Senin, 31 Oktober 2016

PS GRENDENG JUARA 1 KOMPETISI DIVISI UTAMA ANTAR PS ANGGOTA ASOSIASI PSSI KAB. BANYUMAS TH 2016

Dalam rangka kompetisi divisi utama antar PS anggota asosiasi PSSI Kab. Banyumas Alhamdullillah PS GRENDENG mendapat juara 1,Keberhasilan ini adalah hasil dari kerjasama dan kerja keras tim dalam mengatur setrategi bermain dan skil dari pada pemain yang cukup lihai
Harapan kami semoga kegiatan ini dapat lebih di tingkatkan lagi dan membuat nama" PSG 97 " Makin Jaya...
























PS GRENDENG JUARA 1 KOMPETISI DIVISI UTAMA ANTAR PS ANGGOTA ASOSIASI PSSI KAB. BANYUMAS TH 2016

Dalam rangka kompetisi divisi utama antar PS anggota asosiasi PSSI Kab. Banyumas Alhamdullillah PS GRENDENG mendapat juara 1,Keberhasilan ini adalah hasil dari kerjasama dan kerja keras tim dalam mengatur setrategi bermain dan skil dari pada pemain yang cukup lihai
Harapan kami semoga kegiatan ini dapat lebih di tingkatkan lagi dan membuat nama" PSG 97 " Makin Jaya...


















Minggu, 30 Oktober 2016

Ribuan Peserta Meriahkan Grebeg Suran Baturraden

           Ribuan peserta dan pengunjung memeriahkan kegiatan Grebeg Suran dan lomba tenong pada Festival Baturraden 2016, Minggu (30/10) kemarin. Jika dibandingkan pelaksanaan di tahun-tahun sebelumnya, kegiatan tahun ini berjalan lebih ramai dan tertib. Kepala Dinas Pemuda Olah Raga dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Banyumas, Muntorichin mengatakan, ribuan peserta dari 12 desa penyangga pariwisata Baturraden Banyumas, pelaku wisata Baturraden, berbaur menjadi satu bersama pengunjung baik dari Banyumas maupun luar daerah.

Rute festival grebeg suran dan lomba tenong tahun ini, diakui lebih pendek dari gelaran sebelumnya. Jarak tempuhnya hanya sekitar 2 kilometer, dimulai dari Bumi Perkemahan Wana Wisata Baturaden menuju parkir atas Lokawisata Baturraden. “Dengan rute kirab yang lebih pendek kerumunan penonton terlihat begitu menumpuk, namun tetap tertib. Prosesi kirab diawali dengan iring-iringan rombongan pembawa rontek dari Pramuka Kwarcab Banyumas diikuti sarana grebeg sura yang terdiri Ancak Gunung yang berisi hasil bumi beserta tumpeng tiga warna dan kambing kendit,” jelasnya. Selain peserta yang biasa mengisi barisan rombongan tenong, dalam gelaran kemarin juga terdapat kelompok tenong dari Polres Banyumas. Tidak hanya itu, dalam gelaran kemarin, dominasi ibu-ibu juga sedikit berkurang dibandingkan gelaran tahun-tahun sebelumnya. Hal itu terlihat dari banyaknya remaja putri yang berpartisipasi sebagai pembawa tenong. Bupati Banyumas, Achmad Husein mengaku bangga dengan gelaran grebeg suran pada tahun ini. Menurutnya, banyaknya generasi muda yang berpartisipasi dalam kegiatan ini, menjadi bukti gelaran ini akan bertahan lama dan semakin diminati semua kalangan. “Kebersamaan ini diharapkan terus dipertahankan, sekaligus melestarikan tradisi yang hampir punah, termasuk kreasi baru untuk tenong yang akan diharapkan juga menjadi daya tarik baru untuk Wisata Budaya Banyumas,” ujarnya. 

           Seperti kegiatan grebeg suran pada umumnya, ribuan masyarakat langsung memburu Ancak Gunungan dan berebut untuk mendapatkan hasil bumi yang ada dalam gunungan tersebut, sebelum dilanjutkan prosesi pelarungan tumpeng di kali Gumawang oleh Bupati Banyumas dan tamu undangan. Dalam gelaran grebeg suran kemarin, juga digelar acara tambahan yang cukup unik, yaitu diadakan ritual adat “nyuwuk” (mengusap kepala anak kecil dan mendoakan, red). Hal tersebut cukup berkesan mengingat ritual tersebut dilakukan langsung oleh bupati dan wakil bupati. Pengunjung yang membawa anak balitanya pun berebut agar anaknya terberkati, dan beberapa hanya sekadar berjabat tangan
Sumber: http://radarbanyumas.co.id

Jumat, 28 Oktober 2016

Pohon Miring di Area Makam Sitapen Purwokerto Resahkan Warga

Kemiringin letak pohon yang berada di area Makam Sitapen, Kelurahan Kranji, sudah meresahkan beberapa warga yang bermukim di perumahan sekitar makam. Sebab saat ini sudah masuk musim penghujan, kadang disertai angin kencang. “Khawtirnya pohon itu roboh dan mengenai rumah warga sekitar makam,” ujar Warga Jalan Sitapen, Kranji, Hadi Purwanto. Untuk mencegah kemungkinan buruk yang bakal terjadi, dia berharap pihak kelurahan bertindak tegas menebang pohon tersebut. Sebab, makam Sitapen merupakan makam milik pemerintah.

“Kami para warga sudah pernah menyampaikan ke tingkat RT sampai kelurahan, tapi dari kelurahan diserahkan pada warga untuk menanganinya. Kalau kami bertindak takutnya menyalahi aturan,” ujar Hadi. Menurutnya, sebelum terjadi sesuatu yang tidak diinginkan dan menelan korban, pohon itu harus segera ditebang. Meskipun pohon yang sudah berusia rarusan tahun itu tidak berada tepat di pinggir jalan, tetapi ketinggianny amencapai 150 meter. Jika sampai roboh, dapat menimbulkan dampak berbahaya bagi lingkungan sekitar. Kepala Kelurahan Kranji, Sudjono mengatakan, sudah ada pertemuan dengan warga. Namun sebagian besar warga menolak menebang pohon tersebut. 

          Menurut dia, sudah ada pihak dari pihak yang berkompeten mengenai perpohonan, yang menenerangkan pohon di area makam Sitapen memiliki akar yang kuat karena termasuk dalam jenis pohon trembesi. “Kebanyakan warga di sini menolak untuk ditebang, karena khawatir resapan air hujan tidak maksimal dan justru akan mengakibatkan banjir,” kata Sudjono. Menurut dia, jika memang pohon trembesi ini mudah roboh, kemungkinannya sudah pernah roboh saat ada angin ribut di wilayah Purwokerto beberapa tahun lalu. Namun, nyatanya sampai sekarang pohon itu masih tetap berdiri. Pihak Kelurahan sudah melakukan antisipasi adanya keberatan beban dengan memangkas ranting-ranting pohon yang mulai menjuntai. Sedangkan akar pohon yang sudah menjalar dan menyembul, tidak menganggu warga sekitar karena letaknya jauh. “Pohon trembesi beda dengan pohon beringin, dan akar pada pohon ini terbilang kuat yang penting kedalamannya pas,” ujarnya. 

           Kepala DCKKTR Banyumas, Andrie Subandrio mengatakan, pihaknya hanya bertanggung jawab terhadap pohon yang berada di ruas jalan kabupaten. Tetapi jika ada keluhan tersebut, dia menyarankan agar melapor kepada pihak kelurahan atau desa. “Itu pohon besar ada di dalam makam. DCKKTR mengursi pohon yang ada di ruas jalan kabupaten, sehingga bukan wewenang kami. Kami sifatnya hanya membantu pengeprasan saja kalau ada permintaan dari kelurahan,” kata dia saatdikonfirmasi terpisah, kemarin. Dia mengungkapkan, pihaknya hanya bertugas mengantisipasi pengeprasan pohon yang dianggap dapat membahayakan warga. “Kami mengantisipasi pengeprsan saja pohon yang sekiranya berbahaya. Kami kurangi rantingnya. Seperti pohon besar yang di depan Unwiku, sudah kami kurangi dan terus kami seleksi (di wilayah lain),” ujarnya. Dia menambahkan, menghadapi musim penghujan seperti saat ini, pihaknya juga sedang mengevaluasi pohon yang berada di ruas jalan. Pengawasan dilakukan oleh petugas di lapangan.
Sumber: http://radarbanyumas.co.id

Pagelaran Wayang Kulit Dan Ruwatan Dalam Rangka Memperingati Tahun Baru Muharam 1438 H atau Peringatan 1 Suro Kelurahan Grendeng

Dalam rangka menyambut tahun baru 1 Muharam 1438 H atau 1 Suro, Para petani dan warga Kelurahan Grendeng mengadakan Ruwatan dan pergelaran wayang kulit semalam suntuk. Oleh dalang Sikin dari Cilacap

Camat Purwokerto utara Darwoto menuturkan, pergelaran ini untuk memperingati tahun baru Islam 1 Muharam 1438H, atau 1 Sura sebagai perwujudan rasa syukur kita kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas keselamatan dan ksehatan yang kita rasakan saat ini. 
Pergelaran Ruwatan dan wayang kulit semalam suntuk diselenggarakan pada hari Jumat tanggal 28 Oktober 2016 di lapangan Grendeng. kegiatan ini juga sebagai pembuktian bahwa masyarakat Kelurahan Grendeng memiliki rasa persaudaraan dan jiwa kegotongroyongan yang tinggi, sehingga mampu menggalang dana dan mengadakan kegiatan tersebut. selain itu juga sebagai perwujudan kepedulian terhadap seni budaya agar tidak punah di masyarakat serta menghibur seluruh warga Kelurahan Grendeng 



















Senin, 24 Oktober 2016

Taman Miniatur Dunia – Small World


Tak perlu jauh – jauh untuk melihat berbagai bangunan yang masuk keajaiban dunia, di Purwokerto juga ada Taman Miniatur Dunia atau Small World Purwokerto. Sebuah tempat rekreasi sekaligus wahana edukasi yang berisi berbagai miniatur mahakarya luar biasa yang tersebar diberbagai belahan dunia.
Saat kami berkunjung pada 22 Agustus 2016 memang masih dalam tahap simulasi atau ujicoba, jadi belum lengkap dan masih ada pekerjaan yang belum selesai dan belum resmi buka. Namun menurut pengembang akan segera dibuka dalam waktu dekat. Kemungkinan awal September 2016 ini. Kesan pertama Kami karena belum sepenuhnya selesai ya belum bisa menikmati tapi cukup keren buat foto selfie hehehe.

Sebagai wahana rekreasi sekaligus edukasi, rencananya Small World ini akan memiliki banyak sekali miniatur bangunan terkenal dari seluruh dunia, seperti (yang sudah ada)Kincir Angin khas Belanda dengan bunga tulip yang khas, Merlion, Twin Tower, Big Ben, Colosseum, Angkorwatt, Menara Eiffel, Kinkakuji, Taman Bunga Sakura, Opera House Sidney dan banyak lainnya. Tentunya ada karya dari Indonesia seperti rumah tradisional dan Tugu Monas.

Oh iya Taman Miniatur Dunia ini buka setiap hari dari Jam 8 Pagi hingga 9 Malam dan pada Week End atau Sabtu – Minggu hingga jam 12 malam. Kami belum banyak foto-foto karena memang baru mampir saja hehe.. Lain kali kami Update dengan foto terupdate termasuk foto malam jika sempat

Ayo regudugi atau datangi ramerame bersama keluarga atau teman se geng buat refreshing sambil belajar tentang bangunan dan keajaiban dunia. Tarifnya tiket masuk / HTM hari biasa adalah 15 ribu dan pada hari sabtu – minggu 20 ribu.

Lokasinya juga mudah dijangkau, terletak di Jalan Raya Barat Baturraden, sekitar 2.5km dari lokawisata Baturraden atau 500 meteran dari pertigaan yang ke arah Curug Bayan. Rute atau Denah lengkapnya bisa dilihat di Google Maps dibawah.

Small World Purwokerto
Alamat: Jl. Raya Barat Baturraden, Ketenger

Berantas Pungli, Pemkab BanyumasTeken MoU dengan Polres Bentuk Tim Siluman

Pemkab Banyumas memulai langkah konkret dalam pemberantasan pungutan liar (pungli) di lingkungan birokrasi Kabupaten Banyumas. Senin (24/10) kemarin, Pemkab dan Polres Banyumas menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) atau kesepahaman bersama tentang pembentukan satgas pemberantasan praktik pungli dalam penyelenggaraan pelayanan publik di Kabupaten Banyumas.

           Penandatanganan MoU dilaksanakan di Pendopo Si Panji. Bupati Banyumas, Achmad Husein menegaskan, selain pembentukan satgas, nantinya pPmkab dan Polres akan membentuk tim khusus (tim siluman) yang akan bertugas di lapangan. Teknisnya, nantinya akan dilakukan berjalan bersamaan dengan sosialisasi yang masih harus dilakukan. “Skemanya hampir sama dengan Operasi Tangkap Tangan (OTT). Kalau memang terbukti, sudah tidak ada cara lain selain harus ditindak secara hukum melalui jalur kepolisian,” tegasnya. Dia mengungkapkan, pasca pembuatan MoU tersebut, Pemkab bersama-sama dengan Polres akan melakukan sosialisasi terlebih dahulu, terutama untuk menyeragamkan persepsi seluruh masyarakat, apa yang masuk dalam tindakan pungli dan mana yang tidak. “Sosialisasi kita upayakan bisa selesai dalam waktu dua minggu, sebelum semuanya siap untuk memerangi dan memberantas pungli di Banyumas,” ujarnya. Menurut Husein, fungsi satgas nantinya tidak hanya sebagai penerima laporan saja, melainkan harus menindaklanjuti seluruh laporan yang masuk, baik laporan yang masuk langsung ke satgas, maupun laporan yang langsung ke Bupati maupun Kapolres yang diteruskan ke satgas. “Harus ada tindak lanjut, untuk memastikan laporan tersebut benar atau salah. Tidak boleh ada laporan yang tidak ditindaklanjuti,” ungkapnya. Husein mengatakan, upaya tersebut menjadi salah satu kebijakan Pemkab Banyumas dalam memberantas praktik pungli yang ada di Banyumas. Menurutnya, perlu pembenahan di masing-masing internal SKPD maupun instansi lainnya dulu, sebelum nantinya diterapkan. 

           Dia menegaskan, tindak pungli bisa dikatakan sebagai benalu dalam pelayanan publik di Banyumas, sehingga harus dibersihkan agar pelayanan publik dapat lebih maksimal, mulai dari tingkat desa hingga tingkat kabupaten. “Sama halnya dengan kanker. Walaupun menyakitkan tetap harus diangkat, tidak boleh dibiarkan, karena akan sangat berpengaruh pada kelangsungan hidup induknya,” ujarnya menggambarkan. Kebijakan tersebut akan terus dilakukan untuk pembenahan secara mandiri di lingkungan Pemkab Banyumas, sampai nantinya ada instruksi langsung dari pusat. “Kalau nanti ada tim dari pusat yang datang, maka akan kita sesuaikan dengan skema yang sudah berjalan di Banyumas,” imbuhnya.
Sumber: http://radarbanyumas.co.id

Hujan Deras dan Puting Beliung di Sumbang Ambrukkan Panggung Wayang Kulit



Hujan lebat dan angin kencang yang melanda Kecamatan Sumbang, Jumat (21/10) sore kemarin. Akibat kejadian itu, jalan penghubung Kecamatan Sumbang dan Kecamatan Baturraden longsor. Selain itu, panggung wayang kulit di Desa Desa Kawuncarang, juga ambruk, rata dengan tanah.
               Komandan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Banyumas, Ady Chandra mengatakan, longsor terjadi akibat hujan besar yang mengguyur. Akibat longsor itu, lalu lintas terhambat. “Sebagai ruas jalan longsor dengan panjang sekitar lima meter. Tapi masih bisa dilalui kendaraan. Tapi kalau untuk truk sangat riskan,” kata dia, kemarin. Mengingat pentingnya akses jalan tersebut, diharapkan pihak terkait segera melakukan penanganan. Sedangkan untuk penanganan darurat, lanjut dia, sangat dibutuhkan adanya fasilitas penerangan. Pasalnya dilokasi kejadian tidak ada penerangan sama sekali. “Diharapkan segera ada perbaikan, paling tidak ada rambu-rambu yang ada scotlight-nya, karen di lokasi tersebut tidak ada penerangan,” katanya. Sedangkan di Desa Kawuncarang, panggung wayang kulit roboh sekitar pukul 14.00 WIB.

            “Laporan yang diterima baru panggung wayang yang roboh. Kondisinya rata dengan tanah,” kata dia. Beruntung pada peristiwa tersebut itu tidak menimbulkan korban jiwa. Saat ini, tim sedang dikerahkan di lapangan guna menyisir tiap wilayah apabila terjadi kerusakan pada rumah warga. “Sementara laporan lain belum masuk apakah berdampak ke rumah warga atau tidak.Tim sedang patroli di wilayah,” ujarnya. Sebelumnya, Kepala Pelaksana Harian BPBD Banyumas, Prasetyo Budi Widodo menghimbau kepada warga untuk selalu waspada. Pasalnya cuaca yang tidak menentu kerap menyebabkan bencana alam. “Kepada masyarakat agar senantiasa meningkatkan kewaspadaannya apabila siang hari cuaca panas dan terik, kemudian menjelang sore mendung atau awan tebal tiba-tiba ada yang disertai dengan angin yang kencang, hal tersebut merupakan tanda-tanda akan ada hujan lebat yang disertai angin kencang,” kata Prasetyo.
Sumber: http://radarbanyumas.co.id

Kamis, 20 Oktober 2016

Ramai Mesum di Ruang Publik Purwokerto

Sejatinya banyak sekali manfaat Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Purwokerto. Selain memang sebagai paru-paru kota, ruang terbuka hijau jamak untuk berbagai kegiatan masyarakat. Dari sekadar melepas penat, rekreasi dan hiburan keluarga. 

Ramai Mesum di Ruang Publik Purwokerto Radar BanyumasSABTU, 8 OKTOBER 2016 PURWOKERTO- Sejatinya banyak sekali manfaat Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Purwokerto. Selain memang sebagai paru-paru kota, ruang terbuka hijau jamak untuk berbagai kegiatan masyarakat. Dari sekadar melepas penat, rekreasi dan hiburan keluarga. Nyatanya tidak hanya itu. AKhir-akhir ini, RTH banyak yang disalahfungsikan. Seperti Taman Satria Purwokerto dan keluhan terbaru adalah Taman Bele Kemambang, Purwokerto. Ruang publik tersebut justru menjadi arena mesum anak-anak muda. Radar Banyumas pernah memergoki sendiri aksi mesum pasangan ABG di Taman Satria Purwokerto. Mirisnya, mereka masih mengenakan seragam sekolah. Sementara keluhkan juga datang dari pengunjung Bale Kemambang. Kamto, warga Karangnanas Sokaraja, kecewa karena harusnya bisa menikmati malam bersama keluarga, justeru disajikan pemandangan tidak sedap. “Pas Selasa (4/10) kemarin, saya ke Bale Kemambang pukul 19.00 bersama istri dan anak. Tapi sudah banyak muda-mudi yang pacaran,” katanya. Kamto menuturkan, pasangan muda-mudi tersebut tersebar di beberapa titik. Kebanyakan di sudut-sudut taman yang saat malam hari minim penerangan. “Tidak tahu juga mereka berbuat mesum atau tidak, tapi dengan duduk berdekatan di tempat gelap, risih juga lihatnya dan ini kan tempat umum yang siapa saja boleh masuk seperti balita,” ujar Kamto. Dirinya mengharapkan, dari pihak Bale Kemambang untuk menambah penerangan, dan meningkatkan pengawasannya. Koordinator Taman Bale kemambang, Tarsum juga mengaku pernah mendapat laporan dari pengunjung akan adanya pasangan muda-mudi yang berpacaran di Taman Bale Kemambang. 

          Namun, sudah seberapa jauh tindakan yang membuat kurang nyaman pengunjung lainnya tersebut, tidak diketahui oleh Tarsum. “Pernah ada laporan, tentu kami terima untuk kemajuan Taman Bale Kemambang juga, supaya pengunjung lainnya tetap merasa nyaman,” tutur Tarsum. Dikatakannya, untuk meminimalisir adanya tindakan yang tidak senonoh, pengelola Bale Kemambang kerap melakukan pengawasan setiap jam. Namun, karena SDM yang terbatas, pengawasannya juga tidak maksimal. Tarsum mengatakan, SDM di sini dibagi dua shift, pada shift pagi sampai pukul 14.00 dan shif sore sampai pukul 22.00. “Di masing-masing shift, ada empat orang yang terdiri dari petugas kebersihan, kemanan, dan retribusi,” katanya. Menanggapi hal itu, Kepala Seksi Operasi dan Pengendalian (Kasi Opsdal) Satpol PP Kabupaten Banyumas, Nunus Danianto langsung merespon. Pihaknya berjanji akan segera melakukan patroli di wilayah tersebut. “Ya itu memang terkait dengan penyakit masyarakat (pekat). Nanti akan kami patroli dan segera kita tindak lanjuti,” katanya saat dikonfirmasi. 

           Dia mengatakan, apabila terbukti ada pasangan yang melakukan tindakan mesum di tempat tersebut, maka akan langsung dibawa ke kantor Satpol PP dan diberikan pembinaan serta akan disuruh membuat surat pernyataan. “Mungkin untuk kedepan juga akan diusulkan untuk tipiring (tindak pidana ringan). Agar efek jeranya lebih mengena lagi. Karena itu jelas-jelas melanggar Perda Nomer 16 tahun 2015 tentang penyakit masyarakat,” tandasnya. Tidak hanya itu, pihaknya juga akan menggandeng dinas terkait lainnya agar tempat-tempat umum seperti itu tidak lagi dijadikan sebagai tempat mesum. “Kalau perlu nanti diusulkan supaya dikasih lampu yang terang, atau penjagaannya diperketat. Sehingga tidak digunakan buat mesum lagi,” pungkasnya
Sumber: http://radarbanyumas.co.id