.600 orang," jelasnya


Lebih lanjut, Surono mengatakan berdasarkan data, jumlah pemudik yang turun di seluruh stasiun PT KAI Daop 5 Purwokerto pada H-11 Lebaran mencapai 11.436 orang atau meningkat sekitar 151 % dari tahun sebelumnya yang sebesar 7.580 orang.

Sementara pada H-10 Lebaran, kata dia, jumlah pemudik yang turun di seluruh stasiun PT KAI Daop 5 Purwokerto mencapai 12.127 orang atau meningkat sekitar 141 % dari tahun sebelumnya yang sebanyak 8.574 orang.

"Puncak arus mudik penumpang kereta api diperkirakan akan terjadi pada H-1 Lebaran atau 5 Juli dengan jumlah penumpang turun di wilayah Daop 5Purwokerto mencapai 16.447 orang," katanya.

Kamis, 23 Juni 2016

Penertiban PGOT di Purwokerto Masih Terganjal SK

Masuk pertengahan ramadan, sejumlah pengemis gelandangan dan orang terlantar (PGOT), kembali marak di beberapa titik di wilayah Perkotaan Purwokerto. Tidak hanya di jalan, kali ini PGOT juga menyasar pertokoan dan pusat perbelanjaan. Dari pantauan Radarmas, maraknya PGOT di pertokoan mulai terjadi sejak pekan lalu, terutama saat akhir pekan. Salah satu warga Purwokerto, Regina mengaku sempat menjumpai beberapa PGOT, baik di lokasi parkir maupun pintu masuk pertokoan. 

Hal itu dinilai sangat mengganggu dan cukup meresahkan. “Sekarang sudah mulai banyak yang berbelanja. Saya yakin, kalau tidak ada penanganan khusus maka jumlahnya akan bertambah lagi pasca pembagian THR nanti,” katanya. Menurutnya, PGOT yang muncul tidak hanya didominasi orang tua, melainkan anak-anak yang masih di bawah umur. Tidak hanya pusat perbelanjaan di Jalan Soedirman maupun kompleks Kebondalem, PGOT juga menyasar sejumlah rumah makan yang ada di kompleks GOR Satria Purwokerto. Kebanyakan mulai menyebar saat menjelang buka puasa. Kepala Satpol PP Banyumas Imam Pamungkas mengatakan, belum bisa bergerak untuk melakukan penertiban. Pasalnya untuk penertiban PGOT harus dikoordinasikan terlebih dahulu dengan Dinsosnakertrans sebagai leading sektor. “Kalau hanya menangkap PGOT saja itu bukan perkara sulit. Namun setelah itu kan harus ditangani lagi. Jadi harus menunggu koordinasi dengan Dinsosnakertrans,” jelasnya. Terpisah, Kabid PJRS Dinsosnakertrans Kabupaten Banyumas Agus Sriyono menjelaskan, saat ini penertiban belum dapat dilakukan karena masih menunggu SK Tim Penertiban dari Wakil Bupati. 

“Kita sudah berkoordinasi dengan bagian hukum, namun SK nya memang belum jadi,” katanya. Untuk sementara, lanjut Agus, penertiban masih dilakukan bersama Satpol PP. Sedangkan hasil operasi, langsung ditangani dengan melakukan pendataan dan pembinaan. Sebelumnya, beberapa kali masyarakat juga mengantar PGOT ke kantor Dinsosnakertrans. “Itu juga langsung kita tindak lanjuti. Harapannya, memang ada sinergi antara pemerintah dan masyarakat dalam mengatasi permasalahan PGOT,” ujarnya. Seperti diketahui, pasca diterbitkannya Perda Nomor 16 Tahun 2015 tentang Penanggulangan Penyakit Masyarakat termasuk pemasangan papan larangan memberi, jumlah PGOT yang turun ke jalan memang cukup berkurang. Namun saat ini kebanyakan PGOT justru menyasar perumahan, toko dan perkantoran. Memanfaatkan momen Ramadan, jumlah PGOT biasanya bertambah terutama datang dari luar Banyumas.

Selasa, 21 Juni 2016

10 Situs Jual Beli Online Paling Populer Dan Terpercaya

Tempat jual-beli terpopuler di Indonesia tidak hanya di tempat-tempat seperti mall saja, sekarang ada banyak tempat perbelanjaan jual beli online di Indonesia yang terkenal dan terpercaya. Jual beli online ini biasanya menggunakan system Deal > Ketemuan > Transaksi atau Deal > Transfer > Kirim barang. Disini, anda bisa menjadi penjual maupun pembeli tanpa biaya apapun.

Berikut ini adalah 10 situs jual-beli online paling 

Jual-Beli Bebas
Maksud situs jual beli bebas adalah situs yang memungkinkan anda untuk menjual barang anda, baik baru maupun bekas tanpa harus buka toko. Misalnya, anda ingin menjual motor bekas anda, lalu anda buka lapak > ada yang minat > ketemuan > deal. Hanya dengan begitu transaksi selesai.

1. OLX



Situs OLX yang dulunya toko bagus ini merupakan wesite iklan gratis terpopuler dan terbesar di Indonesia. Website ini memudahkan anda untuk mencari pembeli atau menjual. Toko bagus ini sudah berjalan sejak 2012 lalu.


2. Kaskus



Selain menjadi forum, kaskus juga terkenal dengan jual beli onlinenya yang besar dan popular. Kaskus ini mempunyai keamanan yang cukup tinggi sehingga jangan ragu ragu bagi anda yang ingin menjual atau membeli secara online.

3. Jualo





Seperti situs jual beli lainnya, Jualo juga memungkinkan anda untuk menjual atau mengiklankan barang-barang anda secara bebas.

Market Place

Kalo di ibaratkan di dunia nyata, marketplace ini pasar, dan anda bisa membuat lapak disana untuk menjajakan barang anda baik secara gratis maupun berbayar. Sistem pembayaran di sini diatur oleh yang punya pasar, jadi insyallah tidak akan ada penipuan.

4. Bukalapak



Seperti namanya, bukalapak membolehkan anda untuk membuka lapak untuk barang-barang yang ingin anda jual.

Tokopedia.com merupakan market place yang masuk dalam 50 besar situs paling populer di indonesia. Anda dapat menjual atau membeli barang bekas atau baru melalui tokopedia.

Lazada adalah website jual beli online popular. Lazada ada dibeberapa Negara lainnya seperti Thailand, Indonesia, Malaysia, dll. Lazada Indonesia sudah dibuka pada 2012 yang lalu.




Zalora ini merupakan toko online sekaligus marketplace yang menawarkan produk fashion, seperti tas, pakaian, aksesoris, topi, dll. Dengan berbagai maam brand brand terkenal seperti Adidas, Nike, Converse, Casio, dll.



Bhinneka.com ini merupakan toko online nomor 1 dan terpopuler di Indonesia. Kualitas barang dan transaksi terjamin. Bhinneka juga akan bertanggung jawab atas bentuk kesalahan sampai pengiriman.

9. Elevenia



Elevenia.com menjadikan sebuah jual beli online popular. Elevenia mudadh kita akses dan sekarang hadir pada Google Play atau Play Store.



Blanja market-place serba ada yang mengizinkan anda buka toko disana. Produk-produknya sangat beragam, mulai dari makanan sampai gadget.

Minggu, 19 Juni 2016

Pasar Tambak Kebakaran Saat Banjir


BANYUMAS – Suatu kejadian aneh terjadi saat banjir, terjadi Sabtu (18/6/2016) lalu. Salah satu los Pasar Tambak Kabupaten Banyumas, terbakar saat terjadi banjir bandang yang menerjang pemukiman disekitar pasar tersebut.

Supriyadi Kepala Pasar Tambak mengatakan, selain kebakaran, banjir juga mengakibatkan pagar keliling pasar ikut ambruk, tak kuat menahan air bah, bersamaan rumah warga sekitar yang hanyut terbawa banjir.


“Api diakibatkan dari barang dagangan berupa gamping (kapur), karena terendam air akhirnya meleleh dan menimbulkan api karena berdekatan dengan barang dagangan yang kering,” katanya.

Supriyadi melanjutkan kebakaran yang terjadi dipasar tidak diketahui, oleh pengelola maupun warga sekitar karena selain terjadi saat banjir dan hujan deras, kebakaran berada ditengah-tengah pasar, warga juga disibukan dengan penyelamatan harta benda yang masih bisa diamankan.

“Kami tau api sudah padam setelah hujan mulai mereda, ada kepulan asal baru kami, mendekat dan mematikan sisa api yang masih mengepulkan asap,” tambahnya.


Ada 3 kios berserta barang dagangan yang hangus terbakar sementara 2 kios kanan kirinya terkena imbasnya. Supriyadi belum bisa menaksir kerugian, karena sampai minggu siang pemilik belum menengok kiosnya yang terbakar. Humaspemkab Banyumas

Sebagai jembatan penghubung Kecamatan Patikraja dan Kecamatan Kebasen, jembatan sungai serayu dinilai sempit. Sebab, kendaraan dari dua arah harus melewati jembatan itu secara bergantian. Salah seorang warga Kebasen, Dodo (49) mengatakan, jembatan itu sudah tua dan diperkirakan ada sejak jaman Belanda. Menurut dia, jembatan itu mulai menakutkan ketika dilewati. “Kalau dilewati kendaraan rasanya bergetar, jadi takut,” katanya.

Menurut dia, kondisi jembatan itu sudah tidak kondusif lagi. “Kalau menurut saya dibuat jembatan baru untuk menggantikan jembatan itu. Jembatan itu sudah tidak layak, apalagi ditambah truk tonase besar lewat jembatan itu,” ujarnya. Dia berharap segera ada solusi terkait jembatan tersebut. Sebab, jembatan itu sangat vital bagi masyarakat Banyumas, terutama warga Kebasen.

Sebab, apabila tidak ada jembatan itu, warga Kebasen yang akan pergi ke Purwokerto harus berputar ke Banyumas atau Rawalo terlebih dahulu. “Kalau jembatan itu sampai putus, warga Kebasen ke Purwokerto harus berputar,” paparnya.

Warga lain, Bima mengatakan, dia sudah terbiasa melewati jembatan itu. Meski sudah tidak merasa takut, dia berharap ada jembatan baru demi kelancaran lalu lintas di sana.

Menurut dia, pengendara kini bergantung pada joki yang ada di di pintu masuk dan pintu keluar jembatan. “Semoga kedepan bisa ada solusi, dilebarkan atau dibuat jembatan baru. Kalau tidak ada joki saya yakin lalu-lintas di jembatan akan semrawut,” imbuhnya.

Akhirnya Rektor Unsoed Temui Mahasiswa, Dua Tuntutan Dikabulkan

Rektor Unsoed Achmad Iqbal akhirnya menemui massa mahasiswa di halaman Gedung Rektorat Unsoed, Jumat (17/6). Meski pada sesi audiensi kedua yang dilakukan siang hari, Iqbal meninggalkan audiensi tanpa ada konfirmasi sebelumnya. Hal itu terjadi pasca adanya insiden kericuhan antara petugas keamanan dan massa mahasiswa, yang menjadikan suasana semakin tidak kondusif.

Dalam lanjutan aksi gabungan mahasiswa Soedirman Melawan, Iqbal menyampaikan beberapa poin terkait tuntutan mahasiswa. Sebelumnya Iqbal menyampaikan alasan dia tidak menemui massa pada Kamis (16/6). Hal itu dikarenakan tidak adanya surat untuk berdialog yang ditujukan kepada dirinya.

Ada beberapa poin penting yang disampaikan Iqbal, di antaranya pencabutan SK Rektor terkait uang pangkal yang dibebankan pada mahasiswa baru angkatan 2016. “Uang pangkal akan dihapuskan. Namun kalau ada sumbangan atau lain-lain, Unsoed tetap menerima,” ujarnya. Selain itu berkaitan dengan uang kuliah tunggal (UKT). Dalam audiensi kemarin, Iqbal menyatakan bahwa tahun 2016 ini tidak ada kenaikan UKT. Namun pihaknya akan tetap memberlakukan hingga level 8 jika Kemenristekdikti menurunkan aturan baru.

“Sementara ini aturan besaran UKT masih menggunakan regulasi Permenristekdikti Nomor 22 Tahun 2015. Kalau sudah ada yang bayar, maka kelebihannya akan disimpan,” katanya.

Audiensi sempat ditunda karena masuk salat Jumat, namun dilanjutkan kembali sekitar pukul 13.00. Pada audiensi sesi kedua, mahasiswa memaparkan sejumlah temuan dan kajian berkaitan dengan UKT dan uang pangkal.

Di tengah audiensi, sempat terjadi insiden yang diduga diprovokasi oleh petugas keamanan Rektorat. Hal itu memicu kemarahan mahasiswa yang hadir. Maka aksi saling dorong antara petugas keamanan dan mahasiswa tidak bisa dihindarkan. Tidak ada korban luka dalam insiden tersebut. Namun pasca insiden, Rektor Unsoed diketahui sudah tidak berada di dalam ruangan Rektorat.

Presiden BEM Unsoed, Abdullah M Ikhsan menyayangkan hal itu. Menurutnya, hal itu sangat tidak mencerminkan sikap pemimpin yang baik. Padahal masih ada beberapa tuntutan lagi yang belum disampaikan.

Dalam orasinya pasca insiden, Ikhsan mengatakan sempat masuk untuk menemui Rektor, namun di dalam ruangan hanya ada wakil rektor I dan wakil rektor III. Sedangkan rektor sudah tidak ada.

Dia menambahkan, ada beberapa pernyataan rektor yang menurutnya masih bisa diperdebatkan. Pertama terkait undangan untuk berdialog. Menurutnya, surat pemberitahuan pelaksanaan aksi termasuk hasil kajian sudah diserahkan ke Rektorat Unsoed pada H-10 aksi.

Untuk penarikan UKT kepada mahasiswa baru 2016, menurutnya belum ada dasar hukumnya. Pasalnya, sampai saat ini belum ada aturan baru yang berkaitan dengan kenaikan UKT dari pusat. Sehingga dasar kenaikan UKT yang hampir 100 persen tahun 2016 ini sebenarnya belum ada dasar hukum atau legalitas yang jelas.

“Unsoed menarik UKT tanpa ada dasar hukum yang jelas, itu sama saja dengan pungli. Dan penjelasan itu yang masih kita kejar. Namun sejauh ini pertanyaan itu belum terjawab,” jelasnya.

Sampai berita ini ditulis, sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Soedirman Melawan, masih bertahan di Gedung Rektorat Unsoed. Mereka akan tetap bertahan sampai mendapat penjelasan lebih lanjut dari rektor.

Ratusan Mahasiswa Duduki Gedung Rektorat Unsoed



PURWOKERTO – Ratusan mahasiswa menduduki gedung rektorat Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Kamis (16/6). Hal itu dilakukan massa lantaran geram menunggu Rektor Unsoed, Achmad Iqbal yang tak kunjung datang menemui perwakilan mahasiswa. Aksi yang dilakukan gabungan mahasiswa Unsoed yang menyebut dirinya Soedirman Melawan, sempat diwarnai tindakan saling dorong yang menjurus anakis. Hal itu menyebabkan lima kaca di gedung rektorat pecah, dan beberapa orang luka-luka, baik dari pihak mahasiswa maupun petugas keamanan.

Salah satu koordinator aksi Soedirman Melawan, Abdullah M Ihsan mengatakan, aksi yang dilakukan merupakan salah satu ekspresi kekecewaan mahasiswa akibat sejumlah permasalahan yang ada di Unsoed. Dia mengklarifikasi terkait insiden pecahnya kaca gedung rektorat, dimana saat itu mahasiswa yang tengah panas terprovokasi oleh oknum petugas keamanan.

“Saat kita sedang berorasi dan meminta rektor turun untuk menemui massa, teman kita yang sedang bernegosiasi sempat dipukul. Dari situ akhirnya mahasiswa memaksa masuk ke gedung rektorat,” jelasnya.


Dijelaskan, pada dasarnya aksi mahasiswa untuk menyampaikan tuntutan secara langsung termasuk melakukan mediasi dengan rektor. Pasalnya meski sudah pernah dilakukan audiensi antara BEM dan rektorat pada Mei lalu, namun belum ada titik temu yang bisa dijadikan sebuah kesepakatan. Ihsan menyampaikan, ada beberapa tuntutan yang akan disampaikan, seperti menolak kenaikan uang kuliah tunggal (UKT) di 2016. Dari grafik per tahun, UKT selalu mengalami kenaikan. Bahkan besaran kenaikan di beberapa fakultas mencapai 100 persen.

“Padahal Unsoed selalu menggembor-gemborkan diri sebagai kampus rakyat, tapi tiap tahun biaya kuliah selalu naik dan cenderung mahal. Saat ini Unsoed seperti memanfaatkan mahasiswa sebagai sumber daya untuk diserap uangnya,” tegasnya.

Selain itu, mahasiswa juga menuntut penghapusan uang pangkal. Menurutnya, uang pangkal belum pernah disosialisasikan baik kepada mahasiswa maupun orang tua/wali. “Besarannya juga tidak dipatok. Itu dinilai sebagai jebakan untuk menarik uang lebih banyak lagi di luar UKT,” tegasnya.

Dia menambahkan, aksi kemarin juga menuntut transparansi alokasi UKT dan uang pangkal yang dibebankan kepada mahasiswa. Hal itu dinilai tidak fair, karena seharusnya mahasiswa berhak mengetahui peruntukkannya.


“Kita memang sudah audiensi satu kali. Namun sampai sekarang tidak ada tindak lanjut. Bahkan rektor dinilai tidak kooperatif lagi, terutama jika diajak untuk berdiskusi secara ilmiah. Karena pendekatan audiensi tidak bisa, maka teman-teman mahasiswa memutuskan untuk datang langsung menemui rektor,” ungkapnya.

Hingga sekitar pukul 19.00, mahasiswa masih menunggu rektor di gedung rektorat. Pasalnya, rektor belum bersedia menemui massa. Rencananya massa akan menduduki gedung rektor sampai Jumat pagi ini, sampai rektor bersedia berdiskusi. Sampai saat ini belum ada pernyataan resmi dari pihak universitas terkait aksi tersebut. Meski demikian, sebelumnya Wakil Rektor III Unsoed, Prihananto sempat menemui massa di depan gedung rektor.

Menurutnya, aksi tersebut seharusnya tidak perlu terjadi. Pasalnya pada 20 Mei lalu sudah pernah dilakukan audiensi dengan pihak BEM. “Seharusnya mahasiswa sudah mendapat penjelasan dari BEM, terkait hasil audiensi. Namun jika ada yang masih ingin disampaikan, dipersilakan untuk membuat pernyataan atau pertanyaan secara tertulis, untuk nanti disampaikan kepada rektor,” katanya.

Dijelaskan, sementara ini rektor memang belum bisa menemui mahasiswa dikarenakan tengah rapat di luar kota. Selain ini berdasarkan informasi dari bagian humas, beberapa pekan ini agenda dinas luar rektor memang cukup padat.

Rabu, 15 Juni 2016

Banyumas Butuh Tambahan 10 Ribu Guru

 Kabupaten Banyumas sampai saat ini masih membutuhkan tambahan guru sekitar 10 ribu orang. Idealnya kabupaten ini membutuhkan sebanyak 25 ribu guru, namun sekarang baru tersedia sekitar 15 ribu guru.

Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Banyumas, Ahmad Supartono, mengatakan sebenarnya Pemkab telah melakukan penambahan jumlah guru melalui pengangkatan sebanyak 619 orang guru Wiyata Bhakti (WB) menjadi PNS.

Namun hal tersebut, rupanya tidak memberikan dampak yang signifikan. Pasalnya pada tahun ini ada sebanyak 352 guru yang memasuki masa pensiun.

Adapun guna mengatasi kekurangan guru tersebut, menurut dia, Pemkab belum bisa berbuat banyak. Saat ini yang bisa dilakukan adalah dengan menambah keberadaan guru WB. Kendati demikian, saat ini kesejahteraan mereka masih rendah, sebab tunjangan kesra yang mereka terima masih kecil.

”Selama ini mereka baru menerima tunjangan kesra sebesar Rp 400 ribu per bulan. Hal tersebut disebabkan kemampuan keuangan Pemkab baru mampu mengalokasikan sebatas itu,” tambahnya.

Menurut dia, keberadaan mereka cukup penting, apalagi sebagian dari mereka sudah mengabdi puluhan tahun. Tetapi untuk penghasilan masih jauh dari layak.

Upaya penambahan jumlah guru telah dilakukan beberapa waktu lalu, yakni dengan mengangkat 619 honorer K2 (kategori 2) menjadi CPNS. Dari jumlah itu sebagian besar dari tenaga pendidik. Saat ini masih ada sebanyak 606 honorer K2 yang belum diangkat.

Sebagai langkah sementara dalam mengatasi kekurangan guru, Pemkab menambah guru WB. Terkait dengan tunjangan bagi mereka, Pemkab menyerahkan kepada masing-masing sekolah dengan memanfaatkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

Selain itu, Pemkab juga melakukan regrouping sekolah. Usaha tersebut sudah dilakukan maksimal, namun ternyata Kabupaten Banyumas masih tetap membutuhkan tambahan guru.

Polisi Ungkap Praktik PSK Cilik di Banyumas

Petugas Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Banyumas, Jawa Tengah, mengungkap kasus perdagangan manusia dengan korban tiga perempuan di bawah umur.

"Ketiga korban yang masih di bawah umur itu dipekerjakan sebagai PSK (pekerja seks komersial)," kata Kepala Satreskrim Polres Banyumas Ajun Komisaris Polisi Andi Kadesma saat menggelar konferensi pers di halaman Markas Polres Banyumas, di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Sabtu (11/6/2016).

Ia mengatakan, terungkapnya kasus perdagangan manusia tersebut berkat laporan masyarakat yang menyebutkan adanya seorang perempuan di bawah umur dari Gang Sadar. Di sebuah gang yang berada di kawasan wisata Baturraden yang dijadikan tempat kos PSK itu dilaporkan ada yang melahirkan seorang anak laki-laki di salah satu rumah sakit Purwokerto secara prematur dalam usia kehamilan sekira tujuh bulan, dan kini bayinya telah berusia sekira 20 hari.

Berdasarkan informasi tersebut, pihaknya segera melakukan penyelidikan hingga akhirnya dapat menemukan perempuan di bawah umur yang baru melahirkan itu.

"Dia berinisial OK, usia 16 tahun, warga Desa Banteran, Kecamatan Sumbang. Saat dimintai keterangan, korban yang lulusan Sekolah Dasar itu mengaku ditawari pekerjaan di tempat yang enak dengan gaji yang besar," katanya.

Kenyataannya, korban justru dijadikan PSK sejak November 2015 dengan tarif sebesar Rp150.000 sekali kencan dan hasilnya dibagi dua dengan mucikarinya, masing-masing Rp75.000.

Menurut dia, OK juga menginformasikan jika ada dua korban lainnya yang juga masih di bawah umur, yakni AO (16), warga Desa Karangcegak, Kecamatan Sumbang, dan TA (16), warga Desa Banjaranyar, Kecamatan Sokaraja, Banyumas.

Andi pun meminta OK membuat laporan ke Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Banyumas agar bisa melakukan penangkapan terhadap para pelaku yang merekrut korban. Setelah menerima laporan tersebut dan mengetahui identitas para pelaku, pihaknya segera menyelidiki keberadaan mereka hingga akhirnya dapat melakukan penangkapan.

"Pelakunya ada lima orang, tiga di antaranya masih satu keluarga yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak. Mereka ditangkap pada hari Jumat 10 Juni 2016 di empat lokasi berbeda," katanya.

Ia mengatakan, tiga pelaku yang masih satu keluarga itu terdiri atas Supeno (44), Hanifah (42), dan anak laki-lakinya Elsa Yubalevi (20), warga Desa Pliken RT 08 RW 06, Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas.

Menurut dia, Supeno ditangkap di Alun-Alun Purwokerto, sedangkan Hanifah dan Elsa Yubalevi ditangkap di Kelurahan Teluk, Kecamatan Purwokerto Selatan.

Sementara dua pelaku lainnya, terdiri atas Wartim (48), warga Desa Tambaksogra RT 07 RW 04, Kecamatan Sumbang, Banyumas, dan Riyadin (44), warga Desa Pliken RT 02 RW 04, Kecamatan Kembaran, Banyumas.

"Wartim ditangkap di Tambaksogra dan Riyadin ditangkap di Kembaran," katanya.

Kelima pelaku perdagangan manusia itu bakal dijerat Pasal 81 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman penjara minimal selama lima tahun dan maksimal 15 tahun juncto Pasal 2 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.

Tersangka Supeno mengatakan, jika OK, AO, dan TA sebenarnya telah mengetahui pekerjaan apa yang akan mereka kerjakan dengan berada di Gang Sadar.

"Latar belakang mereka memang seperti itu," kata dia sembari menampik jika mengiming-imingi pekerjaan di tempat yang enak kepada korbannya.

Terkait usia tiga korbannya yang masih di bawah umur itu, kata Supeno, harus memalsukan data karena peraturan untuk menjadi anggota paguyuban penghuni rumah kos Gang Sadar tidak boleh berusia di bawah 18 tahun.

Selasa, 07 Juni 2016

Sibuk Menjala Ikan di Sungai, Sultoni Tenggelam Terseret Air Sungai


Sultoni (40) warga RT 01/ 06 Desa Beji, Kedungbanteng, Banyumas dilaporkan hilang tenggelam terseret air sungai. Mereka hanyut saat menjala ikan bersama empat rekannya di Sungai Pelus Kelurahan Grendeng, Purwokerto utara.

Peristiwa itu terjadi pada Selasa (7/6) sekitar pukul 18.30 WIB. "Saat tengah menjala ikan, tiba-tiba datang air bandang dengan ketinggian 3 meter," kata Komandan Tagana Banyumas, Heriyana Ady Chandra, dalam rilis yang diterima detikcom Rabu (8/6/2016).

Keempat rekannya berhasil menyelamatkan diri saat air bandang tersebut datang. Keempat rekannya tersebut yakni Diyanto (48), Nirsanto (50), Abidin (33) dan Zaenal Arifin (19) yang semuanya merupakanwarga Desa Beji, Kecamatan Kedungbanteng.

"Beruntung empat korban bisa menyelamatkan diri, namun nahas bagi Sultoni tidak bisa menyelamatkan diri dan belum ditemukan sampai sekarang," jelasnya.

Tim Olah TKP dari Polres Banyumas, Tagana, BPBD, ORARI Lokal Banyumas dan RAPI Banyumas mendatangi TKP dan langsung berkoordinasi. Namun mengingat cuaca hujan dan debit air di sungai tersebut masih tinggi, maka pencarian akan dilanjutkan pada esok hari.

"Mengingat cuaca masih hujan, kondisi sungai debitnya masih tinggi dan medan yang sulit, maka pencarian dilanjutkan besok pagi pukul. 07.00 WIB," ujarnya.

Pasangan Mesum Terjaring Razia Di Indekozt Wilayah Kampus Unsoed

Sedikitnya tiga pasangan mesum dan belasan pemuda pemudi terjaring razia gabungan Satpol PP Banyumas dan Polsek Purwokerto Utara, Kamis (26/5). Mereka diamankan dari sejumlah indekos di sekitar kampus.

Saat didatangi petugas, pasangan itu tidak dapat menunjukkan surat nikah. Dalam kegiatan itu tim juga menemukan sejumlah botol bekas minuman keras dan alat kontrasepsi. Tim gabungan menlakukan penyisiran mulai dari wilayah Kelurahan Grendeng, kemudian Pabuaran dan Sumampir.

Kabid Ketertiban dan Ketentraman Masyarakat Satpol PP, Sugeng Amin mengungkapkan di antara mereka yang terjaring perempuan di bawah umur. Selain itu, dua wanita diketahui sedang hamil muda.

“Kegiatan yang digelar mendadak ini kami mengamankan sembilan laki-laki dan delapan wanita. Kegiatan digelar berdasarkan laporan dari masyarakat yang resah atas keberadaan mereka, di mana banyak laki-laki yang menginap di indekos wanita, ataupun sebaliknya,” katanya.

Menurutnya wanita yang tertangkap sebagian besar berprofesi sebagai pemandu lagu di tempat karaoke dan Sales Promotion Girl (SPG). Sedangkan yang laki-laki sebagian besar merupakan pengangguran.

Senin, 06 Juni 2016

KAMPUNG RAMADHAN DI MUSHOLA AL FURQON RW 02 KELURAHAN GRENDENG


 Dalam rangka mengisi kegiatan di dalam bulan ramahdan / bulan puasa, di wilayah RW .02 Kelurahan Grendeng Kecamatan Purwokerto utara mengadakan berbagaimacam kegiatan di antaranya adalah jalan sehat menyambut datangnya bulan suci ramadhan, pengajian wayang cilik , buka puasa bersama dan berbagaimacam kegiatan lainnya...














Bupati Lakukan Tarawih Keliling

Selama bulan Suci Ramadhan 1437 H Tahun 2016, Bupati Banyumas beserta jajarannya akan melakukan tarawih keliling di 9 titik di wilayah Kabupaten Banyumas, selain kegiatan tarawih keliling Bupati juga akan buka bersama dengan berbagai elemen masyarakat di Pendopo Si Panji Kabupaten Banyumas.

Kepala Bagian Humas dan Protokol Setda Banyumas, Agus Nur Hadie, menjelaskan kegiatan tarawih keliling Bupati adalah dalam rangka silaturahmi dengan masyarakat setempat, menyerap aspirasi melalui dialog dan beribadah bersama di Bulan Suci Ramadhan.

" ini merupakan kegiatan rutin Bupati beserta jajarannya setiap bulan ramadhan untuk bersilaturahmi dengan masyarakat setempat sekaligus menyerap aspirasi " terangnya

9 titik yang direncanakan akan dikunjungi Bupati antara lain Masjid Ulil Amri Desa Kracak Kecamatan Ajibarang, Masjid Roudlotul Muslim Desa Pandak Sumpiuh, Masjid Nurul Yaqin Desa Banjarparakan Rawalo, Masjid Al Falah Desa Saudagaran Kecamatan Banyumas, Masjid Baiturarahman Desa Darmakradenan Ajibarang, Masjid Nurul Yaqin Desa Karangsari Kebasen, Masjid Baitul Mubarok Desa Sambeng Kulon Kembaran, Masjid AlHidayah Desa Pandak Baturraden, dan Masjid Bakissadat Desa Karangsalam kidul kedungbanteng.

"Selain Tarawih Keliling ke Wilayah Bupati juga direncanakan akan menghadiri tarawih yang dilaksanakan oleh Badan Pembinaan Rohani Islam (Babinrohis) yang dilaksanakan di Instansi vertikal seperti di Bank Jateng, BI, Polres, Kodim, dan lainnya" tambahnya.

Ditambahkannya dalam rangka amaliah Ramadhan juga dilaksanakan kegiatan buka berasama dengan berbagai elemen masyarakat di Banyumas " Bupati beserta unsur Forkompinda, DPRD, Dinas/Lemtekda dan Camat direncanakan akan buka bersama dengan berbagai elemen di masyarakat seperti dengan Ulama, Pengasuh pondok Pesantren, anak anak panti asuhan, wartawan, seniman, generasi muda, fakir miskin dan tukang bejak" imbuhnya.

Agus juga menambahkan untuk jajaran Pegawai di lingkungan Setda, DPPKAD dan Setwan setiap hari jumat selama bulan suci Ramadhan dilaksanakan pengajian/santapan rokhani dengan menghadirkan ustad-ustad di Kabupaten Banyumas.

"Untuk menambah ilmu keagamaan bagi pegawai di lingkungan Setda, Setwan, dan DPPKAD setiap hari jum'at setelah apel pagi dilaksanakan pengajian di Graha Satria dengan menghadirkan ustad-ustad yang berasal dari wilayah Kabupaten Banyumas" tambahnya

Banyumas dapat Tambahan Kuota 18 Sekolah

Jumlah sekolah, khususnya jenjang SMP di Kabupaten Banyumas yang akan menerapkan kurikulum 2013 terus bertambah. Kabar terakhir, Banyumas mendapatkan tambahan kuota sekolah penerap kurikulum 2013 sebanyak 18 sekolah untuk jenjang SMP.

Kasi Kurikulum Dikdas Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas, Agus Wahidin,mengatakan cakupan sekolah penerap kurikulum 2013 tiap tahun akan terus diperluas. Apalagi sekarang kurikulum ini telah disempurnakan atas dasar masukan berbagai pihak.

Menurutnya, bila digabung dengan tahun lalu, maka pada tahun ini jumlah SMP di Banyumas yang akan menerapkan kurikulum 2013 menjadi 23 sekolah, sebab tahun lalu sudah ada lima sekolah yang menerapkan kurikulum dengan fokus utamanya penanaman pendidikan karakter tersebut.

Dia menambahkan, sebanyak 18 sekolah itu merupakan sekolah yang sudah memenuhi syarat dan dianggap siap. Sekolah tersebut telah terakreditasi minimal A, sarana dan prasarana lengkap, tenaga pendidik sebagian besar sudah mengikuti diklat K-13 dan lain sebagainya.

Dijelaskan, selama ini salah satu instrumen dalam kurikulum 2013 yang menjadi keluhan sebagian guru adalah terkait penilaian peserta didik. Penilaian itu seakan menjadi momok yang menakutkan bagi para guru.

Namun dengan adanya penyempurnaan, terutama mengenai mekanisme penilaian siswa, para guru semakin dimudahkan. Mereka tidak lagi dibuat pusing, sebab sistim penilaian yang diterapkan sudah tidak lagi ribet dan membebani.

Terkait dengan penerapan kurikulum 2013 yang telah disempurnakan, dia menjelaskan, saat ini sedang memasuki tahap persiapan pendidikan dan pelatihan (diklat) bagi calon instruktur.

Setelah itu, lanjut dia, akan dilanjutkan dengan pelatihan instruktur. Mereka yang akan menjadi instruktur merupakan guru yang ditunjuk, lantaran dinyatakan memenuhi syarat menjadi seorang instruktur.

Menurut Agus, penerapan K-13 dilakukan secara bertahap. Ini diperkuat dengan Permendikbud No 160/2014 tentang pemberlakuan kurikulum tahun 2006 dan kurikulum 2013. Dalam ayat empat dijelaskan satuan pendidikan dasar dan menengah dapat melaksanakan kurikulum tahun 2006 paling lambat sampai dengan tahun 2019/2020.