Pemberlakuan kebijakan lima hari sekolah bagi siswa jenjang SMA/SMK di Kabupaten Banyumas, dinilai tidak efektif. Kegiatan pembelajaran tidak dapat berjalan optimal, terutama pada jam-jam pelajaran terakhir.
Guru SMA 2 Purwokerto, FA Agus Wahyudi, kemarin, mengungkapkan pada awal jam pelajaran, sebagian siswa dan guru masih tampak bersemangat untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Energi mereka belum terkuras, namun pada saat jam-jam terakhir pelajaran, energi mereka sudah semakin berkurang. ”Kegiatan pembelajaran pada jam pelajaran ke 8,9, dan 10 sudah tidak efektif lagi.
Para guru dan siswa sudah kelelahan, sehingga kegiatan pembelajaran menjadi tidak optimal,” ujar dia. Menurut pegiat Forum Interaksi Guru Banyumas (Figurmas) ini, kondisi tersebut membuat guru dan peserta didik menjadi tidak produktif, karena mereka pulang pukul 16.00. Sampai di rumah mereka sudah kelelahan.
Selain itu, para guru juga tidak ada waktu lagi untuk bersosialisasi dengan masyarakat, sebab waktunya sudah habis di sekolah. Kebijakan lima hari sekolah juga berdampak terhadap kegiatan guru di sekolah. Pihak sekolah kesulitan mencari waktu yang tepat untuk mengadakan kegiatan rapat maupun kegiatan yang lain.
Selain itu, lanjut dia, sekolah juga tidak punya waktu untuk memberikan kegiatan tambahan jam pelajaran bagi siswa kelas XII. Bahkan siswa juga tidak dapat melakukan kegiatan di luar urusan sekolah, seperti les musik, olahraga dan lain sebagainya.
Hasil SUrvei
Kepala SMA 5 Purwokerto, Tugiyono, mengungkapkan, berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan, kalangan guru dan orang tua siswa menghendaki kegiatan pembelajaran di sekolah kembali ke enam hari sekolah.
Hanya saja, kalangan peserta didik menginginkan tetap lima hari. Kendati demikian, kata dia, saat ini lembaganya masih menunggu hasil evaluasi yang dilakukan Dinas Pendidikan. Apa pun yang menjadi keputusan Dindik, pihaknya akan melaksanakan keputusan tersebut.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas, Purwadi Santoso, mengatakan saat ini pihaknya menunggu rekapitulasi hasil evaluasi kualitatif terkait penerapan lima hari sekolah dari masing-masing sekolah. Namun prinsipnya Dindik menyerahkan sepenuhnya penerapan kebijakan tersebut ke pihak sekolah
Guru SMA 2 Purwokerto, FA Agus Wahyudi, kemarin, mengungkapkan pada awal jam pelajaran, sebagian siswa dan guru masih tampak bersemangat untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Energi mereka belum terkuras, namun pada saat jam-jam terakhir pelajaran, energi mereka sudah semakin berkurang. ”Kegiatan pembelajaran pada jam pelajaran ke 8,9, dan 10 sudah tidak efektif lagi.
Para guru dan siswa sudah kelelahan, sehingga kegiatan pembelajaran menjadi tidak optimal,” ujar dia. Menurut pegiat Forum Interaksi Guru Banyumas (Figurmas) ini, kondisi tersebut membuat guru dan peserta didik menjadi tidak produktif, karena mereka pulang pukul 16.00. Sampai di rumah mereka sudah kelelahan.
Selain itu, para guru juga tidak ada waktu lagi untuk bersosialisasi dengan masyarakat, sebab waktunya sudah habis di sekolah. Kebijakan lima hari sekolah juga berdampak terhadap kegiatan guru di sekolah. Pihak sekolah kesulitan mencari waktu yang tepat untuk mengadakan kegiatan rapat maupun kegiatan yang lain.
Selain itu, lanjut dia, sekolah juga tidak punya waktu untuk memberikan kegiatan tambahan jam pelajaran bagi siswa kelas XII. Bahkan siswa juga tidak dapat melakukan kegiatan di luar urusan sekolah, seperti les musik, olahraga dan lain sebagainya.
Hasil SUrvei
Kepala SMA 5 Purwokerto, Tugiyono, mengungkapkan, berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan, kalangan guru dan orang tua siswa menghendaki kegiatan pembelajaran di sekolah kembali ke enam hari sekolah.
Hanya saja, kalangan peserta didik menginginkan tetap lima hari. Kendati demikian, kata dia, saat ini lembaganya masih menunggu hasil evaluasi yang dilakukan Dinas Pendidikan. Apa pun yang menjadi keputusan Dindik, pihaknya akan melaksanakan keputusan tersebut.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas, Purwadi Santoso, mengatakan saat ini pihaknya menunggu rekapitulasi hasil evaluasi kualitatif terkait penerapan lima hari sekolah dari masing-masing sekolah. Namun prinsipnya Dindik menyerahkan sepenuhnya penerapan kebijakan tersebut ke pihak sekolah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar