Jumat, 21 April 2017

Polwan Patroli dengan Moge dan Trail di Banyumas

Bertepatan dengan peringatan Hari Kartini yang Ke-138, seluruh kegiatan kepolisian di Polres Banyumas dilaksanakan oleh polisi wanita (Polwan). ”Khusus hari ini, Jumat (21/4), seluruh kegiatan kepolisian yang ada di Polres Banyumas dilaksanakan Polwan.

Ada 86 Polwan di Polres Banyumas bertepatan dengan Hari Kartini, sehari penuh diterjunkan melaksanakan kegiatan kepolisian,” kata Kapolres Banyumas AKBP Azis Andriansyah, saat melepas patroli jalan raya yang dilakukan Polwan di alun-alun Purwokerto, Jumat (21/4).

Menurut Kapolres, para Polwan tersebut sehari-hari sudah melaksanakan peran baik dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat maupun penegakkan hukum. Akan tetapi khusus pada hari Jumat (21/4) dalam rangka peringatan Hari Kartini, Polwan di jajaran Polres Banyumas melakukan show of force.

”Para Polwan tersebut melakukan show of force, seperti ada yang patroli keliling jalan raya menggunakan motor gede, ada juga yang patroli dengan motor trail. Ada yang patroli blusukan ke pasar tradisional serta bakti sosial dengan berkunjung ke panti-panti sosial,” jelasnya. Azis menambahkan kegiatan yang dilakukan para Polwan tersebut adalah untuk menegaskan kembali peran serta dan emansipasi wanita masa kini sebagai penerus perjuangan RAKartini.

Kegiatan oleh polisi wanita tersebut untuk menunjukkan peran penting wanta dalam kehidupan sehari-hari. ”Filosofi dalam memperingati Hari Kartini adalah untuk memberikan pesan bahwa peran wanita dari hari ke hari makin penting,” ujar Azis. http://berita.suaramerdeka.com

Rabu, 19 April 2017

Warga Purwokerto Wetan Ditemukan Tewas di Kamar

Feri Andrianto (35), warga Kelurahan Purwokerto Wetan, Kecamatan Purwokerto Timur, ditemukan tewas di kamar rumahnya, Minggu (17/4) malam. Berdasarkan hasil pemeriksaan ditemukan luka pada beberapa bagian tubuh korban.

Kapolsek Purwokerto Timur, Kompol Gusman Fitra, menjelaskan perisitwa itu kali pertama diketahui istrinya, Retno (30). Sepulang kerja, ia mendapati suaminya dalam posisi terlentang di kamar. Setelah dicek ternyata sudah tidak bernyawa. Peristiwa itu kemudian dilaporkan ke pengurus RT dan diteruskan ke Mapolsek Purwokerto Timur.

Setelah menerima laporan, anggota polisi bersama tim medis dari Puskesmas Purwokerto Timur mendatangi lokasi kejadian. “Hasil pemeriksaan luar, korban mengalami luka di pelipis kanan lecet sepanjang 5 cm, luka lecet di paha kanan sepanjang 3 cm, kemudian luka lecet di pinggang sebelah kiri dan lebam mayat pada bagian punggung,” ujar dia.

Berdasarkan keterangan keponakan korban, Rara (20), lanjut dia, sebelum tewas Minggu pagi korban diantar ke rumah oleh dua orang yang belum diketahui identitasnya dengan menggunakan sepeda motor. Korban dalam keadaaan basah kuyup karena habis terjatuh dari sepeda motor.

“Menurut keterangan keponakan korban, saat itu baju dan celananya basah, katanya habis jatuh. Kemudian dia membantu menggantikan pakaiannya. Korban kemudian tiduran di kursi, sementara keponakannya berangkat kerja,” jelas dia. Dia mengatakan saat ini polisi masih melakukan penyelidikan untuk mengentahui penyebab kematian korban. Polisi masih meminta keterangan saksi dan menelusuri identitas kedua orang yang mengantar korban ke rumahnya. “Keluarga korban menerima atas kematian korban sehingga tidak dilakukan otopsi. Kami masih melakukan pendalaman dengan meminta keterangan para saksi. Kondisi motor korban seperti bekas kecelakaan, banyak lumpurnya,” ujar dia. http://berita.suaramerdeka.com

Penyaluran Kesra Dipastikan Tiap Tiga Bulan

Usulan agar jangka waktu penyaluran tunjangan kesra guru dan tenaga kependidikan wiyata bakti (WB) di Kabupaten Banyumas dipercepat, akhirnya mendapatkan persetujuan. Penyaluran tunjangan tersebut dipastikan akan dilakukan setiap tiga bulan sekali dan telah ditetapkan ke dalam peraturan bupati.

Kabid Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan (PGTK) Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas, Edy Rahardjo mengungkapkan, pemkab menginginkan agar tunjangan kesra yang dialokasikan bagi guru dan tenaga kependidikan bisa segera dinikmati tanpa harus menunggu terlalu lama.

Diakui sebelumnya penyaluran kesra yang dilakukan setiap enam bulan sekali atau satu semester dinilai terlalu lama. Oleh karena itu, Dinas Pendidikan mengusulkan agar penyalurannya bisa lebih dipercepat, yakni setiap tiga bulan sekali. Misalnya untuk alokasi Januari-Maret, penyalurannya dilakukan April. Demikian pula untuk alokasi berikutnya.

Mekanisme penyaluran seperti ini hampir sama seperti dalam penyaluran tunjangan profesi guru. Salah satu tenaga kependidikan di SD negeri di Kabupaten Banyumas, Risa mengaku senang dengan adanya pemberian tunjangan kesra bagi tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan yang selama ini masih berstatus sebagai tenaga honorer.

Selama ini honor yang diterima masih sangat kecil dan jauh bila dibandingkan dengan gaji yang diterima oleh guru yang sudah berstatus sebagai pegawai negeri. ”Tunjangan kesra memang layak diberikan kepada guru maupun tenaga kependidikan yang masih berstatus sebagai tenaga wiyata bakti.

Di saat beban kerjanya yang cukup besar, pemberian kesra ini menjadi kabar yang menggembirakan,” jelas dia. Edy menambahkan, anggaran yang dibutuhkan untuk membayar kesra guru wiyata bakti jenjang SD dan SMP negeri tahun ini mencapai Rp 11.613.200.000.

Sedangkan anggaran kesra untuk tenaga kependidikan jenjang SD dan SMP negeri sebesar Rp 2.719.200.000. Jumlah guru WB yang akan menerima kesra tahun ini sebanyak 2.204 orang, sedangkan jumlah tenaga kependidikan sebanyak 1.059 orang. Mereka bertugas di SD dan SMP negeri.http://berita.suaramerdeka.com

Senin, 17 April 2017

Dua Orang Tewas Tertimpa Pohon Tumbang di Banyumas

Sebuah pohon yang berada di area pemakaman Dalem Santri di Desa Kutaliman, Kecamatan Kedungbanteng, Banyumas, Jawa Tengah tumbang dan menimpa sebuah musala yang berada didekatnya. Dua orang meninggal akibat tertimpa reruntuhan.

"Sampai saat ini masih proses evakuasi. Karena informasi dari saksi ada dua orang dilokasi saat kejadian," kata Hary Sudjatmiko, Kepala Dusun Kutaliman saat dihubungi detikcom Sabtu (8/4/2017) pukul 21.42 WIB.

Menurut dia, satu korban meninggal yang telah ditemukan bernama Ritun Subagyo, warga Kutaliman RT 05/01. Karena sebelum pohon tersebut tumbang, di wilayah tersebut sempat turun hujan lebat sekitar pukul 16.30 WIB.

"Kejadiannya sekitar pukul 17.30 WIB. letak makam tersebut memang jauh dari pemukiman warga, baru satu yang ditemukan. Yang satu masih proses evakuasi," ujarnya.

Dia menjelaskan, pemakaman Dalem Santri selama ini memang biasa didatangi para peziarah. Saat kejadian, pengantar ziarah yang merupakan warga sekitar ditemani oleh seorang warga lainnya tengah beristirahat di dalam musala.

"Warga yang biasa mengantar baru istirahat di mushola. Satu korban sudah ditemukan dan dievakuasi. Satu korban belum bisa dievakuasi. Bangunan rata dengan tanah akibat tertimpa pohon diameter 1,5 meter," katanya.

Sementara menurut anggota Tim Reaksi Cepat, BPBD Banyumas, Kusworo mengatakan pihaknya dibantu Tagana, Polisi, TNI dan relawan masih berupaya mengevakuasi satu korban lagi yang berada di antara reruntuhan.

"Dua orang meninggal. Satu orang sudah dievakuasi dan satu korban masih dalam proses evakuasi karena terjepit pohon," pungkasnya. https://news.detik.com

Rabu, 12 April 2017

Penyerang Polisi di Banyumas Diduga Ingin Balas Dendam

Kepala Bagian Mitra Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Komisaris Besar Awi Setiyono mengatakan, MID (22), penyerang polisi di Mapolres Banyumas diketahui merupakan simpatisan kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Diduga, MID ingin balas dendam karena polisi menangkap terduga teroris di Lamongan dan Tuban yang juga merupakan anggota JAD.

"Dimungkinkan serangan balasan, kita patut waspada itu," ujar Awi di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Rabu (12/4/2017).

Polisi, kata Awi, juga mengungkap adanya komunikasi antara MID dan Karno (19), salah seorang terduga pelaku teror yang tewas di Tuban, Jawa Timur, melalui pesan singkat.

(Baca: Ditemukan, Panci Diduga Bom hingga Atribut ISIS di Rumah Penyerang Polisi Banyumas)

Awi mengatakan, hingga saat ini penyidik masih mendalami seberapa jauh kaitan MID dan dua peristiwa penangkapan teroris di Lamongan dan Tuban.

"Tim juga masih mendalami apa betul ada benang merah dari instruksi pimpinan JAD di sana. Apa betul mereka lakukan serangan balasan," kata Awi.

Kapolda Jawa Tengah Inspektur Jenderal Condro Kirono menyebut pelaku penyerangan markas Polres Banyumas diketahui intensif menjalin komunikasi dengan sejumlah terpidana teroris yang mendekam di sejumlah LP di Jawa Tengah.

"Mereka berkomunikasi dengan yang ada di LP, dengan membesuk dan sebagainya," kata Condro.

Atas berbagai serangan terhadap kepolisian, Condro memerintahkan seluruh jajarannya untuk selalu waspada.

Ia mengatakan, Jemaah Ansharut Daulah (JAD) gencar menyerukan serangan balasan kepada polisi.

(Baca: Polisi: Penyerang Mapolres Banyumas Berkomunikasi dengan Terduga Teroris Tuban)

Sebelumnya, seorang pria bercadar dan mengenakan pakaian serba hitam mendatangi Mapolres Banyumas dengan mengendarai sepeda motor.

Ia menabrakkan kendarannya ke arah Aiptu Ata Suparta. Kemudian pelaku menyerang Bripka Karsono yang berusaha menolong Aiptu Ata Suparta.

http://nasional.kompas.com

Selasa, 11 April 2017

Pasca Serangan Pengendara Bersenjata Tajam, Polres Banyumas Siaga 1

Insiden pengendara motor yang melakukan penyerangan terhadap beberapa anggota Polres Banyumas, Selasa (11/4/2017), sekira pukul 10.10 Wib, mengakibatkan tiga anggota Polres Banyumas menjadi korban. Ketiganya masing-masing Aiptu Ata Suparta anggota Tahti Polres Banyumas, Bripka Irfan anggota Identifikasi Polres Banyumas dan Bripka Karsono, anggota Min Reskrim Polres Banyumas.

Peristiwa penyerangan pelaku yang dilakukan seorang diri disaksikan juga oleh wartawan surat kabar Kedaulatan Rakyat bernama Anu Dewandru (17), warga Kelurahan Berkoh RT 03/02 Kecamatan Purwokerto Selatan, Kabupaten Banyumas dan rekannya Andriyanto. Belakangan pelaku diketahui bernama Mohammad Ibnu Dar (22), warga Desa Karangaren Kecamatan Kutasari Kabupaten Purbalingga.

Anu Dewandru, wartawan yang menjadi saksi mengungkapkan, ia melihat pelaku menerobos masuk Polres Banyumas dengan sepeda motor kecepatan tinggi. Saat itu, pelaku menabrak salah seorang anggota polisi.

“Waktu dikejar, pelaku langsung menyabet petugas dengan parang yang ia pegang, sampai pelaku dikejar dan berhasil diamankan oleh beberapa anggota,” papar saksi, Anu Dewandru, wartawan.

Dimana saat melakukan aksinya, pelaku mengenakan baju dan celana warna hitam serta menggunakan slayer warna hitam yang diduga berlambang ISIS. Sebelumnya pelaku masuk ke dalam Mapolres Banyumas mengendarai Honda Beat warna hitam bernomor polisi R 3920 SV dan langsung menabrakan diri yang mengenai Aiptu Ata Suparta.

Saat pelaku dan korban terjatuh jatuh, rekan korban Bripka Irfan mencoba menolong. Namun pelaku yang melihat Bripka Irfan langsung berdiri dan menggeluarkan parang dari belakang pinggang dan langsung membacoknya, sehingga mengenai bagian lengan kanan dan punggung.

Peristiwa tersebut disaksikan oleh Bripka Karsono yang mencoba untuk menolong. Namun pelaku lari menuju ke arah selatan (depan tiang bendera/lobby Polres Banyumas). Akhirnya Bripka Karsono mengejar pelaku, namun mendapat perlawanan hingga Bripka Karsono tak luput dari sabetan senjata tajam pelaku yang mengenai lengannya.

Melihat kondisi tersebut bersamaan dengan sedang dilakukan press realese pengungkapan kasus curat, sehingga anggota Polres Banyumas sekitar 10 orang mencoba menangkap pelaku. Alhasil, pelaku dapat ditangkap dan diamankan.

Saat ini korban dan pelaku sedang dibawa ke Dokkes Polres Banyumas untuk proses pengobatan. Saat ini masih dilakukan proses sterilisasi baik sepeda motor yang digunakan pelaku serta area Mapolres Banyumas guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Dengan adanya kejadian tersebut telah membuktikan bahwa ancaman ISIS terhadap keberadaan anggota Polri yang bertugas di lapangan maupun di kantor telah terbukti kebenarannya. Tidak menutup kemungkinan serangan susulan juga akan terjadi di Pospol maupun anggota yang sedang bertugas di lapangan. Saat ini Polres Banyumas telah meningkatkan pengamanan menjadi Siaga 1. 

https://lintasterkini.com

Kamis, 06 April 2017

Pura-Pura Kost, Dua Pria Ini Malah Gasak Harta Pemilik Rumah

Dua pelaku pencuri spesialis rumah kos ditangkap Satreskrim Polres Banyumas. Kedua pencuri ini dilaporkan pemilik rumah kos yang telah kehilangan harta benda serta mobil. Korban mencurigai dua pria yang telah menyewa rumah kos-nya.

Berdasarkan laporan tersebut, Polres Banyumas mengembangkan kasus pencurian dengan modus menyewa kost-kostan di wilayah Kampus di Purwokerto. Dari hasil pengembangan Polisi berhasil menangkap dua dari tiga orang tersangka pencuri.

Kedua tersangka yang ditangkap adalah Dicky dan Rangga, keduanya warga Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Mereka ditangkap oleh anggota Satreskrim Polres Banyumas di daerah Kabupaten Kuningan. Satu tersangka lainnya, Bewi, juga asal Kuningan, masih dicari dan masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).

Kapolres Banyumas AKBP Azis Andriansyah bersama Kasat Reskrim AKP Junaedi Kamis (6/4) mengatakan, pelaku yang berasal dari Kabupaten Kuningan itu telah beraksi sejak akhir tahun 2016 lalu.

"Pelaku sudah tiga kali melakukan pencurian barang-barang elektronik dan kendaraan roda empat di kawasan indekos yang ada di sekitar kampus. Awalnya mereka mencuri barang-barang elektronik yang ada di dalam rumah." kata Azis.

Saat beraksi di salah satu rumah korban lainnya di Purwokerto Utara pada November 2016 lalu, komplotan pelaku ini tidak hanya mencuri barang-barang elektronik, tapi juga mencuri mobil milik korban. Karena saat berada di dalam rumah, pelaku melihat kunci mobil tergeletak sehingga langsung diambil dan mobil Daihatsu Ayla milik korban dicuri.

Modus operandi dari para pelaku adalah, mereka mencari sasaran rumah yang akan menjadi target pencurian. Setelah menemukan targetnya, pelaku mendatangi rumah korban dan berpura-pura mau indekos. Setelah membayar tanda jadi para pelaku masuk hanya untuk mengamati properti apa saja di rumah korban yang bisa dicuri.

''Setelah semalam tinggal di tempat indekos itu, pagi harinya, saat rumah korban kosong ditinggal pemiliknya, para pelaku langsung beraksi mencuri barang milik korbannya“ jelas Azis.

Selain dengan modus pura-pura indekos, di tempat lain pelaku melakukan pencurian dengan cara mencongkel pintu atau jendela rumah yang ditinggal pergi pemiliknya untuk mengambil barang-barang berharga. Kalau kepergok pemilik rumah, pelaku menodongkan senjata berupa air soft gun untuk menakut-nakuti korban sehingga pelaku dengan leluasa bisa menguras barang-barang milik korban.

Sehari, Dua Warga Banyumas Ditemukan Gantung Diri

Dalam sehari, dua kasus gantung diri terjadi di Kecamatan Sumbang Kabupaten Banyumas, Kamis (6/5). Kedua kasus gantung diri tersebut, dilakukan Madnuri (75), warga Desa Karanggintung Kecamatan Sumbang dan Sureji Setu (60) warga Desa Gandatapa kecamatan Sumbang.

Kasus bunuh diri yang dilakukan Madnuri, diketahui Kamis dini hari saat istri korban, Rasem (72), hendak ke kamar mandi untuk buang air kecil. "Saat melewati dapur, saksi melihat suaminya sudah dalam keadan tergantung dengan menggunakan tali rafia. Sedangkan tali rafianya diikatkan pada bambu yang melintang di atap rumah," jelas Kapolsek Sumbang AKP Supa'at mewakili Kapolres Banyumas AKBP Aziz Andriansyah, Senin (6/4).

Mengetahui hal ini, isteri korban kemudian melaporkaan pada perangkat desa yang kemudian dilanjutkan ke Koramil dan Polsek Sumbang. "Dari hasil pemeriksaan medis petugas Puskesmas 1 Sumbang, tidak ditemukan bekas-bekas penganiayaan. Bahkan pada tubuh korban, ditemukan tanda-tanda korban meninggal memang karena gantung diri," jelasnya.

Berdasarkan informasi dari isteri korban, pelaku bunuh diri memang berulang kali menyatakan ingin mengakhiri hidupnya akibat sakit yang dideritanya. "Kita belum tahu sakit apa. Tapi istrinya bilang suaminya sudah sakit menahun," katanya.

Sementara pada pagu harinya sekitar pukul 06.30, warga Desa Gandatapa Kecamatan Sumbang juga dikagetkan dengan adanya temuan mayat yang tergeletak di parit dekat sawah. Setelah diperiksa, korban diketahui Sureji Setu (60), yang merupakan warga setempat.

Jenazah korban tersebut pertama kali ditemukan oleh Darsiman (45), petani desa yang hendak pergi ke sawah. Namun dalam perjalanan, dia menemukan jenazah tetangganya yang sudah tergeletak diam di parit sawah. Menemukan hal itu, korban mengurungkan niatnya pergi ke sawah dan melapor pada perangkat desa.

Dari pemeriksaan yang dilakukan petugas medis dari Puskesmas II Kecamatan Sumbang, di beberapa bagian tubuh korban memang ditemukan luka. Antara lain luka di bagian dahi kiri korban.

Namun dari pemeriksaan itu juga, petugas menemukan sejumlah tanda-tanda korban telah melakukan bunuh diri dengan menggantung diri. Ciri tersebut, antara lain berupa kondisi lidah yang dalam keadaan tergigit, ada bekas jeratan di bagian leher, dan keluar air mani dari kemaluan.https://www.merdeka.com