Kelurahan Grendeng adalah salah satu kelurahan di wilayah kecamatan Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah
Selasa, 26 Desember 2017
Kamis, 21 Desember 2017
Bupati Lantik 6.059 Linmas Se Kabupaten Banyumas
Bupati Banyumas Ir Achmad Husein melantik 6.059 Anggota Satuan Perlindungan Masyarakat (Satlinmas) se Kabupaten Banyumas. Pelantikan dilaksanaan bersamaan Apel Besar Linmas Rabu (20/12) di Halaman GOR Satria Purwokerto.
Pada kesempatan ini Bupati meminta Linmas dapat turut aktif berperan serta, dalam pengamanan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), baik Pilbup maupun Pilgub, tahun depan.
“Ini sesuai dengan tugas pokok Linmas yang memantu pengamanan di lingkungan,” kata Bupati
Bupati menambahkan, Satlinmas juga bertugas membantu dalam penanggulangan bencana, membantu menjaga kamtibmas, membantu kegiatan sosial kemasyarakatan, membantu ketertiban pemilu dan membantu dalam upaya pengamanan negara.
“Linmas wajib menjunjung tinggi norma hukum, agama, HAM dan norma lainnya yang tumbuh dan berkembang di lingkungan sosial serta memegang tegus disiplin,” kata bupati
Bupati berpesan, Linmas dapat membantu penanganan keributan yang terjadi di masyarakat dan melaporkan secara berjenjang apabila ditemukan adanya tindak gangguan kamtibmas. Linmas juga diminta mampu memperkecil akibat bencana serta ikut memelihara situasi kamtibmas maupun mengamankan kegiatan sosial kemasyarakatan.
“Tahun depan merupakan tahun politik dimana ada Pilbup dan Pilgub, saya berharap agenda tersebut dapat berjalan lancar, aman, damai sejuk, kondusif dan demokratis. Namun, Linmas juga harus bersikap netral dalam pengaman serta mampu bekerjasama dengan Polri dan TNI,” ungkap bupati.
Dalam Pilkada nanti, Linmas harus siap sedia bahkan siap menjadi garda terdepan demi suksesnya Pilkada. “Peran Linmas sangat penting dan strategis dalam pengamanan TPS, penghitungan suara serta menjaga surat suara selama dalam pengiriman ke KPU. Tugas ini harus dijalankan dengan baik, penuh tanggungjawab demi kamtibmas yang lebih baik, cepat, tepat dan manusawi,” tegas Husein.
Kalibagor, Somagede dan Baturraden Juara Devile
Pada pelantikan itu, 6.059 Linmas dari seluruh kecamatan di Kabupaten Banyumas resmi dilantik. Setelah pelantikan, masing-masing kontingen dari 27 kecamatan melaksanakan defile di hadapan Bupati dan tamu undangan.
Dengan penuh semangat relawan keamanan itu, melakukan langkah tegap dan penghormatan kepada tamu undangan.
Pada akhir kegiatan Satlinmas Kecamatan Kalibagor menjadi yang terbaik dan mendapatkan Piala dari Bupati sebagai Juara 1. Sedangkan Juara 2 diraih oleh Kecamatan Somagede dan Juara 3 diraih oleh Kecamatan Baturraden. https://www.banyumaskab.go.id
Pada kesempatan ini Bupati meminta Linmas dapat turut aktif berperan serta, dalam pengamanan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), baik Pilbup maupun Pilgub, tahun depan.
“Ini sesuai dengan tugas pokok Linmas yang memantu pengamanan di lingkungan,” kata Bupati
Bupati menambahkan, Satlinmas juga bertugas membantu dalam penanggulangan bencana, membantu menjaga kamtibmas, membantu kegiatan sosial kemasyarakatan, membantu ketertiban pemilu dan membantu dalam upaya pengamanan negara.
“Linmas wajib menjunjung tinggi norma hukum, agama, HAM dan norma lainnya yang tumbuh dan berkembang di lingkungan sosial serta memegang tegus disiplin,” kata bupati
Bupati berpesan, Linmas dapat membantu penanganan keributan yang terjadi di masyarakat dan melaporkan secara berjenjang apabila ditemukan adanya tindak gangguan kamtibmas. Linmas juga diminta mampu memperkecil akibat bencana serta ikut memelihara situasi kamtibmas maupun mengamankan kegiatan sosial kemasyarakatan.
“Tahun depan merupakan tahun politik dimana ada Pilbup dan Pilgub, saya berharap agenda tersebut dapat berjalan lancar, aman, damai sejuk, kondusif dan demokratis. Namun, Linmas juga harus bersikap netral dalam pengaman serta mampu bekerjasama dengan Polri dan TNI,” ungkap bupati.
Dalam Pilkada nanti, Linmas harus siap sedia bahkan siap menjadi garda terdepan demi suksesnya Pilkada. “Peran Linmas sangat penting dan strategis dalam pengamanan TPS, penghitungan suara serta menjaga surat suara selama dalam pengiriman ke KPU. Tugas ini harus dijalankan dengan baik, penuh tanggungjawab demi kamtibmas yang lebih baik, cepat, tepat dan manusawi,” tegas Husein.
Kalibagor, Somagede dan Baturraden Juara Devile
Pada pelantikan itu, 6.059 Linmas dari seluruh kecamatan di Kabupaten Banyumas resmi dilantik. Setelah pelantikan, masing-masing kontingen dari 27 kecamatan melaksanakan defile di hadapan Bupati dan tamu undangan.
Dengan penuh semangat relawan keamanan itu, melakukan langkah tegap dan penghormatan kepada tamu undangan.
Pada akhir kegiatan Satlinmas Kecamatan Kalibagor menjadi yang terbaik dan mendapatkan Piala dari Bupati sebagai Juara 1. Sedangkan Juara 2 diraih oleh Kecamatan Somagede dan Juara 3 diraih oleh Kecamatan Baturraden. https://www.banyumaskab.go.id
17 Kades Banyumas Terpilih Dilantik 27 Desember
Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak di Kabupaten Banyumas yang diselenggarakan di 17 desa, Senin (18/12) kemarin, berlangsung aman dan tertib. Ribuan masyarakat telah menentukan calon pemimpin desanya masing-masing. Hasilnya, 17 kepala desa terpilih telah diserahkan ke Pemerintahan Desa Setda Banyumas untuk direkap. “Alhamdulillah pelaksanaannya lancar dan tidak ada persoalan. Selesai rekapan sekitar jam 18.10,” kata Kepala Bagian Pemerintahan Desa Setda Banyumas, Joko Setiono, kemarin.
Data yang dirilis Pemkab Banyumas, perolehan suara terbanyak untuk menjadi kepala desa berasal dari Desa Tunjung, Kecamatan Jatilawang. Kades terpilih bernama Sartim memperoleh 3.437 suara. Sementara kades terpilih dengan suara paling sedikit di Kabupaten Banyumas yaitu Gunawan Sutriyono dari Desa Tumiyang, Kecamatan Kebasen. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, 17 calon kepala desa terpilih itu tidak langsung dilantik di hari pemilihan. Namun akan dilantik pada tanggal 27 Desember mendatang. Pelantikan, kata dia akan dilakukan di Pendapa Si Panji oleh Bupati Banyumas Ir H Achmad Husein. Pilkades serentak ini dipantau langsung oleh Bupati Achmad Husein dan Wakil Bupati dr Budhi Setiawan, dan juga oleh Asisten Pemerintahan dan Kesra, Srie Yono. Mereka melakukan pemantauan di beberapa kecamatan berbeda. Desa pertama yang menjadi sasaran pantauan Wakil Bupati yakni Desa Cindaga di Kecamatan Kebasen, dilanjutkan dengan Desa Tunjung Kecamatan Jatilawang, Desa Kebanggan dan Datar di Kecamatan Sumbang, kemudian Desa Ledug Kecamatan Kembaran, dan terakhir Desa Sokaraja Tengah Kecamatan Sokaraja. Wakil Bupati mengajak kepada para pemilih dan calon Kepala Desa untuk menghormti hasil demokrasi, siapapun pemenangnya. “Karena yang terpilih hanya satu orang, saya minta kepada semua calon dan pendukung, untuk bersama-sama bersatu dan bersinergi untuk membangun desanya,” pesan Wakil Bupati. Bupati Achmad Husein mengatakan, secara umum pelaksanaan Pilkades serentak berjalan aman dan lancar. “Selesai pilkades ini saya berharap yang menang mau merangkul yang kalah, dan yang kalah mau bersikap legowo,” pesan Bupati. Sementara Pantauan Radarmas di Desa Kebanggan Kecamatan Sumbang dimana jumlah pemilih sebanyak 3.109 orang, dan diikuti calon 2 Kepala Desa, pelaksanaan juga berjalan lancar. Meski dalam praktiknya tidak disertakan uang pengganti transport bagi para pemilih, namun pelaksanaan tetap berlangsung tertib dan aman. “Alhamdulillah pelaksanaan aman dan tertib. Meski tidak ada uang transport pengganti, tapi masyarakat Kebanggan sangat antusias terhadap pemilihan kepada desa ini,” kata Ketua Panitia Pilkades Kebanggan, Warsito SPd. Di tempat lain, Pantauan Radar Banyumas, sejumlah desa menarik perhatian warga dengan berbagai hiburan. Penyelenggara Pilkades Desa Sokaraja Tengah, membuat boot selfie untuk menarik warga pemilih. Warga pun dengan senang berselfie. Hal ini untuk menekan angka golput. Sementara di Klahang, Sokaraja, ada juga istana balon di tengah lapangan saat pencoblosan kemarin. Ramainya Pilkades dimanfaatkan para pedagang untuk mengais rezeki. Copyright © Radarbanyumas.co.id
Data yang dirilis Pemkab Banyumas, perolehan suara terbanyak untuk menjadi kepala desa berasal dari Desa Tunjung, Kecamatan Jatilawang. Kades terpilih bernama Sartim memperoleh 3.437 suara. Sementara kades terpilih dengan suara paling sedikit di Kabupaten Banyumas yaitu Gunawan Sutriyono dari Desa Tumiyang, Kecamatan Kebasen. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, 17 calon kepala desa terpilih itu tidak langsung dilantik di hari pemilihan. Namun akan dilantik pada tanggal 27 Desember mendatang. Pelantikan, kata dia akan dilakukan di Pendapa Si Panji oleh Bupati Banyumas Ir H Achmad Husein. Pilkades serentak ini dipantau langsung oleh Bupati Achmad Husein dan Wakil Bupati dr Budhi Setiawan, dan juga oleh Asisten Pemerintahan dan Kesra, Srie Yono. Mereka melakukan pemantauan di beberapa kecamatan berbeda. Desa pertama yang menjadi sasaran pantauan Wakil Bupati yakni Desa Cindaga di Kecamatan Kebasen, dilanjutkan dengan Desa Tunjung Kecamatan Jatilawang, Desa Kebanggan dan Datar di Kecamatan Sumbang, kemudian Desa Ledug Kecamatan Kembaran, dan terakhir Desa Sokaraja Tengah Kecamatan Sokaraja. Wakil Bupati mengajak kepada para pemilih dan calon Kepala Desa untuk menghormti hasil demokrasi, siapapun pemenangnya. “Karena yang terpilih hanya satu orang, saya minta kepada semua calon dan pendukung, untuk bersama-sama bersatu dan bersinergi untuk membangun desanya,” pesan Wakil Bupati. Bupati Achmad Husein mengatakan, secara umum pelaksanaan Pilkades serentak berjalan aman dan lancar. “Selesai pilkades ini saya berharap yang menang mau merangkul yang kalah, dan yang kalah mau bersikap legowo,” pesan Bupati. Sementara Pantauan Radarmas di Desa Kebanggan Kecamatan Sumbang dimana jumlah pemilih sebanyak 3.109 orang, dan diikuti calon 2 Kepala Desa, pelaksanaan juga berjalan lancar. Meski dalam praktiknya tidak disertakan uang pengganti transport bagi para pemilih, namun pelaksanaan tetap berlangsung tertib dan aman. “Alhamdulillah pelaksanaan aman dan tertib. Meski tidak ada uang transport pengganti, tapi masyarakat Kebanggan sangat antusias terhadap pemilihan kepada desa ini,” kata Ketua Panitia Pilkades Kebanggan, Warsito SPd. Di tempat lain, Pantauan Radar Banyumas, sejumlah desa menarik perhatian warga dengan berbagai hiburan. Penyelenggara Pilkades Desa Sokaraja Tengah, membuat boot selfie untuk menarik warga pemilih. Warga pun dengan senang berselfie. Hal ini untuk menekan angka golput. Sementara di Klahang, Sokaraja, ada juga istana balon di tengah lapangan saat pencoblosan kemarin. Ramainya Pilkades dimanfaatkan para pedagang untuk mengais rezeki. Copyright © Radarbanyumas.co.id
Jalan Jenderal Sudirman Purwokerto Dipasangi Barrier Lagi
Dinas Perhubungan (Dinhub) Kabupaten Banyumas kembali memasang barrier pembatas jalan di Jalan Jendral Sudirman, Rabu (20/12). Pemasangan barrier tersebut dilakukan di simpang Alun-alun Purwokerto, yang bertujuan untuk memisahkan arus kendaraan. “Barier dipasang untuk menghindari konflik antara pengendara yang hendak jalan lurus, dengan pengendara yang akan belok kanan,” ujar Kasi Rekayasa dan Prasarana LLAJ Dinhub Kabupaten Banyumas, Hermawan.
Selain itu, barrier tersebut juga difungsikan untuk mencegah dan mengurangi kepadatan di simpang Alun-alun, khususnya untuk mengantisipasi pengendara yang keluar dari Mall tidak langsung masuk ke arus kendaraan yang akan belok kanan. “Ini merupakan salah satu manajemen lalu lintas jelang Natal dan Tahun Baru,” katanya. Barrier yang dipasang di lokasi tersebut, lanjutnya, berjumlah 50 buah, dengan total panjang barrier mencapai 50 meter. Dengan adanya barrier tersebut, Hermawan berharap kepadatan dan angka kecelakaan dapat berkurang, serta lalu lintas dapat lebih lancar. Tak hanya pemasangan barrier di beberapa titik di dalam kota saja. Manajemen lalu lintas yang dilakukan Dinhub Banyumas menjelang Nataru nanti juga akan memaksimalkan peran traffic light. Hermawan menyebutkan, sejumlah traffic light di dalam kota nantinya akan dimaksimalkan hingga 24 jam untuk mengurai kepadatan lalu lintas. “Biasanya jam 9 atau 10 malam lampunya hanya kuning saja, mulai tanggal 24 Desember hingga tahun baru nanti, traffic light akan menyala 24 jam,” tegasnya. Copyright © Radarbanyumas.co.id
Selain itu, barrier tersebut juga difungsikan untuk mencegah dan mengurangi kepadatan di simpang Alun-alun, khususnya untuk mengantisipasi pengendara yang keluar dari Mall tidak langsung masuk ke arus kendaraan yang akan belok kanan. “Ini merupakan salah satu manajemen lalu lintas jelang Natal dan Tahun Baru,” katanya. Barrier yang dipasang di lokasi tersebut, lanjutnya, berjumlah 50 buah, dengan total panjang barrier mencapai 50 meter. Dengan adanya barrier tersebut, Hermawan berharap kepadatan dan angka kecelakaan dapat berkurang, serta lalu lintas dapat lebih lancar. Tak hanya pemasangan barrier di beberapa titik di dalam kota saja. Manajemen lalu lintas yang dilakukan Dinhub Banyumas menjelang Nataru nanti juga akan memaksimalkan peran traffic light. Hermawan menyebutkan, sejumlah traffic light di dalam kota nantinya akan dimaksimalkan hingga 24 jam untuk mengurai kepadatan lalu lintas. “Biasanya jam 9 atau 10 malam lampunya hanya kuning saja, mulai tanggal 24 Desember hingga tahun baru nanti, traffic light akan menyala 24 jam,” tegasnya. Copyright © Radarbanyumas.co.id
Senin, 18 Desember 2017
Meriah, Peringatan Hari Juang Kartika di Purwokerto
Gelaran sosiadrama perjuangan TNI dan rakyat dalam mempertahankan kemerdekaan meramaikan peringatan Hari Juang Kartika (HJK) TNI AD 2017, wilayah Kodam IV Diponegoro di Alun-alun Banyumas, Purwokerto, Jawa Tengah, Jumat (15/12/2017). Menurut Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Wuryanto, Hari Juang Kartika Ke-72 yang tahun ini dipusatkan di Purwokerto sebagai apresiasi dan wujud rasa terimakasih kepada rakyat.
Ucapan terimakasih tersebut dilakukan dengan memberikan berbagai bantuan kepada warga Banyumas, diantaranya pemberiaan 1.000 paket sembako bagi warga tidak mampu, sunatan masal yang diikuti 200 anak, pemeriksaan kesehatan, pemasangan kontrasepsi KB gratis, pemberinaan santunan kepada pensiunan TNI dan lainya.
Tak hanya itu, Kodam IV/Diponegoro juga memberikan jajanan gratis dengan memborong seratus gerobak pedagang makanan kepada ribuan warga Banyumas yang hadir di Alun – alun Banyumas.
“Hari ini saya selaku pimpinan Kodam IV Diponegoro, melaksanakan Hari Juang Kartika 2017 di Purwokerto. Ini sebagai wujud, terimakasih Kodam dan Korem 071/Wijayakusuma. Atas dukungan dan kerjasama masyarakat Banyumas, Kodam IV dan Korem 071/Wijayakusuma menjadi selalu terbaik,” ungkap Mayjen TNI Wuryanto, Jumat (15/12/2017).
Selain gelaran sosiadrama, warga Banyumas juga sangat antusias menaiki kendaraan tempur berkeliling kota Purwokerto.
Sebelumnya, serangkaian kegiatan Hari Juang Kartika tingkat Kodam IV Diponegoro juga dilakukanan penanaman pohon, ziarah ke taman makam pahlawan dan lain sebagainya.
Kapendam IV/Diponegoro Kolonel Inf Sapta Marwindu Ibraly menjelaskan, Hari Juang Kartika merupakan momentum sejarah perjuangan bangsa yang sangat bersejarah bagi TNI AD dimana pada Tahun 1945 pada bulan Desember terjadi agresi Belanda di wilayah Semarang dan sekitarnya.
"Momentumnya sebagai dasar menanamkan nilai-nilai kejuangan yang dimiliki para pendahulu bangsa dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia bagi prajurit TNI AD. Para pendahulu bangsa, para pejuang bangsa, berjuang tanpa pamrih," ujar Sapta.
Menurutnya, momentum kegiatan peringatan HJK 2017 ini tidak hanya diperuntukkan bagi para prajurit TNI AD saja, namun juga untuk masyarakat termasuk adik-adik sekalian.
"Kegiatan ini untuk Manunggal bersama rakyat, dengan manunggalnya rakyat dan TNI AD, maka TNI AD kuat. Yang intinya, menjaga dan memperkokoh persatuan dan kesatuan kita sebagai bangsa Indonesia," jelasnya. https://daerah.sindonews.com
Ucapan terimakasih tersebut dilakukan dengan memberikan berbagai bantuan kepada warga Banyumas, diantaranya pemberiaan 1.000 paket sembako bagi warga tidak mampu, sunatan masal yang diikuti 200 anak, pemeriksaan kesehatan, pemasangan kontrasepsi KB gratis, pemberinaan santunan kepada pensiunan TNI dan lainya.
Tak hanya itu, Kodam IV/Diponegoro juga memberikan jajanan gratis dengan memborong seratus gerobak pedagang makanan kepada ribuan warga Banyumas yang hadir di Alun – alun Banyumas.
“Hari ini saya selaku pimpinan Kodam IV Diponegoro, melaksanakan Hari Juang Kartika 2017 di Purwokerto. Ini sebagai wujud, terimakasih Kodam dan Korem 071/Wijayakusuma. Atas dukungan dan kerjasama masyarakat Banyumas, Kodam IV dan Korem 071/Wijayakusuma menjadi selalu terbaik,” ungkap Mayjen TNI Wuryanto, Jumat (15/12/2017).
Selain gelaran sosiadrama, warga Banyumas juga sangat antusias menaiki kendaraan tempur berkeliling kota Purwokerto.
Sebelumnya, serangkaian kegiatan Hari Juang Kartika tingkat Kodam IV Diponegoro juga dilakukanan penanaman pohon, ziarah ke taman makam pahlawan dan lain sebagainya.
Kapendam IV/Diponegoro Kolonel Inf Sapta Marwindu Ibraly menjelaskan, Hari Juang Kartika merupakan momentum sejarah perjuangan bangsa yang sangat bersejarah bagi TNI AD dimana pada Tahun 1945 pada bulan Desember terjadi agresi Belanda di wilayah Semarang dan sekitarnya.
"Momentumnya sebagai dasar menanamkan nilai-nilai kejuangan yang dimiliki para pendahulu bangsa dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia bagi prajurit TNI AD. Para pendahulu bangsa, para pejuang bangsa, berjuang tanpa pamrih," ujar Sapta.
Menurutnya, momentum kegiatan peringatan HJK 2017 ini tidak hanya diperuntukkan bagi para prajurit TNI AD saja, namun juga untuk masyarakat termasuk adik-adik sekalian.
"Kegiatan ini untuk Manunggal bersama rakyat, dengan manunggalnya rakyat dan TNI AD, maka TNI AD kuat. Yang intinya, menjaga dan memperkokoh persatuan dan kesatuan kita sebagai bangsa Indonesia," jelasnya. https://daerah.sindonews.com
RSUD Banyumas dan RS Siaga Medika Purwokerto Rusak Parah, Pasien Sempat Dievakuasi ke Lapangan
Buntut dari gempa bumi berkekuatan 7,3 SR di pantai Selatan Jawa tepatnya di Tasikmalaya juga merembet sampai ke Jawa Tengah tepatnya di Kabupaten Banyumas.
RSUD Banyumas dikabarkan juga rusak akibat gempa bumi besar tersebut.
"RSUD Banyumas rusak parah," ujar Maya salah satu warga Banyumas saat dikonfirmasi Tribunnews, Sabtu(16/12/2017).
Sementara di Purwokerto hanya RS Siaga Medika yang dikabarkan rusak.
"Tapi tidak terlalu parah," ujar Maya.
Maya mengatakan saat gempa bumi terjadi warga di Purwokerto, Jawa Tengah sempat panik dan berlarian ke luar rumah.
Sementara dikabarkan ada juga pasien-pasien yang panik ke luar kamar di RS Siaga Medika lalu dievakuasi ke tempat yang aman atau tepatnya di sebuah lapangan.
"Ramai tadi disini, orang pada keluar," kata Maya. http://www.tribunnews.com
RSUD Banyumas dikabarkan juga rusak akibat gempa bumi besar tersebut.
"RSUD Banyumas rusak parah," ujar Maya salah satu warga Banyumas saat dikonfirmasi Tribunnews, Sabtu(16/12/2017).
Sementara di Purwokerto hanya RS Siaga Medika yang dikabarkan rusak.
"Tapi tidak terlalu parah," ujar Maya.
Maya mengatakan saat gempa bumi terjadi warga di Purwokerto, Jawa Tengah sempat panik dan berlarian ke luar rumah.
Sementara dikabarkan ada juga pasien-pasien yang panik ke luar kamar di RS Siaga Medika lalu dievakuasi ke tempat yang aman atau tepatnya di sebuah lapangan.
"Ramai tadi disini, orang pada keluar," kata Maya. http://www.tribunnews.com
Rabu, 06 Desember 2017
Cari Wangsit, Belasan Orang Nginep di bawah Jembatan Sungai Pelus
Ada-ada saja tingkah orang di muka bumi ini. Demi mencari wangsit, belasan orang rela mendirikan gubug di bawah jembatan Sungai Pelus Desa Limpakuwus, Sumbang. Kapolres Banyumas AKBP Bambang Yudhantara Salamun SIK melalui Wakapolsek Sumbang Iptu Suwarno mengatakan, dia mendapat laporan warga tentang sekelompok orang yang tinggal di bawah jembatan Sungai Pelus. Mereka sudah tinggal disitu selama dua hari dua malam.
“Kami (30/12) kemarin, kami bersama Kanit Intel, Bhabinkamtibmas, anggota Koramil, Perhutani dan perangkat desa setempat mendatangi perkemahan yang dibangun kelompok tersebut. Padahal mereka menempati wilayah yang masuk pegunungan, dimana masih banyak binatang buas,” kata dia. Berdasarkan interogasi, kelompok orang yang berjumlah 13 ini sengaja mendirikan semacam perkemahan untuk mencari wangsit atau hal ghain lainnya. Mereka mengaku datang dari luar daerah. “Mereka dipimpin oleh Abdul Basir (38) warga Desa Wangkelang, Pemalang. Ada tiga belas orang, sepuluh diantaranya pria dua wanita dan seorang anak yang masih di bawah umur berusia 8 tahun,” ujar dia. Kedatangan anggota Polsek Sumbang, anggota Koramil dan perangkat desa untuk memberikan pembinaan. Bahkan, mereka sempat menolak meninggalkan tempat itu. “Mereka sempat menolak meninggalkan tempat itu, mereka beralasan sedang mencari wangsit. Setelah diberi pembinaan oleh Kanit Intel, mereka akhirnya mau kembali ke rumah masing-masing,” ungkap Wakapolsek. Setelah kesepakatan tercapai, aparat dibantu pihak desa mengevakuasi kelompok tersebut ke mobil Carry G 1678 QM yang mereka bawa. Selanjutnya, mereka dipulangkan ke tempat tinggal masing-masing. “Kami minta mereka tidak mengulangi lagi perbuatannya, kami juga memberi pembinaan agar mereka tidak percaya dengan takhayul. Lebih baik mereka melanjutkan pekerjaan, daripada bermalam di suatu tempat dan mencari wangsit,” tandas dia. Sumber: http://radarbanyumas.co.id
“Kami (30/12) kemarin, kami bersama Kanit Intel, Bhabinkamtibmas, anggota Koramil, Perhutani dan perangkat desa setempat mendatangi perkemahan yang dibangun kelompok tersebut. Padahal mereka menempati wilayah yang masuk pegunungan, dimana masih banyak binatang buas,” kata dia. Berdasarkan interogasi, kelompok orang yang berjumlah 13 ini sengaja mendirikan semacam perkemahan untuk mencari wangsit atau hal ghain lainnya. Mereka mengaku datang dari luar daerah. “Mereka dipimpin oleh Abdul Basir (38) warga Desa Wangkelang, Pemalang. Ada tiga belas orang, sepuluh diantaranya pria dua wanita dan seorang anak yang masih di bawah umur berusia 8 tahun,” ujar dia. Kedatangan anggota Polsek Sumbang, anggota Koramil dan perangkat desa untuk memberikan pembinaan. Bahkan, mereka sempat menolak meninggalkan tempat itu. “Mereka sempat menolak meninggalkan tempat itu, mereka beralasan sedang mencari wangsit. Setelah diberi pembinaan oleh Kanit Intel, mereka akhirnya mau kembali ke rumah masing-masing,” ungkap Wakapolsek. Setelah kesepakatan tercapai, aparat dibantu pihak desa mengevakuasi kelompok tersebut ke mobil Carry G 1678 QM yang mereka bawa. Selanjutnya, mereka dipulangkan ke tempat tinggal masing-masing. “Kami minta mereka tidak mengulangi lagi perbuatannya, kami juga memberi pembinaan agar mereka tidak percaya dengan takhayul. Lebih baik mereka melanjutkan pekerjaan, daripada bermalam di suatu tempat dan mencari wangsit,” tandas dia. Sumber: http://radarbanyumas.co.id
Mengelupas, Pita Kejut di depan Bale Kemambang Tak Berfungsi
Pita kejut yang berfungsi mengurangi kecepatan pengendara demi menghindari kecelakaan di depan Bale Kemambang tak lagi berfungsi dengan baik. Pasalnya, pita kejut tersebut telah hilang sebagian. Hal tersebut menyebabkan pengendara karena tak lagi menggunakan pita kejut sebagaimana mestinya yaitu melewati bagian yang pita kejutnya telah hilang.
Bagian tengah pita kejut hilang, jadi banyak kendaraan yang lewat situ,” ujar Riswan warga sekitar. Ia mengatakan pengendara yang melintas tak lagi mengurangi kecepatannya, mereka memacu kendaraan seperti tidak ada pita kejut di sana. Pita kejut yang tersisapun hanya di bagian pinggir dan sedikit di tengah jalan. Dan yang tersisa seakan hanya menjadi tanda bahwa pernah ada pita kejut di jalanan tersebut. Menurut Riswan kerusakan tersebut sudah lama terjadi. “Lebih dari setahun,” kata Riswan. Ia menjelaskan jika dibiarkan terus menerus kemungkinan kecelakaan bisa saja terjadi. Selain Riswan, Risti salah satu pengguna jalan juga mengatakan bahwa hilangnya pita kejut telah terjadi cukup lama. Risti mengaku sering melewati jalan tersebut, meski tidak terganggu dengan kerusakan akan tetapi akan lebih baik jika pita kejut dapat kembali berfungsi. Riswan berharap petugas segera memperbaiki pita kejut yang hilang tersebut, agar kemungkinan kecelakaan dapat berkurang © Radarbanyumas.co.id
Bagian tengah pita kejut hilang, jadi banyak kendaraan yang lewat situ,” ujar Riswan warga sekitar. Ia mengatakan pengendara yang melintas tak lagi mengurangi kecepatannya, mereka memacu kendaraan seperti tidak ada pita kejut di sana. Pita kejut yang tersisapun hanya di bagian pinggir dan sedikit di tengah jalan. Dan yang tersisa seakan hanya menjadi tanda bahwa pernah ada pita kejut di jalanan tersebut. Menurut Riswan kerusakan tersebut sudah lama terjadi. “Lebih dari setahun,” kata Riswan. Ia menjelaskan jika dibiarkan terus menerus kemungkinan kecelakaan bisa saja terjadi. Selain Riswan, Risti salah satu pengguna jalan juga mengatakan bahwa hilangnya pita kejut telah terjadi cukup lama. Risti mengaku sering melewati jalan tersebut, meski tidak terganggu dengan kerusakan akan tetapi akan lebih baik jika pita kejut dapat kembali berfungsi. Riswan berharap petugas segera memperbaiki pita kejut yang hilang tersebut, agar kemungkinan kecelakaan dapat berkurang © Radarbanyumas.co.id
Rabu, 08 November 2017
Maling Helm di Purwokerto Kidul Babak Belur Dihajar Warga
Maling helm bernisial BB babak belur dihajar warga saat beraksi di Kelurahan Purwokerto Kidul belum lama ini. Karena tersangka mengalami luka serius, polisi membawanya ke rumah sakit. Kapolres Banyumas AKBP Bambang Yudhantara Salamun SIK melalui Kapolsek Purwokerto Selatan AKP H Sutarno SH menuturkan, awalnya dia mendapat informasi bahwa ada maling yang tertangkap warga. Menindaklanjuti laporan itu, dia pun langsung datang ke lokasi kejadian.
Saat kami datang, tersangka sudah terkapar tak berdaya akibat amukan warga. Untuk menghindari amukan massa yang lebih parah, tersangka kami amankan dan dibawa ke RS Dadi Keluarga,” sebut dia. Saat petugas mengintrogasi tersangka, ternyata tersangka dalam pengaruh alkohol. Sehingga, petugas kesulitan meminta keterangan dari tersangka. “Tersangka saat mabuk, berusaha mengambil helm yang diletakkan di sepeda motor. Sialnya, pemilik kendaraan mengetui helmnya hendak dicuri dan langsung berteriak,” jelas Kapolsek. Mendengar teriakan itu, warga yang berada di sekitar lokasi kejadian langsung emosi. Tersangka pun menjadi bulan-bulanan warga yang ada di lokasi kejadian. “Atas kejadian ini, tersangka meringkuk di sel tahanan Mapolsek Purwokerto Selatan. Tersangka harus mempertanggungjawabkan perbuatannya sesuai hukum yang berlaku,” tandas Kapolsek. http://radarbanyumas.co.id
Saat kami datang, tersangka sudah terkapar tak berdaya akibat amukan warga. Untuk menghindari amukan massa yang lebih parah, tersangka kami amankan dan dibawa ke RS Dadi Keluarga,” sebut dia. Saat petugas mengintrogasi tersangka, ternyata tersangka dalam pengaruh alkohol. Sehingga, petugas kesulitan meminta keterangan dari tersangka. “Tersangka saat mabuk, berusaha mengambil helm yang diletakkan di sepeda motor. Sialnya, pemilik kendaraan mengetui helmnya hendak dicuri dan langsung berteriak,” jelas Kapolsek. Mendengar teriakan itu, warga yang berada di sekitar lokasi kejadian langsung emosi. Tersangka pun menjadi bulan-bulanan warga yang ada di lokasi kejadian. “Atas kejadian ini, tersangka meringkuk di sel tahanan Mapolsek Purwokerto Selatan. Tersangka harus mempertanggungjawabkan perbuatannya sesuai hukum yang berlaku,” tandas Kapolsek. http://radarbanyumas.co.id
Eksekusi Bangunan Ruko Nyaris Ricuh di Purwokerto
Sengketa tanah yang memicu polemik antarwarga kembali terjadi di Purwokerto. Sebuah bangunan rumah toko yang terletak di Jalan Jenderal Soedirman, Purwokerto dieksekusi oleh Pengadilan Negeri Purwokerto, Selasa (7/11).
Bangunan rumah toko yang dieksekusi adalah Toko Obor yang diketahui dimiliki oleh Gani Sumardi (72), warga setempat. Bangunan tersebut menjadi objek sengketa antara Gani dan Ifan sejak tahun 2005 lalu. Eksekusi tersebut merupakan sebuah amar putusan MA yang keluar paskaproses peradilan yang panjang.
Proses eksekusi ini sempat memicu perdebatan antara petugas dan Gani yang merasa putusan MA tersebut bukanlah sebuah keadilan. Apalagi, saat dia mendapatkan fakta bahwa tanah yang menjadi lokasi berdirinya rumah toko tersebut merupakan hak milik pemerintah. Proses perdebatan panjang ini terjadi di balai kelurahan setempat.
Gani Sumardi (72) penghuni ruko tersebut mengatakan, ia tidak akan melawan putusan MA jika putusan tersebut adil. “Saya akan patuh jika putusannya tidak hanya membela yang punya duit. Saya merasa sudah ditipu sejak awal,” kata dia.
Menurut Gani, dia sebenarnya tak keberatan jika diminta angkat kaki dari ruko yang sudah ditempati keluarganya sejak tahun 1937 tersebut. Hanya saja, ia harus mendapatkan uang pesangon. “Nah uang tersebut sampai saat ini belum saya terima. Malah yang terjadi gugatan tanpa bukti,” kata dia.
Meski mendapatkan perlawanan dari penghuni toko tersebut, eksekusi tetap dilangsungkan. Panitera Pengadilan Negeri Purwokerto, M Noor Chambali mengatakan, eksekusi tetap dilaksanakan sebagai langkah menjalankan amar putusan MA. “Putusan tetap harus kita laksanakan,” ujar dia. Terkait status tanah yang disebut-sebut milik negara, Panitera menilai hal tersebut bukan ranahnya. “Saya tidak terlalu masuk ke sana. Saya hanya menjalankan amar putusan saja. Kami hormati apa yang sudah inkracht,” ujarnya. https://satelitpost.com
Bangunan rumah toko yang dieksekusi adalah Toko Obor yang diketahui dimiliki oleh Gani Sumardi (72), warga setempat. Bangunan tersebut menjadi objek sengketa antara Gani dan Ifan sejak tahun 2005 lalu. Eksekusi tersebut merupakan sebuah amar putusan MA yang keluar paskaproses peradilan yang panjang.
Proses eksekusi ini sempat memicu perdebatan antara petugas dan Gani yang merasa putusan MA tersebut bukanlah sebuah keadilan. Apalagi, saat dia mendapatkan fakta bahwa tanah yang menjadi lokasi berdirinya rumah toko tersebut merupakan hak milik pemerintah. Proses perdebatan panjang ini terjadi di balai kelurahan setempat.
Gani Sumardi (72) penghuni ruko tersebut mengatakan, ia tidak akan melawan putusan MA jika putusan tersebut adil. “Saya akan patuh jika putusannya tidak hanya membela yang punya duit. Saya merasa sudah ditipu sejak awal,” kata dia.
Menurut Gani, dia sebenarnya tak keberatan jika diminta angkat kaki dari ruko yang sudah ditempati keluarganya sejak tahun 1937 tersebut. Hanya saja, ia harus mendapatkan uang pesangon. “Nah uang tersebut sampai saat ini belum saya terima. Malah yang terjadi gugatan tanpa bukti,” kata dia.
Meski mendapatkan perlawanan dari penghuni toko tersebut, eksekusi tetap dilangsungkan. Panitera Pengadilan Negeri Purwokerto, M Noor Chambali mengatakan, eksekusi tetap dilaksanakan sebagai langkah menjalankan amar putusan MA. “Putusan tetap harus kita laksanakan,” ujar dia. Terkait status tanah yang disebut-sebut milik negara, Panitera menilai hal tersebut bukan ranahnya. “Saya tidak terlalu masuk ke sana. Saya hanya menjalankan amar putusan saja. Kami hormati apa yang sudah inkracht,” ujarnya. https://satelitpost.com
Jumat, 27 Oktober 2017
Mahasiswa Purwokerto Nyalakan Lilin Tanda Berkabung
Sedikitnya 250 mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Banyumas menggelar aksi keprihatinan atas atas rentetan aksi represi aparat dalam menghadapi demonstrasi mahasiswa di berbagai daerah, termasuk Purwokerto. Mereka menyalakan lilin sebagai bentuk protes, sekaligus solidaritas untuk para pejuang demokrasi yang mengalami kekerasan di berbagai belahan Nusantara, akhir-akhir ini.
Koordinator Aksi, Sujada Abdul Malik mengatakan aksi ini dilakukan untuk merespon kekerasan yang dialami demonstran di berbagai daerah. Terakhir kali, belasan mahasiswa yang berdemonstrasi mengkritisi pemerintahan Jokowi-JK, Jumat (20/10) di Jakarta, dibubarkan paksa dan mengalami kekerasan. Bahkan, 4 di antaranya ditetapkan sebagai tersangka.
Padahal, menurut dia, demonstrasi adalah bagian dari menyampaikan aspirasi di muka umum yang telah dilindungi UUD 1945. Namun, ternyata aparat masih melakukan kekerasan ketika membubarkan massa.
Sujada menilai, pendekatan represif yang dilakukan Polda Metro Jaya dan Kepolisian Serang, Banten dalam membubarkan massa berlawanan dengan UUD 1945. Dan itu, adalah catatan rangkaian kekerasan aparat dalam merespon aksi damai pada Oktober ini. Sebelumnya, pada 9 Oktober 2017 kekerasan juga dialami oleh puluhan anggota Aliansi Selamatkan Slamet (ASS) yang menggelar aksi damai menolak Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Baturraden yang dinilai merusak lingkungan.
“Aliansi Mahasiswa Banyumas menuntut agar Kepolisian membebaskan 4 mahasiswa yang dikriminalisasi dalam pembubaran aksi 20 Oktober 2017 di Istana Negara. Kami juga menuntut agar Polda Metro Jaya bertanggungjawab atas tindakan kekerasan fisik,” ujarnya, Selasa malam (24/10).
Sementara, Menteri Luar Negeri BEM Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto, Nezar Nabila menyoroti, kekerasan aparat kepada peserta aksi dan damai menolak PLTP Baturraden. Dalam aaksi itu, puluhan demonstran mengalami kekerasan. 24 orang ditangkap dan ditahan kepolisian. Belakangan 1 orang di antaranya diketahui merupakan korban salah tangkap. Selain itu, terjadi pula kekerasan terhadap wartawan yang tengah meliput.
“Malam ini kita menyatakan hari ini adalah malam berkabung, untuk matinya demokrasi,” tandas Nezar.
Sementara, dalam aksi damai tersebut, ratusan mahasiswa menyalakan lilin sejak pukul 19.30 WIB. Aksi ini juga diwarnai pembaacaan puisi keprihatinan dari mahasiswa sejumlah perguruan tinggi. Mereka juga menyanyiakan lagu-lagu perjuangan. Pukul 21.30 WIB, aksi massa berakhir dan demonstran membubarkan diri. https://www.gatra.com
Koordinator Aksi, Sujada Abdul Malik mengatakan aksi ini dilakukan untuk merespon kekerasan yang dialami demonstran di berbagai daerah. Terakhir kali, belasan mahasiswa yang berdemonstrasi mengkritisi pemerintahan Jokowi-JK, Jumat (20/10) di Jakarta, dibubarkan paksa dan mengalami kekerasan. Bahkan, 4 di antaranya ditetapkan sebagai tersangka.
Padahal, menurut dia, demonstrasi adalah bagian dari menyampaikan aspirasi di muka umum yang telah dilindungi UUD 1945. Namun, ternyata aparat masih melakukan kekerasan ketika membubarkan massa.
Sujada menilai, pendekatan represif yang dilakukan Polda Metro Jaya dan Kepolisian Serang, Banten dalam membubarkan massa berlawanan dengan UUD 1945. Dan itu, adalah catatan rangkaian kekerasan aparat dalam merespon aksi damai pada Oktober ini. Sebelumnya, pada 9 Oktober 2017 kekerasan juga dialami oleh puluhan anggota Aliansi Selamatkan Slamet (ASS) yang menggelar aksi damai menolak Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Baturraden yang dinilai merusak lingkungan.
“Aliansi Mahasiswa Banyumas menuntut agar Kepolisian membebaskan 4 mahasiswa yang dikriminalisasi dalam pembubaran aksi 20 Oktober 2017 di Istana Negara. Kami juga menuntut agar Polda Metro Jaya bertanggungjawab atas tindakan kekerasan fisik,” ujarnya, Selasa malam (24/10).
Sementara, Menteri Luar Negeri BEM Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto, Nezar Nabila menyoroti, kekerasan aparat kepada peserta aksi dan damai menolak PLTP Baturraden. Dalam aaksi itu, puluhan demonstran mengalami kekerasan. 24 orang ditangkap dan ditahan kepolisian. Belakangan 1 orang di antaranya diketahui merupakan korban salah tangkap. Selain itu, terjadi pula kekerasan terhadap wartawan yang tengah meliput.
“Malam ini kita menyatakan hari ini adalah malam berkabung, untuk matinya demokrasi,” tandas Nezar.
Sementara, dalam aksi damai tersebut, ratusan mahasiswa menyalakan lilin sejak pukul 19.30 WIB. Aksi ini juga diwarnai pembaacaan puisi keprihatinan dari mahasiswa sejumlah perguruan tinggi. Mereka juga menyanyiakan lagu-lagu perjuangan. Pukul 21.30 WIB, aksi massa berakhir dan demonstran membubarkan diri. https://www.gatra.com
Sentra Industri Kerajinan Bandol Tetap Eksis
Industri kerajinan ban bodol (Bandol) di Banaran, Karanglewas di tengah perkembangan zaman digital masih tetap eksis. Berdasarkan pernyataan seorang pengrajin bak sampah, karet jok dan lainnya yang berbahan dasar bandol, permintaan dari konsumen untuk kedua barang tersebut tetap ada. Ia mengaku setiap harinya mampu mengantongi laba bersih sebesar Rp 40 ribu.
Ia merinci, setiap hari mampu mengerjakan 100 bandol sepeda motor untuk dibuat karet jok. Satu bandol tersebut menghasilkan karet jok sepanjang 7 meter dan tiap bandolnya dihargai Rp 3 ribu.”Belinya satu bandol harganya Rp 300. Nilai jualnya jadi Rp 3 ribu per bandol saat sudah jadi karet jok. Meskipun kelihatan besar, ada selisih Rp 2.700. Namun, proses jadi karet joknya lama karena mengalami tiga tahapan. Pertama, bandolnya dibelah, kemudian dibelah memanjang dan terakhir ditipiskan dan permukaan dihaluskan,” katanya, Kamis (26/10).
Selain itu pihaknya juga membuat bak sampah dari bandol mobil. Bandol mobil yang belum diolah ia beli dengan harga Rp 2.500, kemudian ia jadikan bak sampah dengan nilai jual hingga Rp 40 ribu. “Kalau dijual ke pengepul cuma Rp 20 ribu ,” kata dia.
Tio mengaku tidak bingung memasarkan produknya. Karena pembeli datang sendiri ke tempat ia membuat kerajinan tersebut. Bahkan pelanggannya tersebut ada yang datang dari Brebes dan Cilacap.”Kendalanya di modal. Jadi, sistemnya saya mengerjakan sesuai dengan pesanan,”, ujarnya.
Sementara itu, Sumarni, penjual kerajinan sandal dari bandol, mengatakan penjualan sandal dinilai lesu. Hal ini dikarenakan tidak ada momen hari besar di bulan ini. Biasanya, lanjutnya, ramai kalau ada hari raya. Tengkulak datang membeli hingga 10 kodi sandal untuk dijual di tempat lain. Seperti Riau, Bandung dan kota lainnya. “Satu kodinya dihargai Rp 200 ribu,” ujarnya. Dan untuk menunjang kesehatan para pengrajin bandol, seperti informasi dari puskesmaspurwokertobarat.banyumaskab.go.id diselenggarakan Pembentukan Pos UKK ( Usaha Kesehatan Kerja) di wilayah Kelurahan Pasir Kidul yang difasilitasi oleh Puskesmas Purwokerto Barat, Kamis (26/10). Kegiatan ini diikuti oleh 20 orang pengrajin-pengrajin bandol dan juga perangkat desa. Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka membentuk UKK yang telah disepakati dan mencapai mufakat dengan diketuai oleh Bapak Ghani dari Kelurahan Pasir Kidul. UKK yang sudah terbentuk ini dapat dijadikan sebagai sarana dalam meningkatkan kemandirian pekerja untuk hidup sehat di lingkungan kerja. https://satelitpost.com
Ia merinci, setiap hari mampu mengerjakan 100 bandol sepeda motor untuk dibuat karet jok. Satu bandol tersebut menghasilkan karet jok sepanjang 7 meter dan tiap bandolnya dihargai Rp 3 ribu.”Belinya satu bandol harganya Rp 300. Nilai jualnya jadi Rp 3 ribu per bandol saat sudah jadi karet jok. Meskipun kelihatan besar, ada selisih Rp 2.700. Namun, proses jadi karet joknya lama karena mengalami tiga tahapan. Pertama, bandolnya dibelah, kemudian dibelah memanjang dan terakhir ditipiskan dan permukaan dihaluskan,” katanya, Kamis (26/10).
Selain itu pihaknya juga membuat bak sampah dari bandol mobil. Bandol mobil yang belum diolah ia beli dengan harga Rp 2.500, kemudian ia jadikan bak sampah dengan nilai jual hingga Rp 40 ribu. “Kalau dijual ke pengepul cuma Rp 20 ribu ,” kata dia.
Tio mengaku tidak bingung memasarkan produknya. Karena pembeli datang sendiri ke tempat ia membuat kerajinan tersebut. Bahkan pelanggannya tersebut ada yang datang dari Brebes dan Cilacap.”Kendalanya di modal. Jadi, sistemnya saya mengerjakan sesuai dengan pesanan,”, ujarnya.
Sementara itu, Sumarni, penjual kerajinan sandal dari bandol, mengatakan penjualan sandal dinilai lesu. Hal ini dikarenakan tidak ada momen hari besar di bulan ini. Biasanya, lanjutnya, ramai kalau ada hari raya. Tengkulak datang membeli hingga 10 kodi sandal untuk dijual di tempat lain. Seperti Riau, Bandung dan kota lainnya. “Satu kodinya dihargai Rp 200 ribu,” ujarnya. Dan untuk menunjang kesehatan para pengrajin bandol, seperti informasi dari puskesmaspurwokertobarat.banyumaskab.go.id diselenggarakan Pembentukan Pos UKK ( Usaha Kesehatan Kerja) di wilayah Kelurahan Pasir Kidul yang difasilitasi oleh Puskesmas Purwokerto Barat, Kamis (26/10). Kegiatan ini diikuti oleh 20 orang pengrajin-pengrajin bandol dan juga perangkat desa. Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka membentuk UKK yang telah disepakati dan mencapai mufakat dengan diketuai oleh Bapak Ghani dari Kelurahan Pasir Kidul. UKK yang sudah terbentuk ini dapat dijadikan sebagai sarana dalam meningkatkan kemandirian pekerja untuk hidup sehat di lingkungan kerja. https://satelitpost.com
Selasa, 17 Oktober 2017
Kota Purwokerto hingga Desa Cilongok terkena dampak banjir Banyumas
Hujan lebat di area lereng Gunung Slamet bagian selatan, menyebabkan empat sungai di Banyumas meluap pada Minggu (15/10) malam. Luapan sungai Prukut, Logawa, Pelus dan Mengaji menimbulkan banjir, baik di wilayah perkotaan Banyumas yakni di Purwokerto sampai desa seperti di Cilongok.
Pemantauan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Banyumas sampai Minggu (15/10) pukul 1.30 WIB dini hari, akibat meluapnya sungai Banjaran yang melewati Kelurahan Bobosan dan Kelurahan Kober dilaporkan tujuh rumah warga terdampak banjir.
Sedangkan, akibat luapan sungai Pelus tebing belakang rumah longsor di wilayah Kelurahan Mersi RT 01 RW 06 Kecamatan Purwokerto Timur dan 3 kamar kos bagian belakang di desa Dukuhwaluh RT 03 RW 02 Kecamatan Kembaran tergerus banjir.
Sementara, di sungai Logawa dilaporkan 3 unit sepeda motor hanyut, 1 unit mobil L300, 1 unit dumtruk dan 1 unit sepeda motor masih tersangkut di bebatuan.
Wilayah pedesaan, jembatan penghubung antara Dusun Karanggondang menuju ke Desa Sambirata Kecamatan Cilongok terputus. Akibat meluapnya Sungai Prukut sehingga akses masyarakat yang akan ke pusat desa Sambirata dan sekitarnya menjadi terganggu.
Koordinator Tagana Kabupaten Banyumas, Adi Candra menjelaskan banjir di Aliran Sungai Logawa, Sungai Banjaran, Sungai Prukut dan Sungai Pelus Kabupaten Banyumas terjadi pada Minggu (15/10) sekitar pukul 17.30 WIB sampai 19.00 WIB. Sungai-sungai tersebut meluap disebabkan hujan lebat di area lereng Gunung Slamet bagian selatan. Ia mengatakan banjir ini terjadi di wilayah perkotaan seperti di kelurahan Kober sampai di pedesaan seperti Cilongok. "Sebelumnya tidak pernah terjadi banjir seperti ini di wilayah Banyumas. Masyarakat yang tinggal di sepanjang Bantaran sungai sudah kami minta meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan adanya potensi banjir susulan. Banjir terjadi karena hujan deras dibagian Hulu Sungai, padahal Kota Purwokerto sehari tadi sampai sore tidak turun hujan," kata Adi pada merdeka.com, Senin (16/10).
Adi merinci, hasil pantauan di TKP Air sungai banjaran mulai naik dengan ketinggian kurang lebih 5 meter dan masuk ke rumah warga di Wilayah RW 2, 5, 8 Kelurahan Kedungwuluh pinggir sungai Banjaran pukul 17.00 dan mulai surut pukul 19.00.
Menurut dia, di Sungai Logawa kejadian banjir pada Minggu (15/10) pukul 17.30 WIB di Desa Baseh. Kronologi kejadian pada saat warga sedang melaksanakan aktivitas penambang batu, pasir dan ada mencari rumput untuk ternak di pinggir sungai Logawa tiba-tiba datang banjir besar yang mengakibatkan warga tidak bisa menyelamatkan peralatannya. Dilaporkan 3 unit sepada motor hanyut, 1 unit mobil L300, 1 unit dumtruk dan 1 unit sepeda motor masih tersangkut di bebatuan.
"Penanganan direncanakan besok karena kondisi tidak memungkinkan semalam," katanya.
Di sungai Prukut wilayah kecamatan Cilongok, banjir menyebabkan jembatan penghubung antara Dusun Karanggondang menuju ke Desa Sambirata terputus. Akses masyarakat yang akan ke pusat desa Sambirata dan sekitarnya menjadi terganggu.
"Kami dan BPBD, RAPI Rescue, Pramuka Peduli Kwarcab Banyumas, PMI Kabupaten Banyumas, Serayu Rescue, Cilacap Rescue, DPU Kab Banyumas, Linmas Inti, Koramil dan Polsek wilayah masing-masing melakukan Asessment, Pendataan dan penanganan Darurat," imbuhnya.
Adi juga meluruskan informasi bahwa berita adanya banjir bandang Sungai Logawa sampai 10 meter tidak benar. Jembatan Sungai Banjaran Sebelah Barat KODIM 0701/BMS yang dilaporkan retak juga tidak benar. Pantauan merdeka,com, sampai saat ini hujan deras masih turun di sejumlah wilayah Banyumas terutama di Wangon wilayah Banyumas bagian barat. https://www.merdeka.com
Pemantauan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Banyumas sampai Minggu (15/10) pukul 1.30 WIB dini hari, akibat meluapnya sungai Banjaran yang melewati Kelurahan Bobosan dan Kelurahan Kober dilaporkan tujuh rumah warga terdampak banjir.
Sedangkan, akibat luapan sungai Pelus tebing belakang rumah longsor di wilayah Kelurahan Mersi RT 01 RW 06 Kecamatan Purwokerto Timur dan 3 kamar kos bagian belakang di desa Dukuhwaluh RT 03 RW 02 Kecamatan Kembaran tergerus banjir.
Sementara, di sungai Logawa dilaporkan 3 unit sepeda motor hanyut, 1 unit mobil L300, 1 unit dumtruk dan 1 unit sepeda motor masih tersangkut di bebatuan.
Wilayah pedesaan, jembatan penghubung antara Dusun Karanggondang menuju ke Desa Sambirata Kecamatan Cilongok terputus. Akibat meluapnya Sungai Prukut sehingga akses masyarakat yang akan ke pusat desa Sambirata dan sekitarnya menjadi terganggu.
Koordinator Tagana Kabupaten Banyumas, Adi Candra menjelaskan banjir di Aliran Sungai Logawa, Sungai Banjaran, Sungai Prukut dan Sungai Pelus Kabupaten Banyumas terjadi pada Minggu (15/10) sekitar pukul 17.30 WIB sampai 19.00 WIB. Sungai-sungai tersebut meluap disebabkan hujan lebat di area lereng Gunung Slamet bagian selatan. Ia mengatakan banjir ini terjadi di wilayah perkotaan seperti di kelurahan Kober sampai di pedesaan seperti Cilongok. "Sebelumnya tidak pernah terjadi banjir seperti ini di wilayah Banyumas. Masyarakat yang tinggal di sepanjang Bantaran sungai sudah kami minta meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan adanya potensi banjir susulan. Banjir terjadi karena hujan deras dibagian Hulu Sungai, padahal Kota Purwokerto sehari tadi sampai sore tidak turun hujan," kata Adi pada merdeka.com, Senin (16/10).
Adi merinci, hasil pantauan di TKP Air sungai banjaran mulai naik dengan ketinggian kurang lebih 5 meter dan masuk ke rumah warga di Wilayah RW 2, 5, 8 Kelurahan Kedungwuluh pinggir sungai Banjaran pukul 17.00 dan mulai surut pukul 19.00.
Menurut dia, di Sungai Logawa kejadian banjir pada Minggu (15/10) pukul 17.30 WIB di Desa Baseh. Kronologi kejadian pada saat warga sedang melaksanakan aktivitas penambang batu, pasir dan ada mencari rumput untuk ternak di pinggir sungai Logawa tiba-tiba datang banjir besar yang mengakibatkan warga tidak bisa menyelamatkan peralatannya. Dilaporkan 3 unit sepada motor hanyut, 1 unit mobil L300, 1 unit dumtruk dan 1 unit sepeda motor masih tersangkut di bebatuan.
"Penanganan direncanakan besok karena kondisi tidak memungkinkan semalam," katanya.
Di sungai Prukut wilayah kecamatan Cilongok, banjir menyebabkan jembatan penghubung antara Dusun Karanggondang menuju ke Desa Sambirata terputus. Akses masyarakat yang akan ke pusat desa Sambirata dan sekitarnya menjadi terganggu.
"Kami dan BPBD, RAPI Rescue, Pramuka Peduli Kwarcab Banyumas, PMI Kabupaten Banyumas, Serayu Rescue, Cilacap Rescue, DPU Kab Banyumas, Linmas Inti, Koramil dan Polsek wilayah masing-masing melakukan Asessment, Pendataan dan penanganan Darurat," imbuhnya.
Adi juga meluruskan informasi bahwa berita adanya banjir bandang Sungai Logawa sampai 10 meter tidak benar. Jembatan Sungai Banjaran Sebelah Barat KODIM 0701/BMS yang dilaporkan retak juga tidak benar. Pantauan merdeka,com, sampai saat ini hujan deras masih turun di sejumlah wilayah Banyumas terutama di Wangon wilayah Banyumas bagian barat. https://www.merdeka.com
Angkutan Purwokerto Mogok, Bupati: Menhub Harus Dengar Aspirasi Ini
Ratusan pengemudi angkutan umum di Banyumas melakukan mogok massal sebagai bentuk penolakan mereka terhadap angkutan berbasis online. Bupati bertekad akan mengajak para pengemudi tersebut bertemu Menhub agar semua aspirasi bisa didengar langsung.
Para sopir taksi, becak, ojek, angkot dan angkudes yang tergabung dalam Forum Transportasi Banyumas menggelar aksi damai di Alun-alun Kota Purwokerto, Banyumas, Selasa (17/10/2017). Mereka menuntut pemerintah melarang transportasi online di Banyumas, karena dianggap mematikan mata pencaharian angkutan konvensioanal.
Setelah mendengarkan aspirasi dari perwakilan pengunjuk rasa, Bupati Achmad Husein meminta beberapa perwakilan untuk berdiskusi di Pendapa Si Panji guna mencari solusi terbaik.Ketua Umum Forum Transportasi Banyumas, Toni Kurniawan, mendesak bupati menunjukkan langkah nyata dari peraturannya sendiri yang menolak transportasi online. Sedangkan Ketua Organda Banyumas, Heru Permana, menegaskan penghasilan pengemudi konvensional menurun drastis semenjak ada angkutan berbasis aplikasi di Banyumas.
Usai berdiskusi, Bupati Banyumas, Achmad Husain, mengatakan pihaknya bisa menerima teknologi tapi jangan sampai mengorbankan masyarakat sebagai pengguna angkutan. Apalagi tidak ada dasar hukum yang bisa dilakukan untuk menolak transportasi online.
Husain juga mengajak perwakilan dari peserta aksi untuk berangkat ke Jakarta nanti malam untuk menemui Menteri Perhubungan guna manyampaikan aspirasinya agar didengar langsung. "Saya akan mewakili aspirasi kalian langsung ke Menteri Perhubungan," ujarnya.
Setelah mendengar pernyataan Bupati, masa aksi akhirnya membubarkan diri dengan tertib. https://news.detik.com
Para sopir taksi, becak, ojek, angkot dan angkudes yang tergabung dalam Forum Transportasi Banyumas menggelar aksi damai di Alun-alun Kota Purwokerto, Banyumas, Selasa (17/10/2017). Mereka menuntut pemerintah melarang transportasi online di Banyumas, karena dianggap mematikan mata pencaharian angkutan konvensioanal.
Setelah mendengarkan aspirasi dari perwakilan pengunjuk rasa, Bupati Achmad Husein meminta beberapa perwakilan untuk berdiskusi di Pendapa Si Panji guna mencari solusi terbaik.Ketua Umum Forum Transportasi Banyumas, Toni Kurniawan, mendesak bupati menunjukkan langkah nyata dari peraturannya sendiri yang menolak transportasi online. Sedangkan Ketua Organda Banyumas, Heru Permana, menegaskan penghasilan pengemudi konvensional menurun drastis semenjak ada angkutan berbasis aplikasi di Banyumas.
Usai berdiskusi, Bupati Banyumas, Achmad Husain, mengatakan pihaknya bisa menerima teknologi tapi jangan sampai mengorbankan masyarakat sebagai pengguna angkutan. Apalagi tidak ada dasar hukum yang bisa dilakukan untuk menolak transportasi online.
Husain juga mengajak perwakilan dari peserta aksi untuk berangkat ke Jakarta nanti malam untuk menemui Menteri Perhubungan guna manyampaikan aspirasinya agar didengar langsung. "Saya akan mewakili aspirasi kalian langsung ke Menteri Perhubungan," ujarnya.
Setelah mendengar pernyataan Bupati, masa aksi akhirnya membubarkan diri dengan tertib. https://news.detik.com
Kamis, 05 Oktober 2017
Batik 60 Meter Diarak Ratusan Orang di Purwokerto
Kain batik sepanjang 60 meter menyita perhatian warga dalam Peringatan Hari Batik Nasional di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, pada Senin, 2 Oktober 2017.
Kain batik pewarnaan dasar hitam pekat dengan corak bunga keemasan itu diarak ratusan warga di Alun-alun Purwokerto. Batik khas Banyumasan itu dibuat khusus oleh Bupati Banyumas, Achmad Husein; Wakil Bupati, Deskranada; Dinas Perindustrian dan Perdagangan hingga siswa SMA 1 Sokaraja. Dibuat selama setahun sejak peringatan Hari Batik Nasional pada Oktober tahun 2016.
Selain kain batik terpanjang, peringatan Hari Batik Nasional juga diisi pawai seluruh produk khas Banyumas oleh sejumlah instansi pemerintah, swasta hingga pelajar. Ratusan warga lalu berjalan berarak-arakan yang dilepas langsung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Produk batik Banyumasan, kata Gubernur, punya kekhasan yang dikenal secara nasional. Selain desain bagus dan beragam, batik juga dibuat semua level masyarakat, kalangan atas maupun bawah hingga pelajar SMA.
"Motif banyumasan dikenal menjunjung tinggi nilai kebangsaan. Punya ciri pedalaman dan bukan pesisir. Khas pedalaman adalah corak lebih gelap dengan gambar tegas dan lugas yang punya filosofi apa adanya khas warga Banyumas," kata Ganjar.
Ia berharap ide inovasi hingga kreasi batik Banyumas bisa terus dikenal hingga luar negeri. Karenanya upaya promosi harus digencarkan dengan memanfaatkan teknologi informasi.
"Maka ceritakan batik Banyumas dengan kekhasannya. Kasih alamat dan silakan beli di sini. Saya yakin ini jadi momentum industri batik tumbuh di kancah dunia," kata Gubernur. http://www.viva.co.id
Kain batik pewarnaan dasar hitam pekat dengan corak bunga keemasan itu diarak ratusan warga di Alun-alun Purwokerto. Batik khas Banyumasan itu dibuat khusus oleh Bupati Banyumas, Achmad Husein; Wakil Bupati, Deskranada; Dinas Perindustrian dan Perdagangan hingga siswa SMA 1 Sokaraja. Dibuat selama setahun sejak peringatan Hari Batik Nasional pada Oktober tahun 2016.
Selain kain batik terpanjang, peringatan Hari Batik Nasional juga diisi pawai seluruh produk khas Banyumas oleh sejumlah instansi pemerintah, swasta hingga pelajar. Ratusan warga lalu berjalan berarak-arakan yang dilepas langsung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Produk batik Banyumasan, kata Gubernur, punya kekhasan yang dikenal secara nasional. Selain desain bagus dan beragam, batik juga dibuat semua level masyarakat, kalangan atas maupun bawah hingga pelajar SMA.
"Motif banyumasan dikenal menjunjung tinggi nilai kebangsaan. Punya ciri pedalaman dan bukan pesisir. Khas pedalaman adalah corak lebih gelap dengan gambar tegas dan lugas yang punya filosofi apa adanya khas warga Banyumas," kata Ganjar.
Ia berharap ide inovasi hingga kreasi batik Banyumas bisa terus dikenal hingga luar negeri. Karenanya upaya promosi harus digencarkan dengan memanfaatkan teknologi informasi.
"Maka ceritakan batik Banyumas dengan kekhasannya. Kasih alamat dan silakan beli di sini. Saya yakin ini jadi momentum industri batik tumbuh di kancah dunia," kata Gubernur. http://www.viva.co.id
Langganan:
Postingan (Atom)