Minggu, 27 Desember 2015

Jamasan Dawuhan Layak Jadi Wisata Budaya

Jamasan pusaka di Desa Dawuhan, Kecamatan Banyumas yang dilakukan setiap bulan Maulid jadi wisata budaya bagi masyarakat Banyumas dan sekitarnya. Prosesi adat yang digelar Jumat (25/12) lalu ini menarik minat masyarakat untuk berkunjung. Tidak salah jika semestinya, Jamasan sudah menjadi objek wisata yang pantas untuk “dijual”
ketua kelompok sadar wisata Desa Dawuhan, Sutrimo mengatakan, ada peningkatan pengunjung setiap tahunnya meski sedikit demi sedikit. Acara yang bertepatan dengan waktu libur sekolah dan libur kerja menjadi faktornya. Pengunjung dari berbagai kota sengaja datang untuk melihat budaya turun temurun tersebut, diantaranya dari Jakarta.
“Yang datang dari Jakarta juga membantu pembiayaan acara. Karena butuh dana yang besar. Sementara itu dana kami masih terbatas. Untuk pengunjung yang hadir juga kami berlakukan tiket masuk dan biaya parkir. Itu juga untuk membantu kami membiayai prosesi adat tersebut. Warga juga tidak keberatan,” ujarnya.


Dia mengatakan, kebuyaan tersebut berpotensi menjadi wisata budaya maupun wisata religi dengan adanya Makam Dawuhan. “Makam Bupati Banyumas ada dari yang pertama sampai ke 13,” paparnya.
Duta Pariwisata Banyumas, Muhammad Thol’at Al Farakhi mengatakan kebudayaan tersebut bisa menjadi destinasi wisata atraksi di Banyumas. Dia berharap, kebudayaan tersebut lebih dikemas agar semakin banyak masyarakat yang tertarik menyaksikan kebudayaan itu. “Masyarakat Banyumas sudah semestinya harus sadar budaya sendiri. Tak hanya alam, kebudayaan yang ada juga bisa jadi destinasi wisata,” imbuhnya.
Salah seorang pengunjung, Linda (22) mengatakan, dia sengaja datang dari Purwokerto untuk melihat proses jamasan pusaka. Dia mengakui selama ini dia belum mengetahui prosesi adat tersebut dan penasaran ingin mengetahuinya. Dia juga baru mengetahui jika makan Bupati Banyumas pertama, R. Joko Kaiman berada di Desa Dawuhan. ” Ternyata Banyumas juga banyak kebudayaan,” katanya

Setelah RHK, Kini Ada Yellow Box

Meski Area Traffic Control System (ATCS) dan ruang henti khusus (RHK) belum efektif, Dishubkominfo ternyata tidak kapok “menghias” persimpangan yang ada di Purwokerto. Kini, beberapa persimpangan dilengkapi marka Yellow Box Junction (YBJ).
YBJ sudah terpasang di beberapa simpang jalan, seperti persimpangan Karanglewas, persimpangan Kalibogor, hingga persimbangan Sangkalputung Sokaraja. Rencananya, YBJ akan melengkapi sejumlah persimpangan yang ada di Jalan Gerilya.
Namun, sampai saat ini banyak warga yang belum mengetahui fungsi YBJ. Salah satu warga Ratminah mengaku tidak mengetahui aturan dan sanksi YBJ. Bahkan dia mengira hanya kerjaan orang iseng. “Oh ini ada fungsinya toh,” katanya.
Warga lain, Susanto mengaku pernah melihat marka YBJ di internet. Menurutnya, YBJ saat ini sudah ada di kota-kota besar seperti di Cirebon dan Jakarta. “Namun saya belum paham aturannya. Yang saya tahu, kalau berhenti di dalam box kuning bisa ditilang,” jelasnya.
Kabid Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Banyumas Agus Sriyono mengatakan, marka YBJ saat ini sedang dibuat di beberapa persimpangan yang ada di wilayah Karanglewas, Kalibogor, sekitar Jalan Gerilya sampai Sokaraja.

      Dijelaskan, YBJ berfungsi sebagai kawasan kosong tanpa kendaraan atau benda penghalang lainnya. “Bisa dikatakan YBJ merupakan kawasan steril dari kendaraan,” katanya.
Tujuan penambahan YBJ, lanjut Agus, untuk mencegah kemacetan di wilayah persimpangan. Menurutnya, saat ini beberapa kendaraan dari jalur lain kerap tidak sabar, dan menerobos masuk ke area persimpangan. Padahal area persimpangan belum sepenuhnya lancar.
“Misalnya ada kepadatan di wilayah YBJ, maka kendaraan dari jalur lain tidak boleh memaksa masuk, walaupun lampu lalu lintas sudah menyala hijau. Harus tunggu sampai kepadatan di area YBJ terurai dulu,” katanya.
Untuk saat ini, pemasangan YBJ akan dilakukan di sejumlah simpang yang telah dilengkapi ATCS. Namun beberapa YBJ juga dipasang di lokasi yang belum dilengkapi ATCS, terutama di ruas jalan nasional di luar kota Purwokerto, seperti simpang Kalibagor hingga Buntu.
“Tahun 2016 kita upayakan melengkapi persimpangan di dalam kota Purwokerto dengan YBJ,” katanya.

      Ditambahkan, dalam waktu dekat, Dishubkominfo juga akan melakukan ujicoba terhadap pemberlakuan aturan marka YBJ. Tahap uji coba sekaligus sebagai upaya sosialisasi kepada masyarakat tentang fungsi marka.

Pansus RDTRK Diberi Kelonggaran



Nasib Raperda Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Perkotaan Purwokerto tergantung hasil pembahasan panitia khusus (pansus). Pasalnya, pansus RDTRK masih diberi waktu untuk melakukan pembahasan sampai tanggal 31 Desember.



“Saat ini sedang dirapatkan. Keputusan tanggal 31 Desember nanti,” kata Sekertaris DPRD Banyumas Yunianto kepada Radarmas.
Dia mengatakan, pembahasan RDTRK sudah dilakukan cukup lama. Hasil pembahasan harus dilaporkan kepada pimpinan dewan pada akhir tahun. “Kalau nanti disetujui ya berarti tidak masuk dalam Propperda (Program Pembentukan Peraturan Daerah) 2016. Tapi kalau tidak disetujui, akan dilanjutkan tahun depan,” ujarnya.
Berdasarkan data propperda 2016, ada sembilan raperda yang akan dibahas pada masa sidang satu. Yakni pelayanan publik, perlindungan LP2B, penetapan desa, rumah susun, Perubahan Perda Nomor 1 Tahun 2013 tentang pembangunan dan penataan menara komunikasi, Kepariwisataan, perubahan perda tentang reklame, pembentukan dana cadangan pemilihan bupati dan wakil bupati Banyumas tahun 2018, dan peraturan serta kode etik DPRD Banyumas.
“Harapannya RDTRK bisa selesai tahun ini, sehingga tidak masuk pembahasan tahun depan,” terangnya.
Yunianto mengatakan, untuk masa sidang I akan dimulai pada 4 Januari dan ditutup pada 30 April. Sehingga saat ini pihaknya masih menunggu penetapan RDTRK.

      Ditambahkan, propperda 2016 yang ditetapkan (11/12) lalu ada 32 raperda yang akan dibahas dan dua peraturan DPRD Banyumas. Dari 32 raperda tersebut, 14 di antaranya raperda inisiatif dari DPRD Banyumas.
Sementara sampai saat ini, masih ada lima raperda yang belum diselesaikan oleh DPRD. Lima raperda tersebut yakni LP2B, penyerahan sarana dan prasarana utility perumahan dan pemukiman, UMKM, biaya transportasi haji, dan SOT pemerintah desa. “Jadi ada enam raperda yang masuk dalam pembahasan 2016. Lima yang tadi, ditambah RDTRK,” ujarnya.
Lebih jauh dia mengatakan, 14 raperda prakarsa 10 diantaranya masuk dalam penganggaran di APBD induk 2016. Sisanya empat raperda dijadwalkan masuk pada APBD perubahan

Wangon Expo Tampung Puluhan Pelaku UMKM

Berbagai kegiatan digelar dalam acara Wangon Expo yang dibuka Bupati Banyumas, Achmad Husein, Minggu (27/12) siang. Diawali dengan jalan sehat, lomba mewarnai, hiburan, donor darah, sampai peresmian gedung BUMDes hingga pelayanan Akte Massal dan Pelayanan Perpanjangan SIM akan digelar mulai 27 Desember 2015 sampai 3 Januari 2016 mendatang di Gelanggang Olah raga Desa Wangon.

      Kepala Desa Wangon, Subejo mengatakan, sudah ada 35 stand yang mengikuti Wangon Expo selama satu minggu digelar sebagai wadah bagi pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah yang ada di Desa Wangon dan sekitarnya. Berbagai produk dipamerkan seperti jamu kemasan, gula organik, aneka macam sapu buatan warga, produk makanan dan minuman yang juga didukung oleh pelaku perbankkan serta perusahaan otomotif, provider seluler.
“Kegiatan ini murni swadaya dari masyarakat dan donatur. Dilaksanakan dengan diawalai tasyakuran, hiburan lengger, dilanjutkan pembukaan oleh Bupati Banyumas pada hari Minggu (27/12). Kegiatan berjalan dengan lancar dan sukses pada hari hari dan seterusnya,”jelasnya.
Yang spektakuler, lanjut Subejo, pada malam tahun baru 2016, akan diadakan pesta kembang api dengan durasi 15 menit. Dalam malam tahun baru juga digelar hiburan dan pasar malam yang akan menambah memeriahkan acara tersebut.

      Bupati Banyumas Achmad Husein dalam membuka Wangon Expo mengapresiasi Wangon Expo yang dilaksanakan Desa Wangon. Ia mengharapkan Muspika terus mendukung dan mengawal kegiatan yang menjadi wadah bagi pelaky usaha mikro kecil menengah di Wangon.
“Camat harus ikut mengawal supaya berkelanjutan bagi peningkatan ekonomi, pemberdayaan masyarakat dan berlangsungnya Wangon Expo juga bisa sesuai dengan target dan keberlanjutan. Semoga, Wangon Expo berjalan dengan sukses,”harapnya.

Kemeriahan Tahun Baru di Banyumas Ada Enam Titik

Pemerintah Kabupaten Banyumas akan memecah pusat keramaian perayaan malam Tahun Baru 2016 nanti, dengan menempatkan berbagai hiburan yang difokuskan di enam titik. Hal itu untuk mengantisipasi kepadatan arus lalu-lintas apabila kegiatan terpusat. Titik keramaian selain Alun-alun Purwokerto, antara lain GOR Satria Purwokerto, Taman Rekreasi Andang Pangrenan (TRAP), Taman Kota Balai Kemambang, kompleks Lokawisata Baturraden dan Alun-alun Kota Lama Banyumas. 
      
      Kabid Kebudayaan Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Banyumas, Rustin Harwanti mengatakan, hiburan yang disuguhkan semunya gratis. Masyarakat dapat menikmati pesta kembang api di enam lokasi tersebut. "Untuk tempat dan hiburan yang disuguhkan tak beda dengan malam pergantian tahun lalu, sekarang ada penambahan satu titik yaitu di Alun-alun Kota Lama Banyumas” katanya. Karena ada penampil yang berbeda-beda diharapkan masyarakat bisa memilih hiburan sesuai dengan seleranya. “Rencana hiburan Kamis (31/12) pukul 9 malam yang akan ditampilkan GOR Satria akan diisi hiburan oleh sejumlah band lokal antara lain band Hyndia, Revolver hingga paduan etnikCalung Rock akan menghibur pengunjung, di Andang Prangrenan komunitas Teater Gethek dari Ajibarang dan Teater Perisai Universitas Muhammadiyah Purwokerto akan tampil dengan musik rock dan aksi teatrikal, Sementara di Taman Bale Kemambang, ada penampilan dari komunitas pecinta band Koes Plus Godres," ujarnya. 
      
       Konsep sedikit berbeda dihadirkan di Baturraden. Sejumlah penampil dengan kemasan budaya lokal seperti lengger, kentongan dan calung etnik Krongsakila ikut memeriahkan pesta kembang api. “Kami menghadirkan nuansa akustik di depan pintu masuk Lokawisata Baturraden. Pergantian tahun nanti akan terasa syahdu karena para penampil mengusung budaya lokal,” katanya. Sementara alun-alun Purwokerto dimeriahkan pesta kembang api setelah sebelumnya sajian hiburan bernada Islami dan pengajian oleh KH Jabir Huda Al Mansur dari Kebumen di Pendapa Si Panji. “Sebagian besar hampir sama, yaitu ditujukan untuk hiburan masyarakat. Untuk menampung aspirasi masyarakat, tahun ini pusat keramaian diadakan di enam titik, tahun lalu hanya lima titik saja,” ujarnya. Kalau selama ini Alun-alun Kota Lama Banyumas belum terjamah hiburan tahun baru, kali ini mendapat jatah untuk memeriahkan malam pergantian tahun. “Komunitas pecinta band Koes Plus, akan menjadi hiburan menarik, selain itu juga ada musik dangdut dan orkes melayu. “Alun-alun Kota Lama juga dimeriahkan penampilan Dalang Jeger Julung Gandhik Edi Asmoro Wayah Sugino, yang penggemarnya cukup banyak," tambah Rustin. Parsito Tommy

Selasa, 22 Desember 2015

Akhir Tahun Bakal Digelar Panggung Banyumas 2015

Tradisi pagelaran seni akhir tahun yang diselenggarakan Dewan Kesenian Kabupaten Banyumas (DKKB) akan kembali digelar. Untuk pagelaran akhir tahun 2015, DKKB akan melaksanakan lomba Rama Biyung, Stand Up Comedy Banyumasan dan Panggung Seni di Taman Kota Andangpangrenan Purwokerto.
Kegiatan ini akan dilaksanakan selama dua hari nonstop, mulai Sabtu-Minggu (26-27/12) mendatang.

    Minggu malam menjadi acara puncak penganugerahan trophy juara dan pentas seni, diisi penampilan Sopsan, Gethekustik, tari dari Febri, tari Minang mahasiswa Unsoed dan Deny Blues Music.
Bendahara acara Panggung Banyumas 2015, Rohadi mengatakan, tahun 2015 merupakan tahun tanpa dana hibah dari pemerintah.
Meski DKKB keberadaannya berdasarkan kebutuhan Kementerian Dalam Negeri, tetapi pihaknya sebagai kepanjangan tangan pemerintah dalam hal penjagaan dan pengembangan kesenian dan kebudayaan, tetap tidak mendapat dana hibah untuk tahun ganjil.
“Meski begitu kami harus tetap bergerak berkegiatan, sehingga untuk pendanaan kami mengandalkan patungan pimpinan DKKB dan donatur atau sponsor. Bagi peserta yang mau mendaftar silakan datang ke Hotel Tiara, atau Fotocopy Bundo Jl. dr Angka sebelah barat Hotel Horison Purwokerto,”ujarnya.
Ketua Umum DKKB, Sadewo Tri Lastiono menjelaskan, tanpa biaya dari pemerintah, DKKB harus terus eksis dan jalan. Menurut dia, kegiatan seni pada akhir tahun yang menjadi tradisi DKKB harus tetap semarak.


     Lomba Rama Biyung diperuntukkan bagi peserta yang sudah menikah tetapi masih suka dunia fashion. “Masih dalam kegiatan fashion show ada pula lomba Peragaan Busana Batik Banyumasan, dan Fashion Show anak-anak. Sedangkan untuk lomba stand up comedy Banyumasan, bakal menjadi acara yang menghibur penonton, apalagi bahasa pengantar setiap komika wajib minimal 50 persen menggunakan bahasa Jawa Banyumasan,”jelasnya.
Ketua Penyelenggara Edi Romadhon mengatakan, stand up comedy Banyumasan telah dilombakan DKKB untuk yang kedua kalinya. Sebelumnya pemenang lomba stand up comedy Banyumasan adalah Kames (perempuan) dari Purbalingga.


     Tahun 2015 Kames ikut lagi sebagai peserta dan telah siap menjadi juara bertahan. Tetapi disisi lain, komika muda dari Purwokerto, Ajibarang, Wangon, Sumpiuh, Sumbang dan lainnya juga telah mendaftar dan saling siap menjadi juara untuk mengalahkan Kames.
“Ini acara kocak dan penuh persaingan. Sayang kalau tidak diikuti para pebakat lawak Banyumasan dan bagi penonton ini suatu tontonan yang sangat menghibur. Ingat, Banyumas itu gudang pelawak, dan Bahasa Jawa Banyumasan perlu dilestarikan juga dikembangkan. Melalui acara ini kiranya bisa tercapai dua tujuan tersebut,”katanya.

Banyumas Terima Penghargaan UKM

Atas komitmennya dalam memajukan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Banyumas, salah satunya dengan mendorong percepatan Ijin Usaha Mikro Kecil (IUMK), Bupati Banyumas Ir. H. Achmad Husein menerima penghargaan UMK dari Menteri Koperasi dan UKM Republik Indonesia, Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga, penghargaan diserahkan di Hotel Mercure Convention Centre Jakarta pada Rakornas Pemberdayaan Koperasi dan UKM Tahun 2015, Senin (21/12) kemarin.

Kepala Dinperindagkop Kabupaten Banyumas Ir. Joko Wikanto mengatakan,Bupati Banyumas menerima penghargaan karena Komitmennya dalam memajukan UMKM salah satunya dengan mendorong percepatan pemberian IUMK sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Presiden RI Nomor 98 Tahun 2014.

"kita melebihi target yang ditetapkan dimana untuk Jawa Tengah dari 70.000 IUMKdibagi ke Kabupaten/kota se Jawa Tengah dan Banyumas sudah dapat mencapai terbanyak ke 2 yaitu 3.041 IUMK dari jumlah yang diajukan 3392 IUMK sisanya masih dalam proses" jelasnya

Juga dijelaskan bahwa banyaknya IUMK yang dikeluarkan maka akan semakin banyak UMKM yang dapat mengembangkan dirinya " IUMK adalah salah satu syarat untuk mendapatkan permodalan dari bank sehingga akan memudahkan UMKM cepat berkembang, apalagi pemerintah setahap demi setahap mengurangi bunga KUR " tambahnya.

Menurutnya indikator lain Bupati Achmad Husein menerima penghargaan juga telah melakukan banyak trobosan dan inovasi dalam memajukan UMKM diantaranya dengan kebijakan Satu Kecamatan Satu Produk, bantuan modal bergulir sampai dengan tahun 2015, MOU dengan berbagai lembaga, mempromosikan melalui berbagai iven dan penanaman membatik kepada generasi muda

"Bupati telah membuat kebijakan untuk setiap Kecamatan memiliki satu produk unggulan one vilage one produc (OVOP), dan telah memberikan bantuan dana bergulir kepada pelaku UMKM yang sampai dengan Tahun 2015 kurang lebih mencapai Rp. 9 milyar, membuat MOU dengan berbagai pihak seperti dengan Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri Kementrian Perindustrian RI, MOU dengan Bank Indonesia untuk pengembangan klaster batik, dengan perguruan tinggi baik negeri maupun swasta, gerakan seribu siswa membatik, promosi melalui bergai iven baik regional maupun nasional, juga melalui iven seperti Night Batik Carnival, Banyumas extravagansa, Fashion Show SKPD, mendirikan pusat pusat UKM di beberapa tempat di Kecamatan serta membangun Pusat Produk UMKM Prathista Harsa dan menetapkan untuk pakaian Pegawai di Banyumas Rabu s/d Sabtu menggunakan batik, serta membuat buku Produk UMKM unggulan yang dipromosikan setiap saat dan kesempatan."imbuhnya.

Joko menambahkan Sisi lain dalam memajukan UMKM juga telah ditempuh dengan memberikan Ansuransi Kecelakaan bagi penderes" Setiap Penderes diBanyumas telah memiliki Kartu Penderas dan untuk penderes yang mengalamiKecelakaan mendapatkan ansuransi dengan ketentuan cacat berat Rp. 15.000.000,- cacat ringanRp. 10.000.000,- dan meninggal Rp. 5.000.000,-" imbuhnya.

Usai menerima penghargaan Bupati Achmad Husein mengatakan, keperpihakan dirinya terhadap UMKM karena UMKM adalah roh perekonomian masyarakat dimana dari 1,7 juta jiwa penduduk Banyumas 50% adalah bergerak pada UMKM dan salah satu upaya untuk menekan kemiskinan dan pengangguran adalah dengan mengembangkan UMKM seluas-luasnya dan sebesar besarnya.

Husein juga mengatakan berbagai upaya akan terus diupayakan agar para pelaku UMKM mampu untuk mengembangkan dirinya sehingga produknya akan lebih banyak dan berkualitas melalui pelatihan, Pembinaan, Promosi dan mengikuti dan menyelenggarakan berbagai iven untuk memotivasi para pelaku UMK untuk terus berkembang .

"Kedepan kami ingin potensi unggulan yang ada di setiap Kecamatan untuk ditingkatkan kualitasnya sehingga akan menjadi produk unggulan khususKecamaan tersebut yang memiliki pasaran tersendiri dan nantinya akan mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat" imbuhnya (Hms. Yon)

Minggu, 20 Desember 2015

Pemkab Banyumas Dinilai Kurang Tegas

Trotaor Beralih Fungsi


Trotoar yang ada di Kabupaten Banyumas bukan lagi milik pejalan kaki. Pasalnya, trotoar kini banyak yang beralih fungsi. Untuk kegiatan pedagang kaki lima (PKL) dan parkir. Sehingga para pejalan kaki harus “mengalah”, dengan turun ke badan jalan.
Salah satu warga Purwokerto, Deni mengatakan, saat ini sudah banyak trotoar di wilayah perkotaan Purwokerto yang rusak. Kerusakan sebagian besar bukan disebabkan oleh pejalan kaki, melainkan kendaraan yang parkir di atas trotoar serta tenda PKL yang kerap merusak paving trotoar.
“Padahal kalau hanya digunakan oleh pejalan kaki, usia trotoar kemungkinan bisa lebih lama,” ungkapnya.
Dari pantauan Radarmas, beberapa trotoar di ruas jalan dalam kota seperti Jalan HR Bunyamin, Jalan Kombas, Jalan Soeparno, Jalan Jendral Sudirman Barat dan beberapa ruas jalan lainnya, saat ini beralih fungsi menjadi tempat berjualan dan lahan parkir. Bahkan hampir seluruh badan trotoar digunakan, sehingga menutup akses para pejalan kaki.
Warga lain, Ajeng mengatakan, kebijakan pemerintah dengan menetapkan jam operasional PKL di beberapa ruas jalan, secara tidak langsung juga menambah potensi kerusakan trotoar. “Kalau ingin trotoar awet, harusnya tidak perlu ada kebijakan seperti itu. Walau hanya berlaku pada sore hingga pagi, tetap saja pejalan kaki tidak mendapat hak untuk trotoar,” jelasnya.
Dwi, warga Bantarsoka juga menyayangkan trotoar yang digunakan oleh PKL. Bahkan PKL terlihat santai padahal di depan lapaknya ada baliho milik pemerintah yang bertuliskan bahwa trotoar dilarang sebagai tempat jualan.
“Saya tidak tahu kriteria PKL seperti apa yang ditertibkan. Tapi di wilayah Jalan Jendral Sudirman Barat hampir semua trotoar dipenuhi PKL dan sampai saat ini belum ada tindakan apapun,” tuturnya.
Dwi berharap ada ketegasan dari pemerintah, sehingga peraturan daerah (perda) yang dibuat tidak terkesan mandul. “Mohon lebih tegas saja. Tapi kalau memang mau ditertibkan, lebih baik ada tempat relokasi,” tuturnya.
Terkait hal itu, Kepala Satpol PP Banyumas Srie Yono mengakui bahwa saat ini memang masih banyak PKL yang mendirikan tenda di atas trotoar. Dia juga mengatakan sudah melakukan berbagai upaya penertiban sesuai prosedur.
Bahkan sebelumnya Satpol PP Banyumas juga sudah melakukan sosialisasi mengenai fungsi dan pemanfaatan trotoar dan sempadan sungai kepada para pedagang. “Lalu kita berikan teguran kepada pedagang yang masih membandel. Teguran dilakukan sampai tiga kali,” kata Srie Yono yang menggunakan Perda K5 dalam penertiban PKL.
Jika teguran tidak diindahkan, lanjutnya, pihaknya akan memberikan waktu kepada para pedagang untuk melakukan pembongkaran sendiri. “Jika tidak dibongkar sendiri, maka kita sebagai penegak perda yang akan melakukan pembongkaran melalui koordinasi lintas SKPD sebelumnya,” jelasnya.
Untuk penertiban pedagang kaki lima yang ‘mangkal’ di trotoar, Sri Yono mengaku sudah rutin melakukan. Bahkan beberapa kali Satpol PP membawa tenda atau gerobak dagang yang ditinggal di atas trotoar.
“Untuk itu maka perlu didukung oleh kesadaran masyarakat, dalam hal ini pedagang, untuk menaati aturan yang sudah ada,” katanya.
Sementara masalahan parkir di trotoar yang juga menjadi salah satu alih fungsi yang merusak trotoar, Kabid LLAJ Dishubkominfo Kabupaten Banyumas Agus Sriyono mengatakan, selama ini sudah melakukan sosialisasi dan teguran baik kepada pemilik kendaraan maupun petugas parkir.
“Beberapa kali kita juga melakukan penertiban terhadap kendaraan yang parkir di trotoar. Bahkan banyak juga yang sudah disanksi berupa penilangan,” katanya.
Sebagaimana diatur dalam Perda Nomor 1 Tahun 2015 tentang LLAJ, trotoar menjadi salah satu area yang harus bebas dari parkir. Namun diakui, kesadaran masyarakat di wilayah perkotaan Purwokerto, khususnya dalam menaati aturan lalu lintas yang ada dinilai masih minim sehingga banyak terjadi pelanggaran.
“Ini sudah jadi kebiasaan. Melalui Perda LLAJ, harapannya kita bisa mengubah hal tersebut secara bertahap,” ujarnya.

Megawati resmikan Kebun Raya Baturraden di Banyumas

Presiden kelima, Megawati Soekarnoputri meresmikan pembukaan Kebun Raya Baturraden di Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu (19/12). Dalam peresmian tersebut hadir Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dan Bupati Banyumas Achmad Husein.

Dalam kesempatan tersebut, Megawati mengatakan peresmian tersebut sudah lama dinantikannya karena selama ini di Jawa Tengah belum ada kebun raya.

"Ketika saya mendengar dari Pak gubernur (Jawa Tengah) Kebun Raya Baturraden akan dibuka, hati saya rasanya terus seperti nyes. Karena sudah sekian lama," kata Megawati saat menyampaikan sambutan di Kebun Raya Baturraden.

Dia mengemukakan, kedatangannya kali ini untuk peresmian kebun raya Baturraden merupakan kapasitasnya sebagai Ketua Yayasan Kebun Raya Indonesia. Dia mengemukakan, kebun raya Baturraden harus bisa dimaksimalkan untuk kebutuhan penelitian dan pengembangan serta konservasi tanaman Indonesia.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan, ide pembuatan Kebun Raya Baturraden dimulai saat adanya gelaran Jambore Nasional di Baturraden belasan tahun silam. "Ide ini muncul dari Bu Mega yang kemudian diteruskan oleh Pak Mardiyanto (Gubernur Jawa Tengah waktu itu) dan kemudian dipercepat dan dimulai," katanya.

Saat ini, kata Ganjar, ada banyak kebutuhan yang sudah dibangun di Kebun Raya Baturraden, seperti rumah kaca, rumah anggrek, rumah kompos dan pembibitan. "Untuk pembangunan sarana dan prasarana, sudah dibuat pintu gerbang, bergola, cottage, dan rumah ibadah," ucapnya.

Kebun Raya Baturraden ini memiliki luas 143,5 hektare. Namun yang baru dikelola secara intensif baru 11,5 persen. Ganjar mengakui ada beberapa kendala yang kini dihadapi.

"Sumber daya manusia yang ada hanya 22 orang dan ini perlu pendampingan juga dari LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia)," jelasnya.

Wakil Ketua LIPI Ahmadi Abas mengemukakan, keberadaan Kebun Raya Baturraden diharapkan bisa menjadi lahan konservasi flora yang ada di gunung di Pulau Jawa. "Kebun Raya Baturraden dikelola provinsi ini kami berikan apresiasi tinggi atas komitmen selama ini. Konservasi flora saat ini menjadi tugas berat karena menyempitnya lahan. Dengan keberadaan ini, akan ada banyak pihak yang bisa diajak kerja sama untuk penyelamatan flora gunung jawa," ujarnya.

Dia menambahkan, idealnya di Indonesia memiliki 47 kebun raya. Jumlah tersebut, jelasnya, disesuaikan dengan 47 tipe eko rejion yang ada di Indonesia. "Saat ini di Indonesia sudah ada 27 kebun raya, lima diantaranya berada dibawah LIPI dan 22 lainnya dikelola kabupaten/kota," jelasnya.

Saat ini koleksi Kebun Raya Baturraden berisikan 2.637 spesimen, 571 spesies, 394 marga dan 116 suku flora. http://www.merdeka.com

Selasa, 15 Desember 2015

Deva Bocah yang Sakit Aneh di Purwokerto Kini Dirawat di RSUD Margono

Gus Deva (10) bocah kelas 3 SD Negeri 2 Karangwangkal, anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Satim (42) dan Ratini (38) warga Kelurahan Karangwangkal, Kecamatan Purwokerto Utara, Banyumas yang seluruh tubuhnya terus bergerak tidak tentu arah akhirnya dibawa ke RSUD Margono Soekardjo untuk dirawat. Saat ini Deva dalam penanganan dokter spesialis anak dan spesialis saraf.

Deva dirawat di ruang Aster 5 No. 19, agar tidak banyak bergerak saat dalam perawatan, kedua tangan dan kaki Deva diikat diatas tempat tidurnya menggunakan perban putih, meski sudah diikat, tubuh Deva masih saja terus bergerak-gerak. Deva dibawa ke rumah sakit dengan dijemput mobil ambulan dan bisa menggunakan Jamkesmas.

"Saya senang anak saya dibawa kesini diobatin biar sembuh kembali seperti semula, bisa sekolah lagi, bisa main sama teman-temannya lagi. Tadi kesini dijemput pakai mobil ambulans, saya tadi lagi panik jadi saya lupa dokter bilang anak saya sakit apa, untuk biaya berobat ini pakai Jamkesmas," kata Ratini, Ibunda Deva sambil menangis haru melihat anaknya sudah menjalani perawatan, Senin (14/12/2015).

Menurut dokter spesialis saraf dr. Yuanita Sp.S mengatakan jika Deva mengalami penyakit gagguan gerak dari sarafnya, penyebab penyakit ini pun bermacam-macam sehingga untuk pengobatannya pun harus rutin dilakukan oleh Deva.

"Pasien ini mengalami gangguan gerak pada sarafnya. Sehingga pengobatannya harus dengan rawat jalan dan harus mengkonsumsi obat secara rutin, penyebabnya banyak dan itu harus diobservasi," ungkapnya.

Sementara menurut Direktur RSUD Margono Soekardjo, Haryadi Ibnu Junaidi mengatakan terdapat salah komunikasi antara pihaknya dan pasien terkait penggunan Jamkesmas pada Sabtu (12/12) kemarin. Sehingga pihak IGD tidak bisa melayani pendaftaran pasien pengguna Jamkesmas.

"Mereka datang ke IGD hari Sabtu jam 11 kurang 10 menit, diedukasi harus dirawat jalan, informasinya harus ke poli anak, padahal waktu kontrol masuk poli saraf, jam buka pendaftaran hari Sabtu tutup jam 11.00 disana sudah 11 lewat 10 menit, kepala instalasi saraf melakukan komunikasi dengan IGD, karena waktu itu ada 95 pasien dan menunggu lama maka pasien dikirim ke IGD, nah mis komunikasinya di IGD, jadi ada mis komunikasi tempat kami maupun sisi pasien," jelasnya.



Menurut dia, Deva sebelumnya memang sudah dua kali menjalani kontrol di RSUD Margono, pertama pada tanggal 30 November lalu yang kedua pada tanggal 5 Desember, dan pada tanggal Rabu, 9 Desember pasien datang namun sedang libur nasional dan disarankan untuk kembali lagi pada hari Kamis. Karena keterbatasan dana, pasien urung datang untuk menebus obat di rumah sakit.

"Jadi sudah diedukasi harus dikontrol rawat jalan. Karena tanggal 30 Noveber dan 5 Desember ketemu dokter speialis saraf, lalu tanggal 9 Desember dia datang tapi sedang libur nasional dan suruh datang hari Kamis malah datang hari Sabtu," ujarnya..

Dia mengatakan jika pihaknya tidak pernah menolak pasien, komitmen tersebut terus ditekankan dari tingkatan direksi hingga ke bawah.

"Komitmen kita memang tidak boleh menolak pasien, itu mulai dari direksi sampai ke bawah, Kejadian kemarin karena ada kekurangan komunikasi yang pas," tegasnya.
detik.com

Senin, 14 Desember 2015

Pedagang Pasar Manis Minta Segera Direlokasi

Sejumlah pedagang di Pasar Manis Purwokerto berharap segera ada relokasi ke gedung pasar yang baru. Pasalnya, saat ini pembangunan gedung baru Pasar Manis sudah selesai, dan siap untuk digunakan. Di sisi lain pedagang kerap mengeluhkan kondisi bangunan Pasar Manis lama yang dinilai sudah tidak layak lagi. Salah satu pedagang Wati mengatakan, saat ini kondisi pasar lama sudah tidak memungkinkan lagi, apalagi di tengah cuaca seperti saat ini. Menurutnya, tidak hanya kondisi atap yang kerap bocor saat hujan, bahkan kondisi saluran air pun juga mengalami permasalahan sehingga menyebabkan pasar selalu becek. “Bangunannya juga sudah rapuh. Jadi saya berharap segera ada relokasi ke gedung baru, karena gedungnya kan sudah jadi,” katanya. Dia berharap sebelum tahun 2016, pedagang di Pasar Manis sudah dipindahkan semua. Sehingga awal tahun 2016 operasional Pasar Manis sudah bisa dilakukan di gedung yang baru. “Kalau dilihat sih memang lebih bagus yang gedung baru. 
         
           Tapi pedagang masih bingung nantinya penempatannya akan seperti apa,” jelasnya. Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Manis, Musa menjelaskan, sampai saat ini belum ada pemberitahuan atau sosialisasi apapun dari dinas terkait. Dia berharap penempatan para pedagang nanti sesuai dengan surat penempatan pedagang (SPP) yang ada, terutama untuk ukuran tempatnya. “Belum ada sosialisasi apapun dari pemerintah terkait pemindahan pedagang,” katanya. Dijelaskan, saat ini ada sekitar 517 pedagang yang ada di Pasar Manis. Namun dari jumlah itu, hanya sekitar 150 pedagang yang memiliki SPP. “Inginnya yang punya SPP diprioritaskan dulu, lalu pedagang lama di Pasar Manis yang belum memiliki SPP juga difasilitasi. Sedangkan untuk pedagang baru, bisa dimasukkan selama masih ada tempat,” katanya. Dijelaskan, gedung pasar yang berada di sisi timur (eks Gedung Sutedja, red) memang sudah selesai per 11 Desember lalu.

           Oleh karena itu, perlu ada relokasi pedagang secepatnya, mengingat tahun 2016 nanti akan dilanjutkan pembangunan tahap II, yaitu di bekas gedung pasar lama. “Kalau pedagang belum dipindah, nantinya pembangunan untuk gedung di sisi barat akan susah. Paling tidak kalau sudah dipindah, bekas gedung pasar lama bisa dijadikan area parkir sementara,” katanya. Dari pantauannya, Musa menjelaskan masih ada beberapa kekurangan dalam gedung pasar baru tersebut. Meski sarana seperti gantungan dagangan dan meja keramik sudah ada, namun untuk saat ini bangunan pasar baru masih terkendala sarana pergudangan. “Selain itu airnya juga belum maksimal, padahal untuk tempat penjual ayam sudah ada kran air di masing-masing mejanya,” jelasnya. Dikonfirmasi terkait hal itu, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kabupaten Banyumas, Djoko Wikanto menjelaskan pihaknya belum memiliki rencana relokasi pedagang tersebut. “Sampai saat ini tidak ada rencana untuk itu,” katanya.

Minggu, 13 Desember 2015

Pakai Jamkesmas, Siswa SD Ditolak Margono

Malang nian nasib bocah laki-laki berusia 10 tahun, Gus Deva. Orang tua Deva yang mengantarkan Deva berobat ke RSUD Prof Dr Margono Soekarjo, Sabtu (12/12) lalu, secara mentah ditolak pihak rumah sakit. Alasannya, mereka menggunakan Jamkesmas. Ibu Deva, Ratini (38) mengaku sangat kecewa. Padahal menurutnya tidak pernah ada masalah terkait penggunaan jamkesmas saat berobat di puskesmas atau rumah sakit lain. 
          Yang lebih menyakitkan, RS Margono sempat menolak meminjamkan dragbar roda untuk membawa Deva kembali ke mobil. “Kata dokter jaganya kalau lewat umum bisa, tapi kalau pakai jamkesmas tidak bisa,” kata warga Kelurahan Karangwangkal RT 3 RW 4 tersebut. Ratini menceritakan, kondisi Deva sudah mulai mengkhawatirkan sejak akhir November lalu. Menurutnya, sejak dua minggu terakhir, Deva tidak bisa mengontrol sarafnya secara mandiri. Kondisi kepala, lengan dan kaki Deva saat ini selalu bergerak tanpa bisa dikontrol. “Kaya stroke, tapi saya tidak tahu ini penyakit apa, makanya saya bawa ke rumah sakit untuk diperiksa. Tapi ternyata ditolak,” ujarnya. Pada tanggal 30 November lalu, Deva dibawa ke Puskesmas Purwokerto Utara, namun diminta untuk dirujuk ke RSUD Margono. 

          Saat itu juga sudah dibawa ke poli anak RSUD Margono dan harus kembali melakukan kontrol pada tanggal 9 Desember. Pada tanggal 9 Desember lalu, Ratini bersama suami, Satim (42), mengantar Deva untuk kontrol ke RSUD Margono, namun ternyata tutup. Pasca hari itu, Ratini dan Satim mengaku kebingungan untuk mencari biaya transport. Ratini hanya sebagai ibu rumah tangga, dan Satim kesehariannya hanya menjadi pemulung, dengan pendapatan yang sangat minim. Ayah Deva, Satim menjelaskan, dia tidak bisa membawa Deva ke RSUD Margono pada keesokan harinya karena terkendala biaya transport. Dijelaskan, tanggal 9 Desember lalu, dia kesana untuk melakukan kontrol dan mengambil obat. “Saya hanya punya uang Rp 20 ribu dan habis untuk transport. Kalau obatnya bayar, ya saya bingung lagi mau nebus pakai apa. Lah ini malah disuruh datang lagi besoknya, ya saya akhirnya tidak kesana lagi karena tidak ada uang,” ujarnya. Lalu pada Sabtu (12/12) lalu, Ketua RT setempat, Endang MS menawarkan bantuan untuk membawa Deva ke RSUD Margono. Kondisi Deva sudah semakin parah, bahkan saat ini Deva sudah kesulitan untuk berkomunikasi. “Melihat kondisinya yang parah, akhirnya saya pinjam mobil teman untuk membawa Deva,” katanya. Sebelum dibawa ke RSUD Margono, Endang bersama Ratini membawa Deva ke RS DKT. Namun oleh RS DKT disarankan untuk dirujuk ke RSUD Margono yang memiliki peralatan yang memadai. “Lalu saat di Margono, Deva ditolak di IGD. Padahal paling tidak ada pemeriksaan dulu, karena kondisi Deva sudah sangat memprihatinkan,” lanjutnya.
           
           Endang mengaku sempat mendatangi poli anak dan poli saraf RSUD Margono, sesuai rujukan dari IGD. Namun saat itu, poli anak sudah tidak ada dokter jaga. Lalu ke poli saraf, dan disarankan untuk melakukan pendaftaran di depan. “Namun pendaftarannya ternyata sudah tutup, padahal masih jam 11 siang. Lalu akhirnya kembali lagi ke poli saraf, dan disarankan masuk lewat IGD. Tapi ternyata tetap ditolak karena pakai jamkesmas. Lah lalu untuk apa jamkesmasnya kalau tidak bisa dipakai. Padahal jamkesmasnya sudah jelas atas nama Gus Deva,” tegasnya. Rencananya, Senin (14/12) ini Endang bersama orang tua Deva akan melaporkan ke pihak kelurahan, terutama untuk meminta bantuan untuk transportasi. Sementara, saat dikonfirmasi, Kabag Umum RSUD Margono Soekarjo, Nurekta mengatakan akan melakukan koordinasi dengan seluruh pihak yang terkait. “Malam ini kami akan melakukan klarifikasi ke semua bagian, apakah memang benar seperti itu,” katanya. Dia mengatakan, ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan pasien pengguna jamkesmas tersebut batal diperiksa. Bisa jadi persyaratan yang dibawa pasien belum lengkap. “Kami bukan membela diri. Pada prinsipnya kami tidak pernah menolak pasien,” ujar dia. Dijelaskan, untuk pelayanan di IGD menurutnya memang harus melalui rawat jalan kalau masih dalam jam operasional. Menurutnya, untuk prosedur perawatan pasien pada saat jam kerja memang harus melalui poli. “Kecuali itu pasien kegawatdaruratan, seperti gagal napas, baru bisa melalui IGD meskipun pada jam kerja. Saya rasa petugas di IGD sudah sangat paham tentang itu,” imbuh dia. Dikenal Sebagai Anak yang Aktif Gus Deva, siswa kelas III SDN 2 Karangwangkal kini hanya bisa terbaring di tempat tidur. Kondisi fisik memaksanya tidak bisa melakukan aktivitas seperti anak-anak kebanyakan. Padahal dimata kerabat terdekat, Deva dinilai sebagai sosok yang aktif dan energik. 

           Salah seorang guru SDN 2 Karangwangkal yang menjenguk Deva, Minggu (13/12) kemarin, Dwi Setiyani mengatakan, Deva merupakan anak yang semangat dan aktif. Menurutnya, motivasi Deva untuk sekolah juga terbilang tinggi. “Walaupun sakit ringan, dia tetap bersikeras untuk sekolah. Makanya ini saya ke rumahnya karena sudah dua minggu ini dia jarang masuk sekolah,” katanya. Guru lain, Endang juga mengakui hal tersebut. Di sekolah Deva dikenal sebagai sosok yang tidak bisa diam. “Dia selalu lari-larian atau sepedaan saat jam istirahat. Daya tangkapnya juga cukup bagus saat diajar,” ungkapnya. Menurut Endang, pada saat Senin pekan lalu, Deva juga masih terlihat di sekolah untuk mengikuti UAS. Namun demikian, kondisinya memang sudah menurun. “Untuk mengerjakan soal UAS kemarin, Deva harus dibantu temannya untuk menuliskan jawabannya. Saat itu komunikasinya masih lancar,” katanya. Kesehariannya, Deva juga dikenal sebagai anak yang periang. Sepulang sekolah Deva sangat jarang terlihat di rumah. Ratini, ibunya, mengatakan Deva selalu main keluar baik bersepeda ataupun sepakbola bersama teman-temannya. Namun kondisi tersebut tidak terlihat sejak dua minggu lalu. Menurutnya, sejak Deva jatuh tersungkur, kondisinya semakin aneh dari waktu ke waktu. Dia menjelaskan sejak dua minggu lalu, Deva terlihat tidak bersemangat. “Pulang sekolah Deva biasanya langsung main, tapi kemarin-kemarin tidak, bahkan lebih senang sendiri di kamar. Saya sudah pernah bertanya, tapi katanya tidak apa-apa,” ungkapnya.
Radarmas.co.id

Rabu, 09 Desember 2015

Harga Sembako Mulai Naik

Jelang akhir tahun 2015, sejumlah harga kebutuhan pokok mulai mengalami kenaikan. Pekan ini, harga cabai merah keriting naik hingga Rp 8 ribu per kilogramnya. Selain itu beberapa komoditas lain seperti bawang, daging ayam dan telur ayam juga terus mengalami kenaikan harga.
Salah satu pedagang cabai di Pasar Wage, Siti mengatakan, kenaikan harga cabai sudah terjadi sejak awal pekan ini. Terutama untuk komoditas cabai merah keriting. Dijelaskan, saat ini harga cabai merah keriting mencapai Rp 35 ribu per kilogramnya, atau naik Rp 10 ribu dari pekan lalu yang hanya Rp 25 ribu.
“Harga cabai merah besar biasa juga naik menjadi Rp 25 ribu, dari sebelumnya hanya Rp 20 ribu per kilogramnya,” ujarnya.
Menurutnya, kenaikan harga terjadi karena kurangnya stok di pasar. Pasalnya, saat musim hujan jumlah produksi cabai menurun. “Faktor lainnya mungkin karena menjelang perayaan akhir tahun, seperti Natal dan Tahun Baru. Sehingga harga memang sudah mahal dari sananya,” jelasnya.
Tidak hanya cabai, harga bawang pada pekan kedua Desember ini juga mengalami kenaikan. Salah satu pedagang bumbu di Pasar Wage, Tursini mengatakan, harga bawang rata-rata naik antara Rp 4 ribu sampai Rp 5 ribu per kilogramnya.
Dia menjelaskan, saat ini harga bawang merah mencapai Rp 22 ribu sampai 23 ribu per kilogramnnya. Padahal pekan lalu harga bawang merah masih di kisaran Rp 18 ribu per kilogram. “Katanya stoknya minim. Naiknya sudah dari hari Minggu kemarin,” katanya.
Komoditas lain yang mengalami peningkatan harga antara lain gula pasir yang naik dari Rp 11 ribu menjadi Rp 12 ribu per kilogram. Sedangkan untuk daging ayam dan telur ayam ras, hingga pekan ini harganya masih relatif tinggi yaitu mencapai Rp 32 ribu dan Rp 21 ribu per kilogramnya.
Sementara harga beras masih cukup stabil. Padahal Pemkab Banyumas memprediksi adanya kenaikan harga beras hingga akhir tahun. Dari pantauan Radarmas, saat ini harga beras IR 64 premium masih Rp 10 ribu per kilogram, beras IR 64 medium Rp 9.400, beras cisadane Rp 9.200, dan beras rajalele Rp 13.200 per kilogram. Radarmas

Kasus Dugaan Pungli di Pasar Larangan

Setelah Dicopot, Kini Tony Ditahan

Setelah dicopot dari jabatannya sebagai Kabid Pasar dan PKL Disperindagkop, kini Tony Simamora harus mendekam di Rutan Banyumas. Kasus yang membuat Tony harus berurusan dengan hukum yakni dugaan pungutan liar di Pasar Larangan.

Tony dibawa ke Rutan Banyumas pada Selasa (8/12) kemarin, setelah menjalani pemeriksaan sekitar tiga jam lebih di Kejaksaan Negeri Banyumas. Tony terlihat tersenyum saat keluar dari Kejari menuju rutan, dengan didampingi pengacaranya Drs Khoerudin SH MH. Terlihat juga jaksa penyidik yang juga Kasi Intelejen Sihid Inugraha, Staf Pidana Khusus Achmad Aris Mugiandono SH dan Adnanto.

Saat dimintai komentarnya terkait penahanan yang dilakukan Kejari Banyumas, Tony hanya menjawab singkat. “Kita hormati saja,” kata Tony.

Kedatangan Tony ke Kejari Banyumas untuk memenuhi panggilan kedua. Pada panggilan pertama Rabu (2/12) lalu, Tony tidak datang dengan alasan sakit.

Tony datang ke kejaksaan sekitar pukul 09.00 dan bergegas menuju ruang pemeriksaan. Sekitar pukul 10.50 Tony dibawa ke Puskesmas Banyumas untuk dicek kesehatannya. Dan sekitar pukul 11.30, Tony kembali ke kejaksaan untuk menjalani BAP. Usai makan siang sekitar pukul 12.50, Tony dibawa ke Rutan Banyumas.

Di sela-sela pemeriksaan, pengacara Tony, Drs Khoerudin SH MH mengatakan ada 20 lebih pertanyaan yang diajukan penyidik. Dia tidak menjelaskan pertanyaan apa saja yang telah diajukan pada kliennya tersebut.

Sementara Kepala Kejaksaan Negeri Banyumas Dian Frits Nalle SH melalui jaksa penyidik yang juga Kasi Intelejen Sihid Inugraha SH didampingi Kasi Tindak Pidana Khusus Wahyu Satriyo SH mengatakan, tersangka berperan sebagai pelaku gratifikasi atau pemerasan dalam perkara tindak pidana korupsi dugaan pungutan tidak sah atau gratifikasi atau suap dalam pelaksanaan penempatan pedagang di Pasar Larangan, Kembaran dan penyelewengan dalam retribusi parkir.

Tony dikenakan primair pasal 12 huruf a. Subsidair pasal 12 huruf b, lebih subsidair, pasal 12 huruf c. Kedua pasal 12,13 ayat 1 huruf a atau ketiga pasal 11 UU NO 31 Tahun 1999 jo UU No 20/2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi.

Akibat perbuatannya, kerugian yang ditimbulkan diduga sekitar Rp 201.500.000. Namun menurut Sihid, Tony mengaku tidak menerima uang tersebut. “Tidak ngaku. Kita lihat saja nanti kalau sudah di Pengadilan Tinggi Semarang seperti apa,” katanya.

“Hitungan kerugian tersebut berasal dari uang yang sudah diserahkan pedagang atau yang diperintahkan olehnya,” sambungnya.

Sihid menuturkan, Tony akan ditahan 20 hari kedepan. “Akan ditahan sampai tanggal 27 Desember,” ujarnya. Penahanan dilakukan karena karena Tony dikhawatirkan akan melarikan diri, menghilangkan barang bukti, maupun mengulangi perbuatannya.

Untuk kasus pungli di Pasar Larangan, Kejadi Banyumas baru menetapkan satu tersangka yakni Tony Simamora. Saat ditanya adakan tersangka lain, Sihid enggan berkomentar. “Satu dulu. Nanti ada penuntutan dan baru dilimpahkan ke Pengadilan Tipikor Semarang,” tuturnya 
Radarmas

Alquran Terjemahan Bahasa Banyumas Diluncurkan, Bupati: Membanggakan!

Kementerian Agama meluncurkan Alquran dengan terjemahan Bahasa Banyumasan. Masyarakat Banyumas, Jawa Tengah, menyambut dengan gembira Alquran tersebut.

"Alhamdulillah, ini membanggakan sekaligus membahagiakan," kata Bupati Banyumas Achmad Husein dalam pesan singkatnya kepada detikcom, Kamis (3/11/2015).

Husein yang tengah menjalankan ibadah umroh ini mengaku sangat senang dengan peluncuran tersebut. Selain membuat eksistensi Bahasan Banyumasan makin diakui keberadaannya, tapi yang terpenting menjadikan dakwah semakin mudah dilakukan.

"Ini bisa digunakan para kiai di desa menyampaikan syiar Islam lebih mudah dimengerti," ujar Husein.

Meski satu rumpun dengan Bahasa Jawa, tetapi Bahasa Banyumasan memiliki ciri khas tersendiri. Bahasa ini dipakai di sepanjang aliran Sungai Serayu yaitu di seputaran Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Cilacap.

Alquran terjemahan ini diluncurkan oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di kantornya pagi tadi. Dia mengatakan dengan adanya terjemahan Alquran berbahasa daerah ini diharapkan masyarakat di daerah yang masih menggunakan bahasa daerah dapat memahami isi Alquran sama dengan yang lain, khususnya bagi mereka yang memang tidak menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari.
"Dengan adanya Alquran terjemahan ini, semoga isi Alquran dapat diamalkan oleh seluruh umat Islam tanpa terkecuali," ucap Lukman. detik.com

Senin, 07 Desember 2015

Naik Helikopter, Gubernur Ganjar Keliling Pantau Persiapan Pilkada Jateng


 Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan jajarannya melakukan pemantauan persiapan pelaksanaan Pilkada serentak. Ganjar memantau sejumlah wilayah dengan menggunakan helikopter.

Gubernur Ganjar berangk
at menggunakan Helikopter MI-17 V5 pada pukul 08.33 WIB, Selasa (8/12/2015) dari Lapangan Udara TNI AD, Ahmad Yani, Semarang. Lokasi pertama yang ditinjau yakni Kabupaten Purworejo.

Dalam rombongan, ikut serta Kapolda Jawa Tengah Irjen (Pol) Nur Ali, Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Jaswandi, Ketua DPRD Jawa Tengah Rukma Setyabudi, Kajati Jawa Tengah, Hartadi, Ketua KPU Jawa Tengah Joko Purnomo, dan Ketua Bawaslu Jawa Tengah Abhan Misbah.

Pilot Kapten CPM Berlia Adi Nata dan Lettu CPM Faris Arandi mengantarkan rombongan ke tiga lokasi yang akan dipantau persiapan pilkadanya hari ini, yakni Purworejo, Pekalongan, dan Blora.

"Sudah siap?" kata Ganjar kepada pilot sebelum masuk helikopter.

"Lapor, crew siap menerbangkan heli," jawab mereka.

Pilkada di Jawa Tengah digelar di 21 Kabupaten/Kota. Di Kabupaten Purworejo diikuti tiga paslon yaitu pertama Nurul Triwahyuni-Budi Sunaryo, kemudian Hamdan Azhari-Suhar, dan Agus Bastian-Yuli Hastuti.

Sedangkan Kabupaten Pekalongan diikuti dua pasangan yaitu Riswadi-Nurbalistik dan Asip kholbihi-Arini Harimurti. Di Kabupaten Blora diikuti pasangan Abu Nafi-Dasum, Djoko Nugroho-Arief Rohman, dan Kusnanto-Sutrisno.

"Tiga lokasi ini dipantau karena yang lain sudah," kata Ketua KPU Jateng, Joko Purnomo.
Detik.com

Minggu, 06 Desember 2015

Kisah-kisah sukses pengusaha Bisnis Rumahan yang Inspiratif

Berikut ini kisah-kisah sukses pebisnis yang memulai usahanya dirumah. Berlatar belakang yang unik dan bahkan pas-pasan namun dengan semangat juang yang tinggi dan tak kenal menyerah mampu merubah hidup mereka.

1. Ibu Kastinah, Seorang Buruh Mampu Menembus Omzet 300 juta/bulan

Ibu Kastinah adalah seorang buruh pabrik rempeyek yang berlokasi di desa Palemadu Bantul. Memiliki suami yang yang pekerjaannya serabutan namun terkadang juga menjadi tenaga penggali sumur. Dari bekal pengetahuan bekerja dipabrik inilah Ibu Kastinah nekat mendirikan usaha sendiri yang diawali dirumahnya. Karena semangat juangnya yang tinggi, akhirnya usaha yang beliau geluti berkembang semakin besar. Saat ini beliau memiliki 10 tempat penggorengan dengan puluhan karyawan yang membantu bisnisnya. Omzet yang didapat setiap bulannya mampu menembus abgka ratusan juta. Ibu Kastinah adalah salah satu contoh untuk kita, yang mana dengan latar belakang seorang buruh pabrik mampu memiliki usaha sendiri.

2. Habibi Afsyah, Sukses Bisnis Online Meski Fisik Tak Sempurna

kisah sukses jutawan pelaku usaha rumahan habibi afsyah
Mungkin sudah banyak yang mengenal salah satu pris inspiratif ini. Dia pernah dua kali muncul di acara televisi sepengetahuan saya, yang pertama pada acara talkshow yang disiarkan oleh Metro TV yakni Kick Andy. Lewat acara kick andy beliau banyak berbagi kisah-kisahnya yang inspiratif dan menggugah. Yang kedua muncul diacara D'Terong Show yang disiarkan oleh Indosiar.

Karena keterbatasan fisik, Habibi afsyah kecil sering diejek oleh teman-temannya. Meski pada awalnya beliau hampir merasa putus asa, namun cinta dan kasih ibunda tercintanya mampu membuat dia melewati masa-masa sulitnya. Kini dia menjalankan usaha rumahan yang bergerak dalam bidang publishing online yakni program PPC Google Adsense dan program affiliasinya Amazon.

3. Eka Lesmana, Bocah Lulusan SMP yang Jadi Jutawan

kisah sukses jutawan pelaku usaha rumahan eka lesmana
Awalnya saya tak pernah menyangka bahwa dari dunia bisnis online bisa membawa penghasilan yang cukup bahkan lumayan besar. Dan yang paling unik untuk menjalankan bisnis online kita tak membutuhkan ijazah yang tinggi ataupun pengalaman yang luas karena semua itu bisa dipelajari. Eka Lesmana adalah satu orang yang membuktikannya. Penasaran seperti apa Eka Lesmana ini akan blog PeluangUsahaSampingan99 ulas sedikit sebagai motivasi anda.
Eka Lesmana mungkin tak seberuntung anda, beliau kehilagan ibunya ketika masih duduk dibangku sekolah dasar, sedangkan ayahnya kemudian menikah lagi dan pergi entah kemana. Eka kemudian tinggal bersama dengan neneknya, karena keterbatasan dana dia hanya mampu bersekolah hingga SMP. Kemudian beliau menjadi seorang pengangon bebek.

Setelah itu beliau merantau untuk bekerja, sari peratauan inilah dia mulai kenal dengan orang-orang yang menekuni bisnis online. Eka lesmana kemudian nekat membeli laptop yang untuk mencoba toko online. Dari toko online yang dia kelola akhirnya dia mampu menjual barang dagangannya meski yang barang yang dijual tak laku setiap hari. Eka lesmana merasa kurang greget ditoko online dan kemudian dikenalkan Google Adsense oleh salah satu pembeli ditempatnya bekerja. Dari sinilah Eka lesmana memulai semuanya dengan semangat untuk belajar sekarang Eka lesmana mampu hasilkan puluhan hingga ratusan juta setiap bulannya.


4. Kisah Inspiratif Bob Sadino dan Filosofi Goblognya

kisah sukses jutawan pelaku usaha rumahan bob sadino
Untuk yang satu ini anda pasti tidak asing lagi. Seorang pebisnis yang tampil nyentrik dengan celana pendeknya. Bob Sadino tidak begitu saja langsung sukses seperti saat ini, dia telah mengalami banyak kegagalan, kerugian dan kesialan yang tak hanya sekali. Atas saran temannya untuk berternak ayam akhirnya dia mampu seperti sekarang.

Memulai sebuah bisnis atau usaha bukan hal yang mudah, perlu banyak pengorbanan yang harus dilakukan baik waktu dan tenaga. Salah satu quote bob sadino yang cukup fenomenal adalah :


"Dalam berbisnis, jangan terlalu memikirkan sukses. Kalau terlalu banyak memikirkan sukses, bekerja pasti dalam tekanan, tidak rileks sehingga hasil kerja tidak akan bagus. ’’Santai saja, hilangkan semua beban, ingat sandaran itu tadi, kemauan, komitmen, keberanian mengambil peluang, pantang menyerah dan selalu belajar pada yang lebih pintar serta selalu bersyukur."
Pesan-Pesan yang Dapat Kita Ambil dari Kisah-Kisah Inspiratif Mereka adalah :Jangan pernah menyerah dengan kegagalan kita karena kegagalan adalah salah satu pijakan untuk mencapai kesuksesan kita. Orang yang besar bukan berarti tak pernah gagal bahkan mereka lebih banyak gagalnya daripada kita yang membedakan hanyalah kekuatan mereka untuk bangkit dan pantang menyerahnya lebih besar dari kita.Berfikir dan membuat rencana itu penting, tapi terlalu lama berfikir akan membuat anda enggan untuk mulai bergerak. Akan lebih baik jika anda memiliki rencana sederhana namun mulai menjalankannya dan melengkapi kekurangannya daripada punya rencana yang sangat bagus namun tidak dilakukan.Usaha rumahan, usaha sampingan ataupun usaha yang bermodal kecil sekalipun juga dapat mengantarkan anda untuk sukses jika mau digeluti dengan serius. Percaya dengan kemampuan anda karena manusia tugasnya hanya mencoba dan berusaha, Tuhanlah yang mengatur hasilnya.
Semoga sedikit kisah-kisah sukses jutawan pelaku usaha rumahan yang inspiratif ini mampu menambah semangat kita untuk terus maju dan berkarya.

Wilayah Kumuh Grendeng Dibenahi Pusat Lewat Bantuan P2KKP

Pemkab Banyumas bisa bernafas sedikit lega. Ini setelah tujuh wilayah pemukiman kategori kumuh segera dibenahi dengan dana dari pusat. Rencananya proyek perbaikan itu dikerjakan akhir tahun 2015 ini.
Kabid Prasarana Wilayah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten, Dedy Noerhasan mengatakan, berdasar SK Bupati ada tujuh wilayah pemukiman kumuh yang akan ditangani pada akhir tahun 2015 sampai awal tahun 2016.


             Daerah-daerah tersebut ialah Desa Sokaraja Tengah (Sokaraja), Kelurahan Kranji (Purwokerto Timur), Kelurahan Mersi (Purwokerto Timur), Kelurahan Kober (Purwokerto Barat), Kelurahan Bancarkembar (Purwokerto Utara), Kelurahan Grendeng (Purwokerto Utara), dan Kelurahan Kedungwuluh (Purwokerto Barat).
“Kita tinggal menunggu tahapan penyusunan baseline di masing-masing desa/kelurahan melalui BKM. Yang akan menerima bantuan dan melakukan penanganan adalah masyarakat yang dikoordinir BKM,” katanya.
Dedy menjelaskan, Program Peningkatan Kualitas Kawasan Pemukiman (P2KKP) ialah lanjutan dari program PNPM. Menurutnya, meski PNPM sudah tidak ada, masyarakat yang terlibat di dalamnya sampai saat ini masih terus berkembang.
Penanganan pemukiman kumuh yang dilakukan nantinya akan dilakukan lebih fokus pada sarana infrastruktur seperti saluran drainase, sanitasi, hingga tata ruang bangunan.
Dijelaskan, untuk beberapa indikator yang masuk kategori kumuh, permasalahan drainase, sanitasi, dan pengelolaan sampah memang cukup mendominasi. “Untuk air bersih saat ini sudah cukup baik. Apalagi tahun depan saluran air PDAM yang berasal dari Sungai Serayu juga akan mulai beroperasi. Jadi, memang permasalahannya kebanyakan saluran air dan limbah,” jelasnya.

           Seperti diketahui, sebanyak 85 desa/kelurahan yang ada di wilayah perkotaan Purwokerto masuk dalam kategori kawasan kumuh.
Dedy mengatakan data tersebut berdasarkan hasil survei terhadap instrumen atau indikator kawasan pemukiman kumuh yang saat ini mencapai 8 item.
“Sebelumnya memang sudah ada pendataan terkait kawasan kumuh di wilayah perkotaan. Namun dengan tambahan instrumen tersebut, maka dilakukan survei lagi,” katanya.
Mengingat anggaran P2KKP baru dialokasikan pada akhir tahun ini, Dedy menjelaskan kemungkinan pencairannya juga akan terbagi menjadi dua tahap, yaitu 60 persen pada tahun 2015, dan 40 persen dialokasikan di 2016 mendatang.
Sementara, Dinas Cipta Karya Kebersihan dan Tata Ruang (DCKKTR) Kabupaten Banyumas i juga mengalokasikan anggaran untuk penanganan kawasan pemukiman kumuh di wilayah perkotaan. Penanganan yang dilakukan masih difokuskan pada perbaikan sanitasi, khususnya di kawasan-kawasan padat penduduk, seperti halnya di Kelurahan Kranji yang merupakan salah satu kawasan pemukiman kumuh di Purwokerto.
Kabid Perumahan dan Permukiman DCKKTR Banyumas, Wilopo menjelaskan kriteria kawasan kumuh, tidak melulu diidentikan dengan kawasan yang koto. Tingkat kepadatan penduduk juga menjadi salah satu faktor yang menjadikan kawasan tersebut kumuh.

            Untuk penanganan kawasan kumuh perkotaan Kabupaten Banyumas, lanjut Wilopo, pihaknya menargetkan selesai pada tahun 2019 mendatang

Piala Adipura Dikirab Di Purwokerto Timur

Piala adipura yang diterima oleh Bupati Banyumas Ir. H. Achmad Husein dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI beberpa waktu lalu sebagai penghargaan atas keberhasilannya dalam mewujudkan kota yang bersih, Senin (7/12) di kirab di Kecamatan di wilayah Purwokerto Timur.

Camat Purwokerto Timur Wahyu Agus Nur mengatakan, sesuai dengan hasil rapat yang dilaksanakan beberapa waktu yang lalu kirab di tingkat Kecamatan di Wiliayah eks Kotatip Purwokerto akan dimulai dari Kecamatan Purwokerto Timur dengan mengambil start dihalaman kantor Kecamatan dan akan menyusuri berbagai wilayah yang menjadi titik pantau penilaian Adipura

" Start dari halaman Kantor Kecamatan pukul 08.30 Wib kemudian menyusuri jalan Prof. Dr. Suparno ke utara masuk ke perumahan Graha Safira Arcainangun, ke Bank Sampah di Kelurahan Arcawinangun, Jalan Balai Desa Arcawinangun, Jl Nyi Meleng Mersi, ke Lokasi Bank sampah Jl PKK Mersi, masuk jalan Adipati Mersi, Jl Jend Soedirman, Jalan Masjid, Jalan A. Yani, Jl Dr. angka, Jl Kesatrian, ke Bank sampah di Kelurahan Sokanegara,, Jalan Gatot Subroto, Jl Martadireja, Jl. dr. Suparno dan masuk ke halaman Kecamatan Purwokerto Timur" Jelasnya.

Wahyu juga menjelaskan kirab diikuti oleh berbagai unsur dari Pemerintah Kecamatan, Para Lurah dan TP PKK Kelurahan, lembaga di Tingkat Keluraha, Relawan Adipura di Kecamatan dan berbagai komponen masyarakat \" kurang lebih ada 125 orang yang terlibat dalam kirab ini dan semuanya menggunakan mobil dengan urutan paling depan adalah mobil patwal polsek Purwokerto Timur, dibelakanggnya mobil publikasi Dinhubkominfo, dibelakangnya mobil hias yang membawa piala adipura oleh siswa, dibelakannya para lurah dan Lembaga kelurahan dan TP PKK Kelurahan, relawan Adipura dan berbagai komponen masyarakat lainnya\" tambahnya

Terpisah Asekbang dan Kesra Setda Kabupaten Banyumas Ir. Didi Rudwianto mengatakan, maksud dan tujuan dilaksanakan kirab di tingkat Kecamatan adalah sebagai ungkapan terima kasih kepada seluruh masyarakat yang telah berjuang sehingga adipura dapat dipertahankan.

\"sesuai petunjuk pak Bupati, Piala adipura dikirab dimasing-masing kecamatan di eks kotatip Purwokerto sebagai wujud ucapan terima kasih atas perannya dalam mewujudkan Purwokerto yang bersih sehingga mampu mempertahankan adipura untuk yang kedua kalinya” jelasnya

Didi juga menjelaskan, setelah Kecamatan Purwokerto Timur akan dilanjutkan di Kecamatan Purwokerto Selatan, Purwokerto Barat dan Purwokerto Utara terakhir dikirab tingkat Kabupaten.

“Hari ini senin tanggal 7 Desember 2015 di Kecamatan Purwokerto Timur, Kemudian Kecamatan Purwokerto Selatan pada tanggal 8 Desember, Kecamatan Purwokerto Barat 9 Desember dan terakhir di Kecamatan Purwokerto utara tanggal 10 Desember 2015 setelah itu baru akan dikirab di tingkat Kabupaten.” Jelasnya.

Didi juga menambahkan untuk kirab tingkat Kabupaten direncanakan akan dilaksanakan pada tanggal 17 Desember 2015 “ untuk kirab tingkat Kabupaten kalau tidak ada perubahan akan dilaksanakan pada tanggal 17 Desember 2015 dengan start di Pendopo Wakil Bupati Banyumas menyusuri jalan Jenderal Soedirman dan finsih di Pendopo Si Panji Kabupaten Banyumas” imbuhnya.

Terkait peserta kirab tingkat Kabupaten, Didi Menjelaskan, Kirab akan melibatkan para petugas Kebersihan, Tim Adipura Tingkat Kabuapten, PKK Kabupaten, dan para relawan kebersihan tingkat Kabupaten. “kirab akan direncanakan akan dilepas oleh Wakil Bupati Banyumas di halaman pendopo Wakil Bupati dengan Rangkaian paling depan mobil patwal polisi, mobil publikasi dari Dishubkominfo, Pila Adipura diatas mobil hias yang dipegang oleh kakang mbekayu Banyumas 2015, Kenthongan, Pasukan kuning kebersihan, pasukan kebersihan yang membawa gerobag, kelompok PKK, Tim Adipura Kabupaten dan kendaraan yang mendukung teciptanya kebersihan kota Purwokerto” katanya

Didi juga menambahkan usai kirab adipura tingkat Kabupaten akan dilaksanakan sukuran dengan makan tumpeng bersama dengan Bupati, Wakil Bupati, DPRD dan para Kepala SKPD di Banyumas” setelah sampai di halaman pendopo pila Adipura akan diserahkan oleh Petugas Kebersihan teladan kepada bupati kemudian disemayamkan di Pendopo Si Panji dan setelah itu semua peserta kirab ditambah dengan pimpinan Forkompinda, Pimpinan dan anggota DPRD, Pimpinan Dinas/Lemtekda, Camat dan Ketua TP PKK Kecamatan, Lurah se eks kotaip Purwokerto akan melakukan tasakuran bersama di Pendopo Si Panji dengan makan tumpeng bersama” katanya pula.

Didi berharap dengan berbagai rangkaian penyambutan piala adipura di Banyumas akan memotivasi masyarakat untuk lebih giat dalam mewujudkan Purwokerto kota yang bersih sehingga kedepan Adipura dapat diraih kembali.

Rabu, 02 Desember 2015

Petugas Robohkan 52 Kios di Sekitar RSUD Banyumas


Pedagang yang mendirikan kios di sepanjang jalan menuju RSUD Banyumas, hanya bisa pasrah. Mereka hanya bisa terdiam, saat puluhan petugas gabungan dari Satpol PP dan Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (SDABM) Kabupaten Banyumas dengan alat berat berupa begu merobohkan kios-kios mereka, Rabu (2/12).

''Ya mau bagaimana lagi? Melawan juga tidak mungkin,'' kata Riyanto (45), salah seorang pemilik kios.

Secara keseluruhan, ada 52 kios yang dibongkar oleh petugas. Ada kios yang terbuat dari bangunan semi permanen maupun yang hanya terbuat dari papan. Kios-kios tersebut berdiri berjajar di kedua sisi jalan sepanjang sekitar 100 meter dari halaman RSUD Banyumas.

Riyanto mengaku, seluruh pedagang yang terdiri dari pedagang kelontong, makanan hingga buah-buahan, memang tidak memiliki izin untuk mendirikan bangunan di tempat itu. Namun dia mengaku, banyak pedagang sudah menempati tempat itu dalam waktu yang cukup lama. ''Bahkan ada yang sudah mendirikan kios disini sejak 17 tahun lalu,'' katanya.

Kepala Satpol PP Banyumas, Srie Yono, mengatakan pembongkaran paksa terpaksa dilakukan Pemkab Banyumas karena bangunan kios-kios tersebut melanggar ketentuan bediri di atas saluran air. Bahkan pelanggaran tersebut, sudah berlangsung selama lebih dari lima tahun. ''Pendirian bangunan ini menyebabkan aliran air tidak lancar, sehingga saat musim hujan komplek RSUD sering seringkali mengalami banjir,'' katanya

Minggu, 29 November 2015

Angin kencang landa Purwokerto, tiang listrik bertumbangan


Angin kencang yang melanda sebelah barat Purwokerto Jawa Tengah menyebabkan satu atap bengkel ambruk di Desa Tamansari Kecamatan Karanglewas. Selain itu, tiga tiang listrik dan satu tiang telepon di Jalan Karanglewas Lor, Purwokerto Barat juga roboh, Minggu (29/11) sore.

Dari informasi yang dihimpun, angin besar terjadi sekitar pukul 14.00 WIB di bagian barat Purwokerto. Menurut salah satu pekerja di bengkel yang berada di Desa Tamansari, Turipah saat kejadian tidak ada pekerja di dalam bengkel tersebut. "Sebelum atapnya roboh, pekerja sudah menghentikan aktivitasnya, jadi tidak ada pekerja yang menjadi korban," katanya, Minggu (29/11).

Sementara itu, angin kencang yang melanda Purwokerto Barat menyebabkan tiga tiang listrik dan satu tiang telepon tumbang. Akibatnya Jalan Karanglewas Lor menuju Desa Kediri Karanglewas ditutup untuk sementara waktu lantaran tiang listrik tersangkut kabel yang berada di seberangnya.

Menurut warga sekitar, tiang listrik penyebab robohnya diduga karena tidak kuat menopang beban. Selain itu, di sekitar lokasi sedang dilakukan penggalian tanah untuk pembuatan gorong-gorong.

Pemilik warung yang berada di dekat lokasi, Edi (40), mengatakan saat kejadian tiba-tiba terdengar suara benturan keras seperti pohon tumbang. Kemudian, ia berlari keluar warung dan melihat jalan. "Tidak ada kendaraan yang sedang melintas, karena pada saat itu hujan sangat deras. Warga juga tidak banyak yang tahu, hanya di sekitar sini saja. Baru setelah hujan reda warga berhamburan keluar," jelasnya.

Setelah hujan reda, warga kemudian berinisiatif menutup jalan dari arah utara dan selatan agar tidak ada kendaraan yang melintas. Hingga sore, sejumlah petugas terlihat masih melakukan penanganan untuk mengangkat tiang listrik tersebut.

Selasa, 24 November 2015

Di Grendeng arena sabung ayam digerebek

Puluhan Ayam Aduan Diamankan

GRENDENG, Petugas Polsek Purwokerto Utara menggerebek lokasi perjudian sabung ayam di Kelurahan Grendeng RT 04 RW 05, Kecamatan Purwokerto Utara, Minggu (22/11) lalu.
Saat digerebek, lokasi judi sabung ayam yang berada di tengah-tengah pemukiman itu dipenuhi puluhan pejudi. 

Anggota Unit Reskrim Polsek Purwokerto Utara yang tiba di lokasi perjudian, awalnya melakukan penyelidikan dengan melakukan penyamaran setelah mendapatkan informasi dari masyarakat.
Para pejudi tidak menyadari kehadiran petugas. Namun karena jumlah yang tidak sebanding, akhirnya saat dilakukan penggerebekan, para pejudi itu berhasil meloloskan diri tanpa membawa kendaraan atau ayam-ayam mereka.
Dalam penggerebekan yang dipimpin Kanit Reskrim Polsek Purwokerto Utara, Iptu Tarjono Sapto Nugroho, polisi berhasil mengamankan 9 unit sepeda motor milik pejudi. Kendaraan roda dua tersebut, ditinggalkan para pejudi yang lari ke berbagai penjuru.

“Awalnya kami melakukan penyelidikan, setelah dipastikan terjadi perjudian sabung ayam, kami berusaha melakukan penggerebekan. NAmun mereka langsung berusaha kabur. Kami juga sempat melepaskan tembakan peringatan ke udara sesuai prosedur,” ujarnya.
Meski tidak berhasil mengamankan para pelaku judi sabung ayam yang melarikan diri, namun sepeda motor beserta peralatan judi yang ditinggalkan di lokasi aduan itu tetap diamankan ke Mapolsek Purwokerto Utara.
“Selain mengamankan 9 unit sepeda motor yang ditinggalkan lari para pelaku judi sabung ayam, kami juga berhasil mengamankan 20 ekor ayam, dan 1 set ring tarung ayam yg terbuat dari karpet. Selanjutnya barang bukti tersebut diamankan di Polsek Purwokerto Utara untuk diusut sesuai hukum yang berlaku,” jelas Tarjono.

Dia menegaskan, saat ini pihaknnya masih terus melakukan pengejaran kepada pelaku yang berhasil melarikan diri. Pihaknya akan berupaya semaksimal mungkin menekan segala bentuk perjudian yang meresahkan masyarakat. Berbagai upaya untuk menciptakan situasi yang aman dan tertib akan terus dilakukan untuk memberikan kenyamanan terhadap masyarakat.
“Untuk selanjutnya, jika memang ada yang hendak mengambil sepeda motor kami akan periksa terlebih dahulu apa statusnya. apa hannya pemilik motor, atau pelaku judi tersebut,” pungkasnya.

Dinkes Tanggung Biaya Perawatan Siswa Salah Imunisasi

Dinas Kesehatan Pemkab Banyumas menyatakan, siap membantu menanggung biaya perawatan Soultan Danu Albar (8), siswa kelas 2 SD Kranji Kecamatan Purwokerto Timur, yang mengalami sakit parah setelah menerima imunisasi jenis Tektoid Tetanus (TT), Rabu pekan lalu di sekolahnya. Sejak Sabtu lalu hingga Selasa (24/11), siswa tersebut masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Islam Purwokerto.

Pelaksana Tugas (PLt) Kepala Dinas Kesehatan Sadiyanto mengatakan, pihaknya sudah minta kepada keluarga tidak perlu memikirkan biaya perawatan selama di rumah sakit. Menurutnya, secara ketentuan memang tidak ada istilah biaya ditanggung dinasnya, Tindakan yang dilakukan dinas kesehatan sebagai bentuk perhatian kepada keluarga. “Masalah biaya tidak perlu dipikirkan. Yang penting ditangani supaya cepat sehat. Ini saya sampaikan saat ketemu langsung kepada kedua orang tuanya di rumah sakit,” katanya.

Terkait hasil pemeriksaan sementara tim dinkes, kata dia, hasilnya baru bisa diketahui tiga hari. Hasil pemeriksaan dan pemantauan sudah dilaporkan Komda Jateng Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). Kemungkinan si pasien terkena Stevens Johnson Syndrome, dia mengatakan, bisa saja mengarah ke sana. Namun sesuai kode etik, pihaknya tidak bisa mempublikasikan hasil diagnosa penyakit si pasien.

Orang tua pasien, Robi Sofian mengapresiasi niatan pihak dinkes melakukan pengecekan dan menegok ke rumah sakit. Termasuk berkomitmen tetap membantu biaya pengobatan karena runtutan kejadian tersebut setelah anaknya menerima imunisasi di sekolah. “BPJS kesehatan saya ada, tapi kalau pihak dinkes mau bertanggungjawab, dari keluarga menerima dengan baik. Mereka minta pihak keluarga tidak perlu mikirkan biaya,” katanya.

Sementara hasil diagnosa pihak RSI, dokter spesialis anak menyebutkan, untuk bintik-bintik yang ada di badan jenisnya cacar kering. Sedangkan untuk mata, katanya terjadi peradangan mata. Sedangkan kondisi mulut hidung dan sesak napas tidak ada kaitannya dengan cacar. “Sementara tim medis RSI mengindikasikan mengarah seperti terkena Stevens Johnson Syndrome (SJS) atau alergi obat, cirinya mulut, hidung dan mata mengalami luka, taoi kata dokter tidak separah ini. Dokter sejauh ini masih melakukan observasi sampai sekarang,” ujarnya.

suaramerdeka.com

BRT Rute Purwokerto-Purbalingga Diusulkan 25 Titik Pemberhentian

PURWOKERTO – Rute Bus Rapid Transit (BRT) Purwokerto-Purbalingga sudah masuk dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Tengah. Terkait hal itu, Pemkab Banyumas akan berkoordinasi kembali dengan pihak pemerintah provinsi, khususnya untuk upaya dan usulan pembangunan halte yang rencananya mulai digarap 2016.
Kabid Prasarana Wilayah Bappeda Kabupaten Banyumas Dedy Noerhasan menjelaskan, sudah ada sosialisasi dan kajian dari Dishubkominfo Jawa Tengah. Saat ini Pemkab Banyumas berencana mengusulkan alokasi anggaran pembangunan halte ke pemerintah provinsi.
“Kalau ingin direalisasikan, paling tidak harus ada dulu sarana dan prasarananya. Seperti halte, baik lokasi dan jumlahnya sehingga bisa dihitung anggaran yang dibutuhkan,” katanya.
Sebelumnya, Kabid Angkutan Jalan Dishubkominfo Provinsi Jawa Tengah Untung Sirinanto menjelaskan, pihaknya sangat berharap dukungan pemerintah daerah untuk merealisasikan program tersebut. Seperti infrastruktur jalan serta penyediaan tata ruang untuk sarana pendukung seperti tempat pemberhentian (halte).
Dari perencanaan, ada sekitar 25 titik pemberhentian BRT yang diusulkan, yaitu 11 titik di Banyumas dan 14 titik di Purbalingga. Rute BRT yang digunakan yaitu Terminal Bus Bulupitu (Purwokerto) sampai Terminal Bukateja (Purbalingga).
“Itu untuk rute Purwokerto-Purbalingga, kalau rute Purbalingga-Purwokerto setidaknya ada 31 titik pemberhentian,” katanya.
Dijelaskan, untuk jarak trayek berbeda. Hal itu disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Untuk rute dalam kota, BRT tetap akan didukung kendaraan umum lainnya sebagai feeder.
“Kita juga melakukan survei lokasi mana saja yang dituju masyarakat dari Purbalingga yang menuju Purwokerto dan sebaliknya. Sehingga kalau dari Purbalingga, sebelum masuk ke Terminal Bulupitu nantinya akan berputar dulu di wilayah perkotaannya,” katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan, jika berbicara target pembangunan, seharusnya pengembangan sarana dan prasarana BRT sudah bisa dimulai tahun 2016. Sehingga disamping anggaran dari Pemprov Jateng, diharapkan juga ada dukungan dari pemerintah daerah masing-masing.
Dikatakan, BRT lebih difungsikan sebagai sarana transportasi antar daerah, khususnya daerah yang memiliki faktor geografi yang berdekatan. Hal itu dimaksudkan untuk mengurangi jumlah kendaraan pribadi, baik roda dua maupun roda empat.
“Banyaknya kendaraan roda dua yang melintas antara Purwokerto-Purbalingga menjadi salah satu latar belakang pengembangan transportasi masal di wilayah ini,” ujarnya.

JALAN SEHAT PEMUDA PANCASILA GRENDENG

Narsiah, janda berumur 70 tahun dari RT 1 RW1
Kelurahan Grendeng, Purwokerto Utara terlihat kaget saat nomor undian dalam kupon jalan sehatnya disebut oleh panitia Jalan Sehat Pemuda Pancasila, Minggu (22/11) lalu.

Sampai ia didekati seorang panitia yang menjelaskan bahwa dirinya memenagi grand prize, satu unit Yamaha Mio M3, dia masih tak percaya. Panitia pun harus memberinya penjelasan, yakni bahwa Narsiah memenangkan hadiah utama jalan sehat tersebut.

Setelah sadar dan mengerti apa yang terjadi, air matanya pun terurai, tak sepatah kata pun keluar dari mulutnya.
Sambil sesekali mengusap air mata di pipinya, ia berjalan ke arah panggung yang berada di tengah lapangan Grendeng. Sorak sorai penonton dan peserta jalan sehat mengiringi langkah perempuan tua tersebut.

“Sampai di panggung, Bu Narsiah itu masih nangis. Wong pas kita kasih hadiah aja mukanya malah bingung,” kata Bambang Setiabudhi, ketua panitia gerak jalan tersebut seraya mengatakan, apa yang terjadi kemarin adalah contoh nyata bahwa tuhan bekerja dengan cara yang luar biasa.

Ia menceritakan, Narsiah merupakan orang yang sangat beruntung. Hanya dengan membeli satu tiket undian dengan uang recehan, ia bisa membawa pulang motor yang harganya belasan juta. “Dia orang nggak punya, beli tiket saja pake duit receh lima ratusan. Tapi, yang namanya rejeki emang nggak bakal lari,” kata dia.

Menurutnya, kemenangan Narsiah dalam agenda Jalan Sehat PP tersebut merupakan hal yang membuat panitia merasa sangat puas. Paling tidak, hadiah utama gelaran tersebut jatuh di tangan orang yang menurut mereka sangat layak menerimanya.

“Saya pribadi bangga lihat bu Narsiah yang menang. Sepertinya, hadiah yang kami siapkan itu tepat sasaran,” ujar dia.

Saat membawa pulang hadiah kemarin, Narsiah juga tak diharuskan membayar pajak hadiah di waktu yang sama. Seorang tetangganya mau memberikan jaminan.

“Kabarnya, nanti itu motor buat usaha sama anaknya bu Narsiah. Nanti dia yang mbayar pajak hadiahnya,” kata dia.

Pria yang akrab disapa Dodi Grendeng ini mengatakan, secara pribadi dan mewakili organisasi, dirinya puas dengan lancarnya agenda tersebut.

“Saya puas, acaranya sukses, 3000 peserta juga tidak ada yang komplain,” ujar dia.(Topan Pramukti)
satelitnews.co