Selasa, 15 Desember 2015

Deva Bocah yang Sakit Aneh di Purwokerto Kini Dirawat di RSUD Margono

Gus Deva (10) bocah kelas 3 SD Negeri 2 Karangwangkal, anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Satim (42) dan Ratini (38) warga Kelurahan Karangwangkal, Kecamatan Purwokerto Utara, Banyumas yang seluruh tubuhnya terus bergerak tidak tentu arah akhirnya dibawa ke RSUD Margono Soekardjo untuk dirawat. Saat ini Deva dalam penanganan dokter spesialis anak dan spesialis saraf.

Deva dirawat di ruang Aster 5 No. 19, agar tidak banyak bergerak saat dalam perawatan, kedua tangan dan kaki Deva diikat diatas tempat tidurnya menggunakan perban putih, meski sudah diikat, tubuh Deva masih saja terus bergerak-gerak. Deva dibawa ke rumah sakit dengan dijemput mobil ambulan dan bisa menggunakan Jamkesmas.

"Saya senang anak saya dibawa kesini diobatin biar sembuh kembali seperti semula, bisa sekolah lagi, bisa main sama teman-temannya lagi. Tadi kesini dijemput pakai mobil ambulans, saya tadi lagi panik jadi saya lupa dokter bilang anak saya sakit apa, untuk biaya berobat ini pakai Jamkesmas," kata Ratini, Ibunda Deva sambil menangis haru melihat anaknya sudah menjalani perawatan, Senin (14/12/2015).

Menurut dokter spesialis saraf dr. Yuanita Sp.S mengatakan jika Deva mengalami penyakit gagguan gerak dari sarafnya, penyebab penyakit ini pun bermacam-macam sehingga untuk pengobatannya pun harus rutin dilakukan oleh Deva.

"Pasien ini mengalami gangguan gerak pada sarafnya. Sehingga pengobatannya harus dengan rawat jalan dan harus mengkonsumsi obat secara rutin, penyebabnya banyak dan itu harus diobservasi," ungkapnya.

Sementara menurut Direktur RSUD Margono Soekardjo, Haryadi Ibnu Junaidi mengatakan terdapat salah komunikasi antara pihaknya dan pasien terkait penggunan Jamkesmas pada Sabtu (12/12) kemarin. Sehingga pihak IGD tidak bisa melayani pendaftaran pasien pengguna Jamkesmas.

"Mereka datang ke IGD hari Sabtu jam 11 kurang 10 menit, diedukasi harus dirawat jalan, informasinya harus ke poli anak, padahal waktu kontrol masuk poli saraf, jam buka pendaftaran hari Sabtu tutup jam 11.00 disana sudah 11 lewat 10 menit, kepala instalasi saraf melakukan komunikasi dengan IGD, karena waktu itu ada 95 pasien dan menunggu lama maka pasien dikirim ke IGD, nah mis komunikasinya di IGD, jadi ada mis komunikasi tempat kami maupun sisi pasien," jelasnya.



Menurut dia, Deva sebelumnya memang sudah dua kali menjalani kontrol di RSUD Margono, pertama pada tanggal 30 November lalu yang kedua pada tanggal 5 Desember, dan pada tanggal Rabu, 9 Desember pasien datang namun sedang libur nasional dan disarankan untuk kembali lagi pada hari Kamis. Karena keterbatasan dana, pasien urung datang untuk menebus obat di rumah sakit.

"Jadi sudah diedukasi harus dikontrol rawat jalan. Karena tanggal 30 Noveber dan 5 Desember ketemu dokter speialis saraf, lalu tanggal 9 Desember dia datang tapi sedang libur nasional dan suruh datang hari Kamis malah datang hari Sabtu," ujarnya..

Dia mengatakan jika pihaknya tidak pernah menolak pasien, komitmen tersebut terus ditekankan dari tingkatan direksi hingga ke bawah.

"Komitmen kita memang tidak boleh menolak pasien, itu mulai dari direksi sampai ke bawah, Kejadian kemarin karena ada kekurangan komunikasi yang pas," tegasnya.
detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar