Jumat, 27 Oktober 2017

Sentra Industri Kerajinan Bandol Tetap Eksis

 Industri kerajinan ban bodol (Bandol) di Banaran, Karanglewas di tengah perkembangan zaman digital masih tetap eksis. Berdasarkan pernyataan seorang pengrajin bak sampah, karet jok dan lainnya yang berbahan dasar bandol, permintaan dari konsumen untuk kedua barang tersebut tetap ada. Ia mengaku setiap harinya mampu mengantongi laba bersih sebesar Rp 40 ribu.

Ia merinci, setiap hari mampu mengerjakan 100 bandol sepeda motor untuk dibuat karet jok. Satu bandol tersebut menghasilkan karet jok sepanjang 7 meter dan tiap bandolnya dihargai Rp 3 ribu.”Belinya satu bandol harganya Rp 300. Nilai jualnya jadi Rp 3 ribu per bandol saat sudah jadi karet jok. Meskipun kelihatan besar, ada selisih Rp 2.700. Namun, proses jadi karet joknya lama karena mengalami tiga tahapan. Pertama, bandolnya dibelah, kemudian dibelah memanjang dan terakhir ditipiskan dan permukaan dihaluskan,” katanya, Kamis (26/10).

Selain itu pihaknya juga membuat bak sampah dari bandol mobil. Bandol mobil yang belum diolah ia beli dengan harga Rp 2.500, kemudian ia jadikan bak sampah dengan nilai jual hingga Rp 40 ribu. “Kalau dijual ke pengepul cuma Rp 20 ribu ,” kata dia.

Tio mengaku tidak bingung memasarkan produknya. Karena pembeli datang sendiri ke tempat ia membuat kerajinan tersebut. Bahkan pelanggannya tersebut ada yang datang dari Brebes dan Cilacap.”Kendalanya di modal. Jadi, sistemnya saya mengerjakan sesuai dengan pesanan,”, ujarnya.

Sementara itu, Sumarni, penjual kerajinan sandal dari bandol, mengatakan penjualan sandal dinilai lesu. Hal ini dikarenakan tidak ada momen hari besar di bulan ini. Biasanya, lanjutnya, ramai kalau ada hari raya. Tengkulak datang membeli hingga 10 kodi sandal untuk dijual di tempat lain. Seperti Riau, Bandung dan kota lainnya. “Satu kodinya dihargai Rp 200 ribu,” ujarnya. Dan untuk menunjang kesehatan para pengrajin bandol, seperti informasi dari puskesmaspurwokertobarat.banyumaskab.go.id diselenggarakan Pembentukan Pos UKK ( Usaha Kesehatan Kerja) di wilayah Kelurahan Pasir Kidul yang difasilitasi oleh Puskesmas Purwokerto Barat, Kamis (26/10). Kegiatan ini diikuti oleh 20 orang pengrajin-pengrajin bandol dan juga perangkat desa. Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka membentuk UKK yang telah disepakati dan mencapai mufakat dengan diketuai oleh Bapak Ghani dari Kelurahan Pasir Kidul. UKK yang sudah terbentuk ini dapat dijadikan sebagai sarana dalam meningkatkan kemandirian pekerja untuk hidup sehat di lingkungan kerja. https://satelitpost.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar