Kamis, 09 Februari 2017

Underpass Jalan Jensoed Selesai 2018

Pembangunan underpass di perlintasan kereta api di Jalan Jenderal Soedirman (dekat stasiun KA) ditargetkan terealisasi tahun 2018. Hal itu disampaikan Bupati Banyumas Achmad Husein, saat menggelar urun rembuk soal rencana pembangunan underpass tersebut di Sasana Wilis Rumah Dinas Bupati, kemarin.

”Untuk rencana ini saya sudah berdiskusi dan melakukan pembahasan tentang pembangunan underpass cukup intensif dengan pemerintah pusat maupun provinsi. Mudah-mudahan segera bisa direalisasikan,” kata Husein di depan berbagai kalangan yang diundang.

Mereka yang diundang di antaranya kalangan akademisi berbagai perguruan tinggi di Purwokerto, tokoh masyarakat, perwakilan warga sekitar lokasi, dan SKPD terkait.

Husein memaparkan, pembangunan perlintasan tidak sebidang antara rel kereta api dan Jalan Jensoed sudah diharapkan masyarakat Purwokerto sejak lama. Jalur tersebut sudah sekian lama terjadi kemacetan, terutama saat ada kereta lewat.

Beberapa Kelemahan
Bupati mengatakan, pada tahun 2013 telah selesai dilaksanakan penyusunan DED underpass tersebut oleh Dishubkominfo Pemprov Jateng dengan lokasi memakai jalur lurus mengikuti Jalan Jenderal Soedirman yang sekarang.

Tahun 2014 setelah dikaji kembali, ternyata DED-nya memiliki beberapa kelemahan. Kelemahannya, jelas Bupati, kelandaian maksimal jalan yang direncanakan hanya bisa mencapai 7%, sehingga menyulitkan kendaraan nonmotor untuk melewati dan mematikan kegiatan ekonomi sekitar underpass. Karena adanya perbedaan tinggi yang cukup besar antara jalan dan tempat usaha.

Kemudian banyak terjadi konflik arus lalu-lintas antara Jalan Jenderal Soedirman dan jalan lokal. Arus lalu lintas Jalan Stasiun hanya bisa dibuat satu arah, lahan yang dibebaskan lebih mahal, karena jenis lahan yang dibebaskan adalah pertokoan dan permukiman dengan status hak milik.”Pada saat pelaksanaan pembangunan Jalan Jensoed harus ditutup total,” jelasnya.

Karena itu, katanya, Dinas SDA&BM membuat usulan alternatif jalur baru di sebelah selatan Jalan Jalan Jensoed. Alternatif baru tersebut belok ke arah selatan kurang lebih 200 meter.

Jalur ini mempunyai kelebihan antara lain kelandaian maksimal jalan bisa dikurangi menjadi sekitar 4%, sehingga kendaraan nonmotor mudah melewati, kegiatan perekonomian di sekitar perlintasan masih bisa berjalan seperti biasa, karena tidak ada perbedaan tinggi anatar tempat usaha dengan jalan.

”Konflik lalu-lintas antara underpass dan jalan lokal bisa diminimalisasi, arus lalu-lintas Jalan Stasiun bisa dibuat dua arah, lahan yang dibebaskan lebih murah karena berupa persawahan, dan selebihnya milik PT KAI dan pada saat pelaksanaan pembangunan Jalan Jensoed tidak perlu ditutup total,” terang Bupati. 
http://berita.suaramerdeka.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar