Jumat, 27 Oktober 2017

Generas Muda Persatuan Sepak Bola Grendeng " PSG 97 "

Dalam rangka kaderisasi dan pembibitan generasi sepak bola di Kelurahan Grendeng, dalam wadah Persatuan Sepak Bola Grendeng " PSG " kami mengadakan pelatihan rutin setiap hari selasa, kamis dan sabtu pukul 15.30 WIB



Mahasiswa Purwokerto Nyalakan Lilin Tanda Berkabung

Sedikitnya 250 mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Banyumas menggelar aksi keprihatinan atas atas rentetan aksi represi aparat dalam menghadapi demonstrasi mahasiswa di berbagai daerah, termasuk Purwokerto. Mereka menyalakan lilin sebagai bentuk protes, sekaligus solidaritas untuk para pejuang demokrasi yang mengalami kekerasan di berbagai belahan Nusantara, akhir-akhir ini.

Koordinator Aksi, Sujada Abdul Malik mengatakan aksi ini dilakukan untuk merespon kekerasan yang dialami demonstran di berbagai daerah. Terakhir kali, belasan mahasiswa yang berdemonstrasi mengkritisi pemerintahan Jokowi-JK, Jumat (20/10) di Jakarta, dibubarkan paksa dan mengalami kekerasan. Bahkan, 4 di antaranya ditetapkan sebagai tersangka.

Padahal, menurut dia, demonstrasi adalah bagian dari menyampaikan aspirasi di muka umum yang telah dilindungi UUD 1945. Namun, ternyata aparat masih melakukan kekerasan ketika membubarkan massa.

Sujada menilai, pendekatan represif yang dilakukan Polda Metro Jaya dan Kepolisian Serang, Banten dalam membubarkan massa berlawanan dengan UUD 1945. Dan itu, adalah catatan rangkaian kekerasan aparat dalam merespon aksi damai pada Oktober ini. Sebelumnya, pada 9 Oktober 2017 kekerasan juga dialami oleh puluhan anggota Aliansi Selamatkan Slamet (ASS) yang menggelar aksi damai menolak Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Baturraden yang dinilai merusak lingkungan.

“Aliansi Mahasiswa Banyumas menuntut agar Kepolisian membebaskan 4 mahasiswa yang dikriminalisasi dalam pembubaran aksi 20 Oktober 2017 di Istana Negara. Kami juga menuntut agar Polda Metro Jaya bertanggungjawab atas tindakan kekerasan fisik,” ujarnya, Selasa malam (24/10).

Sementara, Menteri Luar Negeri BEM Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto, Nezar Nabila menyoroti, kekerasan aparat kepada peserta aksi dan damai menolak PLTP Baturraden. Dalam aaksi itu, puluhan demonstran mengalami kekerasan. 24 orang ditangkap dan ditahan kepolisian. Belakangan 1 orang di antaranya diketahui merupakan korban salah tangkap. Selain itu, terjadi pula kekerasan terhadap wartawan yang tengah meliput.

“Malam ini kita menyatakan hari ini adalah malam berkabung, untuk matinya demokrasi,” tandas Nezar.

Sementara, dalam aksi damai tersebut, ratusan mahasiswa menyalakan lilin sejak pukul 19.30 WIB. Aksi ini juga diwarnai pembaacaan puisi keprihatinan dari mahasiswa sejumlah perguruan tinggi. Mereka juga menyanyiakan lagu-lagu perjuangan. Pukul 21.30 WIB, aksi massa berakhir dan demonstran membubarkan diri. https://www.gatra.com

Sentra Industri Kerajinan Bandol Tetap Eksis

 Industri kerajinan ban bodol (Bandol) di Banaran, Karanglewas di tengah perkembangan zaman digital masih tetap eksis. Berdasarkan pernyataan seorang pengrajin bak sampah, karet jok dan lainnya yang berbahan dasar bandol, permintaan dari konsumen untuk kedua barang tersebut tetap ada. Ia mengaku setiap harinya mampu mengantongi laba bersih sebesar Rp 40 ribu.

Ia merinci, setiap hari mampu mengerjakan 100 bandol sepeda motor untuk dibuat karet jok. Satu bandol tersebut menghasilkan karet jok sepanjang 7 meter dan tiap bandolnya dihargai Rp 3 ribu.”Belinya satu bandol harganya Rp 300. Nilai jualnya jadi Rp 3 ribu per bandol saat sudah jadi karet jok. Meskipun kelihatan besar, ada selisih Rp 2.700. Namun, proses jadi karet joknya lama karena mengalami tiga tahapan. Pertama, bandolnya dibelah, kemudian dibelah memanjang dan terakhir ditipiskan dan permukaan dihaluskan,” katanya, Kamis (26/10).

Selain itu pihaknya juga membuat bak sampah dari bandol mobil. Bandol mobil yang belum diolah ia beli dengan harga Rp 2.500, kemudian ia jadikan bak sampah dengan nilai jual hingga Rp 40 ribu. “Kalau dijual ke pengepul cuma Rp 20 ribu ,” kata dia.

Tio mengaku tidak bingung memasarkan produknya. Karena pembeli datang sendiri ke tempat ia membuat kerajinan tersebut. Bahkan pelanggannya tersebut ada yang datang dari Brebes dan Cilacap.”Kendalanya di modal. Jadi, sistemnya saya mengerjakan sesuai dengan pesanan,”, ujarnya.

Sementara itu, Sumarni, penjual kerajinan sandal dari bandol, mengatakan penjualan sandal dinilai lesu. Hal ini dikarenakan tidak ada momen hari besar di bulan ini. Biasanya, lanjutnya, ramai kalau ada hari raya. Tengkulak datang membeli hingga 10 kodi sandal untuk dijual di tempat lain. Seperti Riau, Bandung dan kota lainnya. “Satu kodinya dihargai Rp 200 ribu,” ujarnya. Dan untuk menunjang kesehatan para pengrajin bandol, seperti informasi dari puskesmaspurwokertobarat.banyumaskab.go.id diselenggarakan Pembentukan Pos UKK ( Usaha Kesehatan Kerja) di wilayah Kelurahan Pasir Kidul yang difasilitasi oleh Puskesmas Purwokerto Barat, Kamis (26/10). Kegiatan ini diikuti oleh 20 orang pengrajin-pengrajin bandol dan juga perangkat desa. Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka membentuk UKK yang telah disepakati dan mencapai mufakat dengan diketuai oleh Bapak Ghani dari Kelurahan Pasir Kidul. UKK yang sudah terbentuk ini dapat dijadikan sebagai sarana dalam meningkatkan kemandirian pekerja untuk hidup sehat di lingkungan kerja. https://satelitpost.com

Selasa, 17 Oktober 2017

Kota Purwokerto hingga Desa Cilongok terkena dampak banjir Banyumas

Hujan lebat di area lereng Gunung Slamet bagian selatan, menyebabkan empat sungai di Banyumas meluap pada Minggu (15/10) malam. Luapan sungai Prukut, Logawa, Pelus dan Mengaji menimbulkan banjir, baik di wilayah perkotaan Banyumas yakni di Purwokerto sampai desa seperti di Cilongok.

Pemantauan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Banyumas sampai Minggu (15/10) pukul 1.30 WIB dini hari, akibat meluapnya sungai Banjaran yang melewati Kelurahan Bobosan dan Kelurahan Kober dilaporkan tujuh rumah warga terdampak banjir.

Sedangkan, akibat luapan sungai Pelus tebing belakang rumah longsor di wilayah Kelurahan Mersi RT 01 RW 06 Kecamatan Purwokerto Timur dan 3 kamar kos bagian belakang di desa Dukuhwaluh RT 03 RW 02 Kecamatan Kembaran tergerus banjir.

Sementara, di sungai Logawa dilaporkan 3 unit sepeda motor hanyut, 1 unit mobil L300, 1 unit dumtruk dan 1 unit sepeda motor masih tersangkut di bebatuan.

Wilayah pedesaan, jembatan penghubung antara Dusun Karanggondang menuju ke Desa Sambirata Kecamatan Cilongok terputus. Akibat meluapnya Sungai Prukut sehingga akses masyarakat yang akan ke pusat desa Sambirata dan sekitarnya menjadi terganggu.


Koordinator Tagana Kabupaten Banyumas, Adi Candra menjelaskan banjir di Aliran Sungai Logawa, Sungai Banjaran, Sungai Prukut dan Sungai Pelus Kabupaten Banyumas terjadi pada Minggu (15/10) sekitar pukul 17.30 WIB sampai 19.00 WIB. Sungai-sungai tersebut meluap disebabkan hujan lebat di area lereng Gunung Slamet bagian selatan. Ia mengatakan banjir ini terjadi di wilayah perkotaan seperti di kelurahan Kober sampai di pedesaan seperti Cilongok. "Sebelumnya tidak pernah terjadi banjir seperti ini di wilayah Banyumas. Masyarakat yang tinggal di sepanjang Bantaran sungai sudah kami minta meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan adanya potensi banjir susulan. Banjir terjadi karena hujan deras dibagian Hulu Sungai, padahal Kota Purwokerto sehari tadi sampai sore tidak turun hujan," kata Adi pada merdeka.com, Senin (16/10).

Adi merinci, hasil pantauan di TKP Air sungai banjaran mulai naik dengan ketinggian kurang lebih 5 meter dan masuk ke rumah warga di Wilayah RW 2, 5, 8 Kelurahan Kedungwuluh pinggir sungai Banjaran pukul 17.00 dan mulai surut pukul 19.00.

Menurut dia, di Sungai Logawa kejadian banjir pada Minggu (15/10) pukul 17.30 WIB di Desa Baseh. Kronologi kejadian pada saat warga sedang melaksanakan aktivitas penambang batu, pasir dan ada mencari rumput untuk ternak di pinggir sungai Logawa tiba-tiba datang banjir besar yang mengakibatkan warga tidak bisa menyelamatkan peralatannya. Dilaporkan 3 unit sepada motor hanyut, 1 unit mobil L300, 1 unit dumtruk dan 1 unit sepeda motor masih tersangkut di bebatuan.

"Penanganan direncanakan besok karena kondisi tidak memungkinkan semalam," katanya.

Di sungai Prukut wilayah kecamatan Cilongok, banjir menyebabkan jembatan penghubung antara Dusun Karanggondang menuju ke Desa Sambirata terputus. Akses masyarakat yang akan ke pusat desa Sambirata dan sekitarnya menjadi terganggu.

"Kami dan BPBD, RAPI Rescue, Pramuka Peduli Kwarcab Banyumas, PMI Kabupaten Banyumas, Serayu Rescue, Cilacap Rescue, DPU Kab Banyumas, Linmas Inti, Koramil dan Polsek wilayah masing-masing melakukan Asessment, Pendataan dan penanganan Darurat," imbuhnya.

Adi juga meluruskan informasi bahwa berita adanya banjir bandang Sungai Logawa sampai 10 meter tidak benar. Jembatan Sungai Banjaran Sebelah Barat KODIM 0701/BMS yang dilaporkan retak juga tidak benar. Pantauan merdeka,com, sampai saat ini hujan deras masih turun di sejumlah wilayah Banyumas terutama di Wangon wilayah Banyumas bagian barat. https://www.merdeka.com

Angkutan Purwokerto Mogok, Bupati: Menhub Harus Dengar Aspirasi Ini

Ratusan pengemudi angkutan umum di Banyumas melakukan mogok massal sebagai bentuk penolakan mereka terhadap angkutan berbasis online. Bupati bertekad akan mengajak para pengemudi tersebut bertemu Menhub agar semua aspirasi bisa didengar langsung.

Para sopir taksi, becak, ojek, angkot dan angkudes yang tergabung dalam Forum Transportasi Banyumas menggelar aksi damai di Alun-alun Kota Purwokerto, Banyumas, Selasa (17/10/2017). Mereka menuntut pemerintah melarang transportasi online di Banyumas, karena dianggap mematikan mata pencaharian angkutan konvensioanal.

Setelah mendengarkan aspirasi dari perwakilan pengunjuk rasa, Bupati Achmad Husein meminta beberapa perwakilan untuk berdiskusi di Pendapa Si Panji guna mencari solusi terbaik.Ketua Umum Forum Transportasi Banyumas, Toni Kurniawan, mendesak bupati menunjukkan langkah nyata dari peraturannya sendiri yang menolak transportasi online. Sedangkan Ketua Organda Banyumas, Heru Permana, menegaskan penghasilan pengemudi konvensional menurun drastis semenjak ada angkutan berbasis aplikasi di Banyumas.

Usai berdiskusi, Bupati Banyumas, Achmad Husain, mengatakan pihaknya bisa menerima teknologi tapi jangan sampai mengorbankan masyarakat sebagai pengguna angkutan. Apalagi tidak ada dasar hukum yang bisa dilakukan untuk menolak transportasi online.

Husain juga mengajak perwakilan dari peserta aksi untuk berangkat ke Jakarta nanti malam untuk menemui Menteri Perhubungan guna manyampaikan aspirasinya agar didengar langsung. "Saya akan mewakili aspirasi kalian langsung ke Menteri Perhubungan," ujarnya.

Setelah mendengar pernyataan Bupati, masa aksi akhirnya membubarkan diri dengan tertib. https://news.detik.com

Kamis, 05 Oktober 2017

Batik 60 Meter Diarak Ratusan Orang di Purwokerto

Kain batik sepanjang 60 meter menyita perhatian warga dalam Peringatan Hari Batik Nasional di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, pada Senin, 2 Oktober 2017.

Kain batik pewarnaan dasar hitam pekat dengan corak bunga keemasan itu diarak ratusan warga di Alun-alun Purwokerto. Batik khas Banyumasan itu dibuat khusus oleh Bupati Banyumas, Achmad Husein; Wakil Bupati, Deskranada; Dinas Perindustrian dan Perdagangan hingga siswa SMA 1 Sokaraja. Dibuat selama setahun sejak peringatan Hari Batik Nasional pada Oktober tahun 2016.

Selain kain batik terpanjang, peringatan Hari Batik Nasional juga diisi pawai seluruh produk khas Banyumas oleh sejumlah instansi pemerintah, swasta hingga pelajar. Ratusan warga lalu berjalan berarak-arakan yang dilepas langsung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Produk batik Banyumasan, kata Gubernur, punya kekhasan yang dikenal secara nasional. Selain desain bagus dan beragam, batik juga dibuat semua level masyarakat, kalangan atas maupun bawah hingga pelajar SMA.

"Motif banyumasan dikenal menjunjung tinggi nilai kebangsaan. Punya ciri pedalaman dan bukan pesisir. Khas pedalaman adalah corak lebih gelap dengan gambar tegas dan lugas yang punya filosofi apa adanya khas warga Banyumas," kata Ganjar.

Ia berharap ide inovasi hingga kreasi batik Banyumas bisa terus dikenal hingga luar negeri. Karenanya upaya promosi harus digencarkan dengan memanfaatkan teknologi informasi.

"Maka ceritakan batik Banyumas dengan kekhasannya. Kasih alamat dan silakan beli di sini. Saya yakin ini jadi momentum industri batik tumbuh di kancah dunia," kata Gubernur. http://www.viva.co.id

Kegiatan BKM Mandiri Kelurahan Grendeng Program KOTAKU ( Kota Tanpa Kumuh )

Kegiatan BKM Mandiri Kelurahan Grendeng 
Pengadaan Sepeda motor roda tiga sebanyak 6 unit untuk wilayah terdampak kumuh dan kegiatan perbaikan/pelebaran jembatan penghubung wilayah RW 06 dan RW.05 serta perbaikan irigasi dan pengadaan bak sampah











Rabu, 04 Oktober 2017

Musyawarah dan kordinasi antar lembaga di Kelurahan Grendeng

Dalam rangka pendekatan dan sosilaisasi kepemimpinan baru di Kelurahan Grendeng Kecamatan Purwokerto utara, Lurah Grendeng yang biasa di sapa pak Wi" ( Wiharyanto. SH ) mengadakan pertemuan bersama lembaga di wilayah jajarannya pada hari rabu tanggal 04 Oktober 2017 di aula kelurahan ( lantai 2 balai kelurahan grendeng ) dalam acara tersebut di hadiri dari kelembagaan LPMK, BKM, Rt dan RW, Pengelola Lapangan, serta para penunggu makam/penjaga makam grendeng utara dan timur. Ada banyak hal yang di bahas di sana, adapun hal yang di sampaikan di sana sebagai berikut:
1. Sosialisasi tentang rastra
 pendataan dan pemutakhiran proses penerimaan beras dari pemerintah yang di berikan kepada para warga miskin / warga yang kurang mampu di wilayah Grendeng, masukan dari para rt adalah agar proses pemilihan peserta atau daftar penerima agar di refisi kembali, karena masih ada warga kurang mampu yang tidak mendapat kan jatah tersebut, dan ada warga yang mampu namun ada dalam daftar, dan ada pula yang sudah meninggal namun masih masuk dalam daftar penerima

2. Pembenahan kelembagaan
  • RT dan RW
Dalam rangka untuk memudahkan kordinasi dan kebijakan, akan di adakan pendataan ulang daftar pengurus RT dan pengurus RW, guna mempermudah informasi dari pihak kelurahan dan untuk memantau masa jabatan kepengurusan yang ada sebagai wujud penghargaan dari pihak kelurahan adalah akan di terbitkan Surat Keputusan / SK lurah bedasarkan hasil pemilihan RT dna RW di wilayah Kel Grendeng
  • BKM
Dalam keorganisasian BKM masa jabatan kepengurusannya adalah 3 tahun dan pada tahun ini adalah masa jabatan anggota BKM telah habis, menindaklanjuti hal tersebut maka akan di adakan kegiatan proses pemilihan anggota BKM yang baru  agar tidak ada kekosongan kepengurusan yang sudah habis masa jabatannya

  • LPMK
Dikarenakan kurangnya pendampingan dan kordinasi dari pihak kelurahan dengan pihak Kecamatan Purwokerto utara, dalam pembenahan kelembagaan LPMK sehingga ada informasi yang terhambat yang mengakibatkan SK LPMK belum di terbitkan sampai sekarang ini. dengan adanya musyawarah ini maka pihak kelurahan khususnya Pak Lurah yang baru akan mencoba koordinasi kembali ke pihak kecamatan purwokerto utara untuk menindaklanjuti permohonan yang sudah di kirimkan namun belum ada balasan dari pihak kecamatan


  • Karangtaruna Gema Purwantara 2
Keterlibatan Karang Taruna dalam kegiatan bermasyarakat adalah sangat dominan, namun karena kurangnya pendampingan dari pihak kelurahan maka kegiatan karangtaruna kurang berkembang, malahan terlihat seperti vakum tanpa kegiatan, selain hal tersebut juga kordinasi antara ketua karang taruna beserta pengurus kurang pro aktif. untuk agenda berikutnya akan di adakan diskusi bersama antara pihak kelurahan, LPMK dan juga kepengurusan karang taruna 

  •  Pengelola lapangan
Info yang di bahas mengenai lapangan adalah karena fungsi lapangan dan manfaat kurang dapat di nikamti dengan nyaman oleh pengguna lapangan karena lapangan kumuh dan kotor tiap ada kegiatan, Kegiatan pengelola lapangan adalah menjaga dan mengatur jadwal penggunaan lapangan dan juga memelihara serta merawat lapangan dengan dana hasil dari kegiatan di lapangan, namun kegiatan kepengurusan yang ada kurang solid sehingga menyembabkan pengguna lapangan kurang nyaman

 3. Kamtibmas

wilayah Grendeng adalah wilayah yang hampir 50% penduduk yang tingal adalah mahasiswa, dengan banyaknya pendatang yang tinggal dan kos/kontrak di wilayah ini, maka mengakibatkan tingkat kerawanan dan kriminalitas meningkat,menanggulangi hal tersebut, pihak kelurahan dan lembaga akan membuat tata tertib penghuni kost dan kontrakan berbentuk baner yang akan di pasang pada tempat - tempat strategis agar para pendatang dan penghuni kost / kontrakan mengikuti kearifan lokal dan tidak mengganggu serta menyebabkan keresahan di lingkungan 



Minggu, 01 Oktober 2017

Depan Kantor Kelurahan Grendeng Banjir....


 

Akibat tersumbatnya saluran air yang berada di lapangan Kelurahan Grendeng, Kecamatan Purwokerto utara, jalan yang berada di sekitar lapangan Grendeng tergenang air, air tersebut sampai masuk ke gang - gang yang ada di sekitar kelurahan dan depan kantor kelurahan grendeng








Gerakan Nonton Bareng Sejarah G30.S / PKI di Wilayah Grendeng

Gerakan Nonton Bareng Sejarah G30.S / PKI 
di Masjid Fatimatuzzahra




 

 Gerakan Nonton Bareng Sejarah G30.S /  PKI di RW. 02